Laporan Tribun Timur Mulyadi
PAREPARE, TRIBUN-TIMUR.COM - Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 48 Parepare, Jayadi Nusi (31), Sabtu malam (15/8/2015) harus merenggang nyawa saat melakukan pendakian di puncak Gunung Nepo bersam tiga orang rekannya untuk mengibarkan Bendera Merah Putih untuk Peringati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke 70.
Pria yang tinggal di jalan Handayani, Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung ini awalnya berangkat dari Lappa Anging Kelurahan Wattang Bacukiki Kecamatan Bacukiki bersama rekannya, Arifin, Sulyadi, dan Anto.
Sulyadi menjelaskan sebelum meninggal, ia bersama korban sempat singgah sebanyak tujuh kali untuk beristirahat kemudian melanjutkan lagi perjalanannya menuju Gunung Nepo. Di perisinggahan ketujuh yakni di daerah Gunung Buluroang, korban.
"Di Buluroang, korban mengeluh merasa tidak enak badan, dan saya perhatikan mukanya pucat, setelah itu Jayadi (korban) terbaring, kemudian saya bersama dua rekan yang ikut mendaki melakukan bantuan nafas buatan tetapi nyawanya sudah tidak tertolong,"ujarnya.
Sulyadi mengungkapkan, setelah mengetahui bahwa korban sudah tidak bernafas lantaran sudah diperiksa denyut nadinya, ia pun menelpon temannya yang berada di daerah Wattang Bacukiki dan tidak bala bantuan pun datang dan mengevakuasi korban ke rumah sakit.Setelah dilakukan pemeriksaan di rumah sakit, jenasah korban pun langsung dibawa ke rumah duka di Kelurahan Lapadde
Menurut Sulyadi, memang beberapa hari ini, temannya tersebut sering mengeluh kalau dadanya sakit, dan pada saat malam sebelum berangkat, korban begadang hingga jam 5 pagi.
Sulyadi menambahkan, memang dirinya dan korban serta dua orang temannya, yakni Anto dan Arifin sudah merencanakan untuk mendaki untuk refreshing sekaligus peringati HUT RI ke 7 di puncak Gunung Nepo.
Kasat Reskrim Polres Parepare, AKP Nugraha menjelaskan, memang laporan mengenai adanya Guru Honorer yang meinggal ketika melakukan pendakian ke Gunung Nepo tersebut."Iya kami terima informasinya, dan saya sempat datang di rumah duka,"kata perwira balok tiga ini.
Ia menambahkan,jenasah korban langsung diserahkan ke keluarga. "Jenasah sudah diserahkan ke keluarga setelah sebelumnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau. Kita tidak melakukan pemeriksaan karena pihak keluarga menolak untuk di autopsi," jelasnya.(*)