Rafika Tewas Dibunuh

Tiap Malam, Begini Dekatnya Tempat Tidur Rafika dengan Satpam Pembunuhnya

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saleh (kanan), personel satuan pengamanan kompleks perumahan Yusuf Bauty Garden, Jl Yusuf Bauty, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi tersangka kasus pembunuhan Rafika Hasanuddin (21). Dia mengaku nekat menghabisi nyawa gadis calon apoteker itu karena ingin mencuri phablet merek Himax M1 Y13 sehrga Rp 1,5 jutaan milik korban. Rafika ditemukan tewas di rumahnya di perumahan Yusuf Bauty Garden, Senin (16/1/2017), malam. Pertama kali dilaporkan tersangka.

MAKASSA, TRIBUN-TIMUR.COM - Pembunuh Rafika Hasanuddin (22) akhirnya ketahuan, Kamis (19/1/2017) sore.

Seperti dugaan polisi selama ini, pelaku adalah orang dekat.

Ternyata Ika, sapaan putri tokoh asal Luwu ini, dibunuh oleh orang dekat.

Bukan dekat di dunia maya, tapi dekat di “darat”.

Saleh (38), petugas satuan pengamanan kompleks perumahan Yusuf Bauty Garden, Manggarupi, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ditetapkan tersangka utama.

Empat tahun Ika hidup dekat dengan Saleh.

Rumah yang ditinggali Ika selama empat tahun, blok A/5, semasa kuliah pada Jurusan Farmasi Universitas Indonesia Timur (UIT), beserta kamar tidurnya, persis di samping pos satpam, tempat Saleh tidur setiap malam.

Hanya dibatasi dinding.

Dua benda dijadikan dasar penyidik, pisau dapur bergagan warna pink (merah muda) dan puntung rokok.

Pisau pink itu diduga digunakan Saleh menggorok leher Ika.

Sedangkan puntung rokok itu dibuang Saleh di dekat dapur.

Curi Handphone

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan, motif pelaku awalnya hanya mencuri handphone korban namum karena ketahuan, tersangka lalu menghabisi nyawa korban dengan pisau.

Pelaku nekat membunuh Ika karena tidak mau “rencana mencurinya” itu ketahuan oleh warga kompleks.

Makanya, begitu dia kepergok oleh Ika, Saleh langsung mengambil sebuah pisau Pink yang berada didalam kamar korban lalu menikam korban dari leher kanan.

"Jadi awalnya mencuri hondphone tapi ditahu korban dan korban sempat lawan pelaku dan pelaku langsung menahan kepala korban dan membentur kepala korban ke dinding," kata Dicky.

Setelah itu, korban yang sudah dalam tergeletak di lantai kamar, tersangka pun meraih pisau itu dan menusuk ke leher korban disebelah kanan hingga tembus dan pelaku menarik pisau ke arah kiri.

Dicky menyebutkan, tersangka berusaha mengaburkan barang bukti dan menarik korban ke depan kamar mandi dan tutup wajahnya dengan kain sarung, setelah itu Saleh termenung di kamar yang lain.

"Pelaku akui setelah membunuh sempat termenung di kamar lain, setelah itu dia mengambil obeng dan bercak darahnya ada di sana. Ia takut dan pergi mencuci pisau dan obeng itu," katanya.

Satpam Termenung

Kejadiannya sekitar pukul 23.00 wita. Saat itu, Ika baru pulang ke rumah.

"Jadi sekira pukul 23.00 wita, korban pulang. Ternyata pelaku mengikuti korban sampai masuk ke dalam rumah," ujarnya.

Ika langsung masuk ke ruang tengah lalu meletakkan handphone di meja tanpa menutup pintu terlebih dahulu. Karena pintu terbuka, Saleh leluasa mengendap masuk dan mengambil telepon selular di meja kemudian keluar.

Saat itu, Ika sedang ganji baju dan kaget melihat Saleh.

"Korban ini mau ganti baju. Tapi tiba-tiba pergoki si Saleh mau ambil handphone yang disimpan di meja, korban ini kejar. Karena ketahuan dia hantamkan kepala pelaku ke tembok, setelah pingsan dia pukul lagi. Baru dia ambil pisau tusuk lehernya dan gorok, " jelas Kombes Dicky.

Setelah tewas, Saleh sempat merenung dikamar korban sambil merokok.

Dia lalu mencuci pisau yang digunakan membunuh dan membuangnya ke atas jendela belakang kamar korban.

Beserta obeng yang sebelumnya mau dia ambil namun karena ada darah akhirnya ikut dibuang bersama pisau.

Dia juga lalu menutup jasad korban dengan sarung, kemudian keluar melalui pintu depan.

