Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hamsiar (47), keluarga dari Rinaldi (25), salah satu Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Tugboat Brahma yang dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf di wilayah perairan Filipina, hanya bisa berharap keluarganya dapat diselamatkan.
Saat ditemui di rumahnya di Jln Tinumbu, Lrng 132 J, No 12, RT3/RW6, Kecamatan Bontoala, Makassar, Hamsiar hanya tampak duduk lesu sambil menjawab pertanyaan wartawan yang mulai ramai datang ke rumahnya.
Rinaldi merupakan keponakan dari Hamsiar yang sering datang ke rumahnya itu semasa masih menjalani pendidikan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong.
"Dia terakhir datang kesini sekitar bulan Desember lalu untuk mengambil ijazah dan mengurus berkas pelayarannya, dia tinggal sekitar sebulan," kata Hamsiar.
Hamsiar mengaku baru tahu jika keponakannya yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara ini disandera, saat adiknya yang merupakan ayah korban menelepon dari Wotu, Kabupaten Luwu Timur, daerah asal korban.
"Bapaknya telepon saya, dia bilang doakan keponakanmu karena sekarang lagi disandera sama teroris," kata Hamsiar sambil mengusap air matanya.
Ia mengaku sudah mendapat kabar penyaderaan tersebut pada tanggal 25 Maret lalu, namun ia sempat meragukan kebenaran kabar tersebut.
"Saya sempat tidak percaya, karena pada tanggal 23 Maret, Rinaldi masih sempat kirim fotonya di Kapal melalui aplikasi Line di kapal. Dia beri tahu saya kalau dia sekarang ada di Filipina," ungkap dia.
Hamsiar hanya berharap pemerintah dapat bertindak cepat dan melakukan penyelamatan kepada para sandera dengan selamat.
"Semoga pemerintah bisa menangani kejadian ini dan Rinaldi bisa pulang dengan selamat," kata Hamsiar. (*)