Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Bupati Gowa, Adnan Purichta IYL, langsung terbang ke Jakarta, Kamis (15/9/2016) siang.
Adnan berangkat setelah melantik pengurus Karang Taruna Gowa di Gedung Haji Bate, Jl. Tumanurung.
Saat memberikan sambutan, Adnan mengatakan tujuannya ke Jakarta memenuhi panggilan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahyo Kumolo.
"Saya diminta ke Jakarta menemui pak Mendagri untuk membicarakan seluruh kondisi yang terjadi di Gowa selama dua hari ini," katanya.
Adnan pun mengaku dirinya diminta untuk menjelaskan kondisi yang terjadi di Gowa pasca bentrokan jelang dan setelah pelaksanaan prosesi adat pencucian benda-benda pusaka kerajaan Gowa usai shalat Idul Adha, Senin (12/9) lalu.
Sebelum meninggalkan gedung Haji Bate, Adnan kembali berpesan kepada pengurus dan anggota Karang Taruna maupun tokoh masyarakat yang hadir termasuk para camat, lurah dan kepala desa, agar memberikan pencerahan kepada masyarakat luas untuk tidak mudah terpancing isu-isu menyesatkan.
"Saya sudah tekankan bahwa tidak ada yang dilantik sebagai raja dan tidak ada Perda Raja Gowa yang ada adalah Perda penataan Lembaga Adat Daerah (LAD) dan bupati dikukuhkan sebagai lembaga adat bukan sebagai Raja Gowa. Jadi saya dilantik bukan sebagai Raja Gowa tapi sebagai Ketua LAD yang menjalankan fungsi-fungsi Sombaya. Jadi isu yang berhembus diluar itu keliru," ujarnya.
Menurutnya, di Gowa tidak ada lagi Raja pasca Andi Idjo sebagai Raja Gowa ke- 36 yang kemudian sebagai bupati pertama di Gowa.
"Siapapun yang menjadi bupati di Gowa itu sama dengan Raja Gowa di zaman kerajaan dulu sebab bupati adalah pimpinan tertinggi saat ini. Saya hanya heran kenapa hal ini malah diplintir kiri kanan seakan-akan saya mau jadi raja. Tidak ada lagi raja di Gowa," katanya.
Bupati termuda di kawasan timur Indonesia ini juga mengatakan bahwa LAD dibentuk dan di Perdakan No 5 tahun 2016 hanya bertujuan untuk menjaga seluruh aset sejarah di Gowa.
"Balla lompoa tidak boleh ada yang mengklaim sebagai miliknya. Jangan pernah Balla Lompoa itu bisa lepas apalagi di zaman saya sekarang. Jika ada yang mau lepas (Balla Lompoa) itu, maka anda akan berhadapan dengan Adnan Purichta Ichsan," ujarnya di atas podium.
Makanya, kata Adnan, dalam kelembagaan LAD itu dibuat struktur LAD, sebab bukan individunya atau figurnya yang didudukkan tapi jabatannya.
"Saya ini hanya lima tahun sebagai bupati bukan bupati seumur hidup. Jadi siapapun yang jadi bupati nanti maka itu yang akan menjalankan tampuk kepengurusan LAD itu. Makanya saya harap masyarakat jangan cepat terpancing dan terprovokasi isu-isu itu. Mari menjaga daerah ini sekaligus mari menjaga aset-aset sejarah Gowa," katanya lagi.
PENJELASAN ADNAN SOAL LAD: http://makassar.tribunnews.com/2016/09/12/dihujat-akibat-konflik-adat-di-gowa-bupati-ada-yang-sesatkan-arti-pengukuhan-saya-di-lad