Saleh sempat menurunkan sakral lampu yang ada disamping. Lalu kembali ke pos melalui samping rumah yang langsung menyamping dengan posnya.

Hana-Hem Temukan Jejak Pelaku

“Awalnya tersangka kita periksa sebagai saksi. Dia adalah securtiy perumahan yang pertama kali menemukan mayat korban.

Setelah dilakukan pendalaman beberapa hari, semua bukti mengarah kepada saksi ini. Barang bukti yang disita, seperti badik, puntung rokok itu milik Saleh. Yang jelas Saleh tersangka,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani, tadi malam.

Indikasi ke Saleh menguat pada olah TKP ke-empat, Kamis (19/1) dini hari, setelah badik berdarah dan parang gagal membuktikan keterlibatan satpam.

Dalam olah TKP ke-4 itu, polisi melibatkan dua ekor anjing pelacak, Hana dan Hem.

Dua ekor anjing ini selalu mendekati Saleh.

Kepala Unit (Kanit) Resmob Polda Sulsel, Kompol Mochammad Yunus Saputra, yang ditemui Tribun di TKP, Kamis (19/1) dini hari, mengatakan, analisis polisi cocok dengan endusan Hana dan Hem.

"Jadi sesuai dengan analisa polisi di TKP dengan hasil dari kerja anjing pelacak, jika korban ini ditarik dari kamarnya di belakang ke depan kamar mandi. Di situ korban di eksekusi," kata Kompol Yunus.

Setelah mengekseskusi, pelaku kemudian keluar melalui pintu depan namun sebelum itu dia sempat mengintip melalui jendela untuk mengamati kondisi di luar terlihat dari jejak kaki pelaku yang mengarah ke jendela.

"Saat keluar pelaku ini sempat mematikan saklar lampu yang ada disamping rumah," ujar Yunus.
Hana dan Tem itu memang lama berputar-putar di sekitaran depan rumah. Juga samping rumah dekat got yang berdampingan langsung dengan pos satpam.

Hana dan Tem mengarah ke rumah kosong yang ada di ujung jejeran rumah korban.

Tem juga sempat masuk bersama pawang anjing unit K9 Polda Sulsel itu ke dalam rumah yang diketahui menjadi tempat jemuran pakaian security perumahan, Saleh. Dan menelusuri sampai belakang rumah.

Tem sempat lama mengendus tumpukan rumput depan rumah kosong itu, namun setelah dicek, tidak ditemukan apa-apa.

Menurut Yunus, waktu kejadian pembunuhan itu diduga terjadi Minggu (15/1/2017) antara pukul 01.00 wita-02.00 wita.

Inilah, kata Yunus, membuat kurang maksimal hasil anjing pelacak. Sebab jenjang waktu pembunuhan dengan diturunkannya anjing sudah lama. "Dan juga waktu kejadian kan hujan jadi pengaruh yang bisa menghilangkan jejak," katanya.

Menurutnya, Hana dan Hem dilibatkan untuk mengendus jejak langkah kaki pelaku, saat hendak masuk ke rumah korban hingga pelariannya.

“Anjing ini bisa mengetahui jejak langkah kaki pelaku, makanya kami menurunkan anjing pelacak, agar kami bisa memudahkan melakukan proses penyelidikan dalam pengungkapan atas kasus meninggalnya Rafika,” jelas Yunus.

Olah TKP sekitar tiga jam itu dipimpin Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulsel Kombes Pol Erwin Sadma.

Semua tim baik dari timsus dan resmob hadir.

Bahkan warga dari luar perumahan juga ikut menonton saat anjing herder diturunkan.

Pisau Dapur Pink

Saleh dibuktikan sebagai pelaku empat hari pascaditemukan mayat Ika. Pos satpam berukuran 1 X 2 meter itu sudah dipasangi garis polisi.

Di situ, Saleh tidur bersama istri dan anaknya.

Pos itu juga biasa dijadikan tempat tinggal keponakan Saleh, Mus Mulyadi, yang bekerja sebagai tukang batu.

Polisi melakukan lagi olah TKP ke-5, Kamis pagi. Ditemukan obeng dan pisau dapur.

"Kami berhasil mengamankan pisau dapur dan obeng di rumah bagian belakang," katanya.

Selain itu tim labfor juga menemukan bercak coklat diduga darah di tembok belakang dekat pos satpam. Olehnya polisi kembali akan menganalisis bercak coklat itu.

Beberapa jam kemudian dilakukan lagi lah TKP ke-6. Ditemukan puntung rokok yang kemudian dipastikan bahwa itu potongan rokok Saleh.

Puntung rokok tunggal itu dijadikan dasar bahwa pelaku hanya satu orang.

Berita Terkini