Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pascamogok kerja, para sopir armada sampah jenis arm roll Dinas Pertamanan dan Kebersihan Makassar, Minggu (3/1/2016) kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Sejumlah gundukan sampah nampak mulai terangkut, seperti di JCendrawasih, Jl Dr Leimena, Jl Abdul Dg Sirua, dan Jl Sultan Alauddin depan Pasar Pabaengbaeng.
Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Makassar Azis Hasan mengaku telah melakukan mediasi kepada para petugas sopir armada pengangkut kontainer sampah (arm rol;).
Dimana hasil mediasi itu, kedua pihak pun bersepakat untuk tetap menjadi pelayan masyarakat dalam hal mengangkut sampah di dalam Kota Makassar.
Azis menjelaskan para sopir ini melakukan aksi mogok kerja karena Dinas Pertamanan dan Kebersihan berencana merasionalisasikan uang BBM khusus operasional truck Aarm roll.
Hal tersebut guna menghindari adanya temuan keuangan Dinas Pertamanan Kebersihan tidak efisien, dalam mengelola keuangan.
Tentunya kata Azis pengeluaran keuangan harus sesuai dengan pemanfaatan di lapangan.
"Kami rencana melakukan rasionalisasi keuangan karena para armada arm roll ini tidak beroperasi secara normal. Itu terbukti dengan volume sampah yang ada di lapangan," jelas Azis.
Ia menyebutkan jika beroparasi secara normal, nyaris tak akan terjadi tumpukan sampah didalam kota.
Selain itu, pertimbangan lain dilakukan rasionalisasi karena di Tempat Pembuanga Akhir (TPA) Makassar di Manggala, itu sedang beratatus darurat. Dimana armada yang bisa membuang sampah di area itu hanya angkutan arm rol karena armada tersebut bisa langsung di sekup oleh eskapator ataupun dengan cara di tongkang.
Saat ini TPA Antang tidak bisa diakses oleh beberapa armada milik pengangkut sampah dari Dinas Pertamanan Kebersihan Makassar, baik Tangkasaki' ataupun dum truck.
Azis melanjutkan sampah di Makassar itu tercarat sebanyak 700 ton dalam perhari. Gundukan sampah di TPA Antang saat ini rerata tinggi sampai 20 meter.
Beberapa upaya telah dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kebersihan agar akses masuk, baik di timbun pakai kerikil ataupun tanah.
"Di sana itu tidak seperti apa yang kita pikirkan, karena setiap sudut itu dasarnya adalah timbunan sampah," katanya, seraya sebut jika sampah dapat membuat longsor ketika di injak oleh alat berat.