Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Satu jurnalis Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Sulsel, Darwin Fatir (35) mengalami kekerasan oleh oknum Intel TNI, Sabtu (26/11/2016) siang tadi.
Darwin mengatakan, tindakan kekerasan yang dialaminya itu saat meliput demo Gerakan Aktivis Makassar (GAM) di Fly Over Jl Urip Sumoharjo Makassar terkait ganti rugi pemebasan lahan warga.
"Waktu itu saya merekam video aksi di flyover, ada beberapa mahasiswa yang ditarik paksa, saya juga ditarik oleh intel pakai baju putih. Saya bilang wartawan tapi mereka tidak hiraukan," katanya.
Lanjut Darwin, wajah oknum Intel dari Kodam VII Wirabuan itu juga terekam oleh video yang direkamnya saat aksi pendorongan dan pembubaran paksa aksi tersebut yang awalnya damai.
"Aksi sejak awal aparat membubarkan massa dan saling dorong antara pihak intel dengan mahasiswa. Saya didorong dan ditarik, semua sudah terekam dalam video, ini bukti kita jurnalis selalu tidak dihargai ketika meliput aksi," lanjutnya.
Aksi oknum intel itu pun disoroti oleh Pewarta Foto Indonesia (PFI) Makasaar yang mengatakan, mereka menyesali aksi yang dilakukan oknum TNI yang berusaha menghalangi kerja jurnalis.
Ketua PFI Makassar, Ocha Alim Bachri mengungkapkan, hal yang dilakukan oleh oknum TNI itu tentu adalah suatu pengancaman dan mengganggu, hingga menghalani kerja-kerja Jurnalistik.
"Untuk itu kami mengecam tindakan okbun intel yang telah mencederai nilai demokrasi dan tentunya atasan dari oknum itu harus bertanggung jawab atas tindakan anggitanya," katanya.
Ocha menambahkan, dari beberapa aksi dan kasus yang dialami Jurnalis dalam beberapa tahun terakhir ini sudah harus jadi bahan evaluasi dan agar seluruh pihak untuk menghargai kerja Jurnalis.
"Karena itu sesuai Undang-undang dan peraturan yang berlaku. Sebagaimana tertuang dalam UU Pers nomor 40 tahun 1999 pelanggaran kemerdekaan pers dikenai hukum pidana," ujar Ocha