MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pembangunan konsep monorel atau kereta rel tunggal dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan namun diyakini akan menuai kendala seperti lahan parkir.
"Masalahnya di Makassar adalah monorel harus terintegrasi dengan lahan parkir. Sebab, harus ada titik-titik parkir bila pengguna ingin menikmati jasa monorel," kata anggota Komisi C Bidang Pembangunan, DPRD Makassar Adi Rasyid Ali di Makassar, kemarin, seperti dikutip dari Antara.
Menurutnya, rancangan pembangunan monorel harus mempunyai konsep yang jelas serta mengikuti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), sehingga akan terintergasi dengan angkutan umum lainya termasuk penyediaan lahan parkir bagi masyarakat.
"Saya sudah mengatakan hal ini 3 bulan lalu, bukan hanya lahan parkir yang harus disiapkan tetapi pembebasan lahan serta infrastruktur termasuk besaran tiket nantinya harus dikaji lebih matang," ungkap Adi.
Anggota lain, Mudzakkir Ali Djamil, mengungkapkan kejelasan investor juga sebagai hal utama yang harus dipastikan. Kemudian bagaimana mengkoneksikan antara angkutan umum dan monorel itu sendiri.
"Melihat pertumbuhan kedapatan kendaraan 2-3 tahun kedepan dipastikan Makassar akan macet total. Pembangunan monorel di Makasar sangat bagus untuk menekan tingkat kemacetan, tetapi harus ada regulasi yang mengatur hal itu," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Makassar memproyeksikan nilai investasi pembangunan infrastruktur monorel akan mencapai Rp1,2 triliun melalui pihak ketiga.
Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, mengatakan, rencananya Karebosi akan menjadi terminal utama, dengan konsep rute Jalan Ahmad Yani, Urip Sumoharjo dan Perintis Kemerdekaan berbatasan Kabupaten Maros. (*/tribun-timur.com)
Monorel Makassar Terkendala Lahan Parkir dan Pembebasan Lahan
Penulis: Mansur AM
Editor: Muh. Irham
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger