Laporan Wartawan Tribun Timur Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Juru Bicara Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Husain Abdullah, menyatakan, peluang Indonesia dalam menghadapi kompetisi global sangat positif apabila rakyat betul-betul mempersiapkan diri dengan baik. Khususnya kualitas sumber daya manusia (SDM).
Hal tersebut dikatakan Uceng sapaan akrab Husain Abdullah saat menjadi salah satu narasuber diskusi publik dengan tema "Resolusi 2017: Ancaman dan tantangan Indonesia dalam persaingan global, Rabu (25/1/2017) kemarin.
Selain Uceng, narasuber yang tampil adalah AM Azhar Aljurida (Direktur Riset Fort Rotherdam Institute), dan Syamsir Rahim (Plt Wakil Rektor III Unismuh Makassar). Diskusi tersebut diprakarsai oleh Episantrum Institut.
"Kita harus siap hadapi persaingan global. Generasi muda harus berani mengambil peran vital dalam kompetisi ini. Saya siap membina generasi muda untuk menghasilkan karya-karya bermanfaat bagi negeri ini," kata Uceng, Rabu (25/1/2017).
Direktur Riset Fort Rotherdam Institute, AM Azhar Aljurida menjelaskan, penjajahan oleh Negara-negara imperialis dimasa lalu didasari oleh factor sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang tidak mereka miliki.
Sehingga, jangan sampai dimasa yang akan datang hal ini akan terulang hanya karena ketidak mampuan kita membaca tanda-tanda yang memungkinkan bangsa ini mengalami kehancuran.
"Rakyat Indonesia harus memiliki loncatan berpikir jauh kedepan sehingga dapat memprediksi efek dari pada terintegrasinya dunia tanpa batas yang disebut dengan globalisasi," kata Ashar.
"Bangsa ini berpotensi dijajah kembali apabila manusianya malas berpikir dan kalau pun berpikir tidak jauh kedepan," tambah Ashar.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir belum menujukkan keberanian bersikap yang mengtungkan Indonesia dalam perpolitikan internasional.
"Kita bahkan masih pasif dan cenderung dipengaruhi. Kita belum banyak mempengaruhi dinamika perpolitikan internasional," jelasnya.
Sementara Plt Wakil Rektor III Unismuh Makassar Syamsir Rahim menyatakan jika ada begitu banyak problem yang dihadapi bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
Meski demikian, Syamsir meminta rakyat Indonesia tidak boleh pesisimis dan harus memanfaatkan potensi yang dimiliki rakyat.
"Misalnya orang-orang kampus karena keilmuannya harus mendalami masalah lalu menemukan solusinya, pemerintah pun harus mengeksplorasi apa-apa saja daya saing yang dimiliki bangsa ini agar dapat menguntungkan Indonesia di masa akan datang," tegas Syamsir.
Direktur Episentrum Institute, Saenal Zulkarnaen, mengaku sengaja mengundang ke tiga narasumber yang sangat relevan dan memiliki kapabilitas untuk membedah prospek globalisasi bagi Indonesia di tahun 2017. Dia pun menilai topik diskudi ini penting untuk melihat posisi Indonesia dimasa yang akan datang,
"Trimakasih atas kehadiran narasumber. Topik sengaja kami pilih yang lebih umum agar tiga narasumber lebih fleksibel dalam membedah problem ini dari berbagai sudut perspektif," kata Saenal.(*)