Pangdam VII Wirabuana: Prajurit Wirabuana Junjung Tinggi Budaya Siri' Na Pacce

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Ina Maharani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti pembicara seminar nasional di Gedung Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Unhas, Sabtu (17/9/2016).

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar seminar nasional di Gedung Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Unhas, Sabtu (17/9/2016).

Seminar ini bertema Kekuatan Budaya dan Falsafah Politik Lokal dalam Perspektif Global, dengan menghadirkan berbagai tokoh sebagai pembicara.

Para pembicara tersebut di antaranya Staf Khusus Presiden RI Lenis Kagoya, Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti, Direktur Karir dan Kompetensi SDM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Dr Bunyamin Maftuh, dan Guru Besar Ilmu Politik Unhas Prof Dr M Kausar Balusy.

Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti dalam materinya menjelaskan hubungan sipil dan militer dalam menjaga kestabilan sistem politik lokal.

Agus mengatakan, dengan dasar politik lokal maka dapat memunculkan sistem politik nasional yang demokratis, sistem pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralistik serta kebebasan pers.

"Desentralisasi dalam politik pemerintahan telah membawa perubahan kehidupan bangsa yang positif dan juga terkadang membawa dampak negatif. Pengaruh positifnya adalah munculnya kekuatan daerah dalam kearifan lokal," kata Agus.

Tetapi hal tersebut juga memunculkan karakter primordialisme serta penyelewengan kekuasaan yang semakin luas akibat berlakunya otonomi daerah. Selain itu, desentralistik juga rawan menimbulkan konflik horizontal.

"Terkait dengan kondisi politik nasional, TNI memiliki komitmen dan tanggung jawab moral terhadap eksistensi NKRI" tegas Pangdam.

TNI menurut Agus tidak lagi menjalankan politik praktis, tetapi berada dalam posisi netral. Hubungan sipil dengan militer yang baik merupakan faktor positif dari perwujudan ketahanan nasional Indonesia.

"Prajurit menjunjung tinggi kearifan lokal di manapun bertugas, khususnya prajurit Kodam Wirabuana yang sangat menghayati dan menjunjung tinggi budaya lokal Siri' Na Pacce. Dengan berpedoman pada kearifan lokal, TNI akan selalu menjadi sahabat rakyat," kata Agus.

"Dalam menyikapi era globalisasi, perkembangan teknologi dan informatika, musuh dan ancaman kita tidak hanya militer tetapi juga nirmiliter. Ancaman nirmiliter tidak dapat ketahui keberadaannya namun dapat dirasakan menyerang sendi kehidupan yakni ideologi, politik, sosial dan budaya," tambahnya.

Oleh sebab itu, kata Agus, TNI harus bersinergi dengan seluruh elemen bangsa termasuk kaum akademisi untuk membentengi generasi muda dengan bela negara, wawasan kebangsaan, sehingga akan tercipta generasi penerus bangsa yang handal dan berjiwa patriot. (*)

Berita Terkini