WNI Disandera di Filipina

Rinaldi Dikenal Pendiam dan Tertutup

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hamsiar (47), keluarga dari Rinaldi (25), salah satu Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Tugboat Brahma yang dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf di wilayah perairan Filipina

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rinaldi (25), salah satu dari sepuluh ABK Kapal Tugboat Brahma yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina dikenal tertutup dan pendiam.

Hal itu disampaikan Hamsiar (47), tante Rinaldi saat ditemui di rumahnya, Jln Tinumbu, Lrng 132 J, No 12, RT3/RW6, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Keponakan saya itu orangnya pendiam dan agak tertutup, tapi dia juga seorang pekerja keras," kata Hamsiar.

Rinaldi sendiri adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dan merupakan warga asli Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.

Hamsiar juga mengakui keponakannya itu adalah orang yang baik dan senang berbagi dengan sesama.

"Sebelum jadi seorang ABK dia pernah kerja di pusat perbelanjaan, dan sering memberi uang gajinya ke adik-adiknya, hingga ia jadi seorang pelayar kebiasaannya mengirim uang masih sering ia lakukan," ungkap Hamsiar.

Hamsiar bahkan tak pernah melupakan perkataan Rinaldi yang sangat menyentuh hatinya.

"Dia pernah berpesan, tolong sekolahkan adik saya (anak Hamsiar) di pelayaran, nanti saya bantu biayanya, ini sebagai bentuk balas budi saya," kata Hamsiar yang membuatnya tak mampu membendung air matanya.

Selama menjalani pendidikan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong, Hamsiar memang menjadi orangtua buat Rinaldi.

Rumah Hamsiar dan saudara-saudaranya yang lain di Makassar menjadi tempat pulang bagi Rinaldi selama menempuh pendidikan.

Ia tak tinggal lagi bersama orang tuanya, sejak Ayah dan ibunya memutuskan bercerai. (*)

Berita Terkini