MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Manajemen di Rumah Sakit Labuang Baji, Makassar, diduga telah menyalahgunakan anggaran pengadaan obat dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam tiga bulan, anggaran untuk pembelian obat sudah habis.
Demikian disampaikan oleh dr Udin Amri, salah seorang dokter di Rumah Sakit Labuang Baji, Jl Dr Ratulangi, Makassar, Selasa (21/6/2011). Uneg-uneg dokter di rumah sakit tersebut disampaikan saat anggota Komisi E DPRD Sulawesi Selatan datang berkunjung ke rumah sakit milik pemerintah Sulsel tersebut.
Keluhan juga disampaikan bagian dokter umum, dr Hasmah, yang mengaku prihatin dengan pasien di Unit Gawat Darurat (UGD). "Di UGD tidak ada kenyamanan pasien, tidak ada kamar untuk memeriksa pasien, sehingga untuk baju pasien terpaksa dibuka di tempat umum," kata Hasmah.
Pelaksana Tugas Direktur Utama RS Labuang Baji yang juga Kepala Inspektorat Pemprov Sulsel, Azikin Solthan, mengatakan akan menempatkan auditor untuk mengaudit bagian farmasi RS Labuang Baji.
Sedangkan untuk UGD, Azikin langsung memerintahkan kepada Wakil Direktur RS Labuang Baji untuk menyekat ruang Unit Gawat Darurat (UGD) yang tidak memiliki sekat.
Para dokter juga mengeluhkan jasa rekam medis yang diterima para dokter spesialis ada yang hanya sampai Rp 4.100 dalam tiga bulan.
Azikin yang juga mantan Bupati Bantaeng dua periode mengatakan segera melakukan rehabilitasi terhadap seluruh toilet maupun pipa-pipa pembuangan kotoran akan ditempatkan di luar ruangan dalam rangka mereformasi rumah sakit yang dianggap manajemen dan infrastrukturnya tidak pernah sehat. (*)
Dokter Ungkap Dugaan Mark-up di RS Labuang Baji
Editor: Muh. Irham
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger