Oleh: Firdaus Muhammad
Pembina Pesantren An-Nahdlah dan Dosen UIN Alauddin Makassar
Apel akbar bertemakan apel kebangsaan yang digelar GP Ansor Sulsel, Kamis (23/3/2017), menobatkan Anregurutta Haji (AGH) As-Syekh Sayyid Habib A Rahim Assegaf Puang Makka (1960-sekarang) sebagai tokoh Nadhlatul Ulama (NU) yang turut membesarkan Ansor termasuk banser.
Acara yang berskala nasional dihadiri ribuan warga Ansor se-Indonesia serta sejumlah ulama seperti anregurutta Dr KH Sanusi Baco Lc.
Puang Makka merupakan ulama yang fokus membina tarekat. Lahir di Makassar, 14 September 1960.
Sejak kecil dikirim ayahnya nyantri selama 6 tahun (1975-1982) di Pesantren Tebuireng Jombang yang didirikan KH Hasyim Asy'ari.
Beliau kemudian mendalami tasawuf dengan berguru langsung pada Habib Lutfi bin Yahya di Pekalongan selama 20 tahun.
Menempuh pendidikan formal di Makassar, Perguruan Islam Balang-Balang. Kemudian di SMA 3 hingga meraih gelar sarjana di Sospol Unhas.
Beliau mendapat amanah sebagai Mursyid Jam'iatul Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassary yang diwarisi dari ayahnya bernama AGH As-Syekh Sayyid Jamaluddin Assegaf Puang Ramma dan tercatat sebagai mursyid ke-11 dari Syekh Yusuf.
Jumlah jama'ah yang telah dibai'at mencapai 17.621. Pengajian rutin setiap malam Jum'at digelar di kediamannya, Jalan Baji Bicara No 7, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Secara geneologis merupakan keturunan nabi. Untuk mengetahui turunan seseorang, selain menyebut nama ayah maka lebih jelas lagi bila tambahkan nama marga atau fam turunan ayah ke atas.
Fam-nya Assegaf sebagai leluhur induk dari banyak keluarga Alawiyin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladawilah (generasi ke-22 dari Nabi saw) yang menurunkan ulama-ulama sufi besar bertaraf waliyullah dengan kharisma dan memiliki spiritual power luar biasa.
Dalam kesaksian Mahmud Sayuti, Puang Makka setiap malam tidurnya hanya cukup 2 jam.
Kegiatan diisi tauziyah dan shalat lalil hingga shalat shubuh. Pagi hari rutin mengantar anaknya ke sekolah.
Setelah itu dilanjutkan berzikir sedikitnya 3 jam hingga menjemput anaknya pulang sekolah serta istrinya, A Hasriani Abdullah Assegaf, karyawan tetap PT Hadji Kalla.
Puang Makka dikenal sebagai ulama yang tegas, istiqamah, mursyid tarekat serta memiliki jaringan yang luas.
Kharisma sebagai ulama yang memiliki banyak jamaah acapkali dikunjungi banyak kalangan, tidak terkecuali politisi yang datang minta restu sekaligus doa.
Sehari-hari beliau membina pengajian tarekat. Nasihat-nasihatnya senantiasa menyejukkan dengan tema-tema sufistik.
Sejumlah jamaah merasakan ketenangan batin dengan bergabung dalam tarekat yang dibina beliau.
Istiqamah mengajarkan nilai-nilai zuhud, qana'ah serta memaksimalkan ibadah sunat untuk kesempurnaan ibadah wajib.
Keteladanan beliau tercermin dari sikapnya yang terbuka, tetapi paling sering memberi nasehat ihwal kecintaan pada ilmu dan ulama serta perbaikan moral.
Sosok sebagai ulama sufi menjadi figur yang sangat dirindukan di tengah kegaduhan kehidupan duniawi. (*)
Tulisan di atas telah dipublikasikan dengan judul KH Rahim Puang Makka di Rubrik Literasi Ulama halaman Opini Tribun Timur edisi cetak Jumat, 24 Maret 2017