SEBAGAI pengusaha tambang nikel, Amirullah Abbas (40), terbilang royal dan filantrofik. Dia berjiwa sosial. Ia terlihat banyak membantu orang lain.
Jabatannya sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulsel, membuatnya jadi teladan sekaligus idola.
Ya, dua tahun terakhir, alumnus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 di Jl Talasalapang ini, memang sering diundang berbicara tentang enterpreneurship (kewirausahawan) di kampus -kampus.
Soal ringan tangannya, saat melantik pengurus HIPMI Perguruan Tinggi (PT), sepekan sebelum Ramadan, dia menyumbang organ pengusaha muda kampus itu sebesar Rp 200 juta.
Komitmen sumbangan itu dia nyatakan di Grand Asia Hotel, Jl Pengayoman, Panakkukang, Makassar saat gugatan pailit 3 bank, 2 jasa pembiyaan, sedang berada di puncak ketegangan.
Karier sumbangannya, juga tercatat dan diumumkan terbuka di sebuah hotel bintang lima, akhir Mei 2015 lalu.
Di acara yang digagas Ar-Rahman Qur'anic Learning (AQL) Center, Namanya disejajarkan dan dimumukan bersama Istri Walikota Makassar Ibu Indira Danny Pomanto, saat dia mewakafkan salah satu unit rumah tokonya, untuk dijadikan Rumah Tadabbur Qur'an di Makassar.
Ini bukan kali pertama ayah tiga anak ini mewakafkan rumah toko miliknya.
Awal November 2013, beberapa hari setelah terpilih menjadi Ketua Umum BPD Hipmi Sulsel, dia mengundang Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Bachtiar, serta Ketua BPP HIPMI Pusat, Raja Sapta Oktohari, untuk mengumumkan pewakafan rukonya menjadi Sekretariat BPD HIPMI Sulawesi Selatan.
Ruko berlantai 3 yang tak jauh dari kediaman pribadi pengusaha kelahiran Sungguminasa, Gowa, Januari 1974 itu, beralamat di Jl RS Faisal Raya, Nomor 9 A-C, Makassar itu.
Itu kali pertama HIPMI Sulsel memiliki sekretariat tetap. Di dalam sekretariat, disiapkan fasilitas berupa kursus menjahit, pelatihan bahasa inggris, dan pelatihan kewirausahaan, serta sekaligus menjadi Amirullah Abbas Center.
Nama Amirullah Abbas, mencuat di publik Makassar, pada 6 Juli 2012 lalu, saat usaha tambag bijih nikelnya berada di puncak.
Dia masuk dalam daftar belasan pengusaha lokal yang menyumbang dan memberikan hibah total Rp 7.829.262.150 kepada Mapolda Sulsel.
Amirullah Abbas saat itu, menyumbang 6 unit rumah dinas bagi perwira Type 36 di dalam kawasan Asrama Polisi Tallo Lama, senilai Rp 400 juta.
Sekelumit perjalanan hidup sarjana ekonomi dari STIE Bungaya ini, dia ceritakan terbuka saat berceramah di masa orientasi dunia kerja (moda) wisudawan-wisudawati STIEM Nitro, akhir November 2014.
Dia mengawali karier usahanya di bidang pertambangan, sekitar awal 2000-an dengan modal yang dia sebut 'nekat'.
Kala itu, dia menembus belantara Mamuju yang di akhir dekade 1990-an minim infrastruktur.
Dalam menjalankan tambangnya, Amirullah kali pertama mengajukan pinjaman kredit di bank sebesar Rp25 miliar di Bank Mega.
Saat jatuh tempo, kredit Rp 25 M itu lunas, dia kembali mengajukan kredit bertahap senilai Rp100 miliar.
Hingga awal tahun 2014, perusahaan tambang miliknya, PT Andatu Lestari Abadi Mandiri, sudah mempekerjakan 800 karyawan. Alat berat yang dia operasikan kala itu 200 unit. "dari penoperasian dan penyewaan itulah, uang mengalir.
"Kuncinya begini jangan gengsi. Membangun usaha dari awal, memang susah tetapi jika sudah berhasil, kebahagiaan dan kebanggaan pada diri dan keluarga, pasti menghampiti," kata Amirullah memberi semangat. (cr5/sym)
siapa amirullah abbas
+ Lahir : Gowa, 21 Januari 1975
+ Pendidikan:
1994 - Alumnus MAN 1 Ujungpandang
1998 - S1 Ekonomi STIE YPUP
2000 - Rintis usaha dan jadi Direktur PT Andatu Lestary Abadi Mandiri (tambang di Sultra dan Kalimantan)
+ Organisasi:
2013 = Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Makassar
2013 = Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulsel
2012 = Ketua Harian Persatuan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Sulsel
2013 = Wakil Ketua Umum MPW Pemuda Pancasila Sulsel