Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, BALI- Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar, Ade Komarudin dan Airlangga Hartarto meninggalkan lokasi pembahasan tata tertib Partai Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) I, Bali, Minggu (15/5/2016).
Mereka meninggalkan lokasi pembahasan setelah pembahasan alot mekanisme pemilihan calon ketua umum yang berlangsung 'panas'.
Ia bersama Airlangga Hartarto menuju lokasi pertemuan dengan caketum yang tak setuju di Mangwe Room BNDCC II, Bali.
Setelah sampai, ia pun memencet nomor kemudian menelpon nomor itu.
Tak ada jawaban, dia pun memencet nomor itu lagi. Tak tak tembus lagi.
Selanjutnya, dia pun meminta ajudannya untuk menelpon Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar nomor urut 8, Syahrul Yasin Limpo.
"Teng, coba telpon pak Syahrul," ujar Akom, sapaan Ade Komarudin sebelum memulai konferensi pers terkait pandangan Caketum terkait isu voting tertutup atau terbuka.
Langsung saja ajudan Ketua DPR RI ini menelpon Ketua Tim Sukses Syahrul Yasin Limpo, M Roem.
"Roem, sekarang Komandan ditunggu di BNDCC, gedung sebelah," kata ajudan berkumis dan berbadan gempal itu melalui sambungan telpon.
Langsung saja ajudan itu menutup telponnya. Beberapa saat kemudian,
caketum Partai Golkar mulai berdatangan dimulai dari Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, dan Syahrul Yasin Limpo.
Syahrul disambut teriakan pendukung Ade Komarudin dengan teriakan.
"Hidup gubernur, hidup Sulsel," saat memasuki ruangan pertemuan.
Setelah berbicara masing-masing, Syahrul pun mengatakan bahwa voting terbuka tak sesuai dengan cara Partai Golkar selama ini.
Sehabis mengulas alasannya dalam menolak voting terbuka, teriakan pun berasal dari bawah.
"Lawan pak, lawan," ujar teriakan itu.
Syahrul pun kembali bertanya,"lawan, itu gaya saya," kata Gubernur Sulsel ini. (*)