TRIBUNPANGKEP.COM, TONDONG TALLASA- Tarekat yang disebut aneh di Desa Bantimurung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep belum diketahui jelas nama aliran tersebut.
Salah seorang pengikutnya, TA, mengatakan, membicarakan tarekat itu harus hati-hati.
"Kalau namanya tarekat itu pasti rahasia dibicarakan dan harus bicara berdua,” katanya saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Minggu (24/1/2016).
Kepala Desa Bantimurung, Muhammad Thamrin Rahmat, mengatakan, pengikut terekat tersebut sulit diajak kompromi.
Sebagai kepala desa, Thamrin mengaku tahu ada ketidaklaziman dalam tarekat itu.
“Saya berkali-kali kalau mereka salah lagi saya tegur dan perbaiki, mereka sedikit keras dengan apa yang dianutnya,” kata Thamrin saat ditemui penulis di Desa Bantimurung.
Sebelumnya, Camat Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Andi Irfan membenarkan jika ada warganya yang menganut tarekat yang tidak lazim itu.
“Saya sudah kunjungi mereka untuk beritahu mereka kalau ajaran mereka itu tidak sama seperti umumnya kita umat muslim,” katanya kepada tribunpangkep.com, Minggu (24/1/2016).
Menurut Irfan, tarekat yang dimaksud masuk di Desa Bantimurung sejak pertengahan tahun 2015.
"Ini bukan aliran sesat, ajaran tarekat, tapi mereka melakukan hal yang tidak lazim,” Irfan menambahkan.
Tarekat yang lazim di kalangan kaum muslimin adalah seperti tarekat Khalwatiyah.
Tarekat berkembang di Indonesia, berasal dari Mesir. Nama tarekat ini diambil dari nama pendirinya, yakni, Syekh Muhammad Al-Khalwati.
Tarekat berasal dari bahasa Arab: Tariqah.
Artinya, metode atau cara yang mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam. (*)