Lukisan tersebut kemudian dipasang di ruangan kerja Bung Karno.
3. Sutan Sjahrir
Gusti Nurul bertemu dengan Sutan Sjahrir pada saat perundingan perjanjian Linggarjati 1946.
Setelah pertemuan tersebut, hubungan keduanya lebih banyak terjadi lewat surat.
Sutan Sjahrir sering memberikan kado yang diselipi sebuah surat kepada Gusti Nurul.
Sutan Sjahrir yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri pernah melamar Gusti Nurul.
Namun Gusti Nurul kembali menolak lamaran tersebut karena Sutan Sjahrir sudah beristri seorang wanita Belanda.
4. Kolonel GPH Djatikusumo
Gusti Pangeran Harjo Djatikusumo adalah putra Raja Solo, Pakubuwono X.
Saat itu, ia juga menjabat sebagai panglima Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) yang pertama.
Gelar dan juga kehebatan Kolonel GPH Djatikusumo ternyata juga tidak bisa meluluhkan hati Gusti Nurul.
Gusti Nurul tidak mau menikah dengan pria yang terlibat dengan politik.
Sehingga untuk keempat kalinya Gusti Nurul menolak cinta dari seorang lelaki yang hebat.
Pada akhirnya, Gusti Nurul memilih untuk mencintai dan dicintai oleh seorang lelaki biasa yang tidak memiliki jabatan tinggi di Indonesia.
Dia menikah dengan Surjo Sularso, sepupu lelakinya yang hanya seorang tentara dengan jabatan kolonel.
Belajar dari kisah ini, ternyata memang ada cinta yang tidak memandang jabatan dan rupa.
Buktinya seorang putri keraton yang cantik dan cerdas seperti Gusti Nurul saja lebih memilih menikahi lelaki biasa dan menolak cinta lelaki lain yang lebih hebat dan punya kedudukan.
Lalu apa yang membuat kita takut memperjuangkan orang yang dicintai?