Apa Isi Buku Jokowi’s White Paper Karya Roy Suryo dkk?
Buku Jokowi’s White Paper ditulis Roy Suryo, Rismon Hasiholan, dan Tifauzi Tiyassuma atau dr Tifa.
TRIBUN-TIMUR.COM - Apa isi buku “Jokowi’s White Paper: Kajian Digital Forensik, Telematika, dan Neuropolitika atas Keabsahan Dokumen dan Perilaku Kekuasaan”?
Buku ini karya Roy Suryo, Rismon Hasiholan, dan Tifauzi Tiyassuma atau dr Tifa.
Roy Suryo merupakan pakar telematika dan digital forensik.
Ia pernah menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (2013-2014) di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kabinet Indonesia Bersatu II
Sementara Rismon Hasiholan seorang akademisi, peneliti, dan pengembang perangkat lunak asal Indonesia.
Ia dikenal luas dalam bidang keamanan multimedia, pemrosesan sinyal/citra/video digital, kriptografi, komunikasi digital, forensik multimedia, serta kompresi dan pengkodean data.
Adapun dr Tifa adalah seorang dokter, ilmuwan, penulis, dan aktivis kesehatan.
Ia dikenal karena pandangannya yang kritis terhadap kebijakan publik, terutama di bidang kesehatan dan politik.
Roy Suryo menjelaskan, buku setebal hampir 700 halaman tersebut berisi dokumentasi dan analisis ilmiah terkait keabsahan ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
“Ya, buku ini memuat dokumentasi tentang apa yang kami lakukan sejauh ini, mulai dari ketika isu pertama kali muncul, hingga penelitian langsung atas salinan skripsi Presiden Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM,” kata Roy Suryo saat soft launching buku, Senin (18/8/2025), dilansir dari Kompas.com.
Soft launching buku Jokowi’s White Paper diadakan di sebuah coffee shop yang masih berada di area University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Selain kajian digital forensik oleh Rismon Hasiholan, lanjut Roy Suryo, buku ini juga memuat analisis neuropolitika dari Tifauzi Tiyassuma yang menelaah pola perilaku politik seseorang.
“Buku ini sebenarnya potret perjalanan sejak 2013, saat isu pertama kali muncul," kata Roy Suryo.
"Kami sepakat menjudulinya Jokowi’s White Paper karena ingin membersihkan kampus kami tercinta ini, Universitas Gadjah Mada, tempat kami bertiga kuliah,” imbuhnya.
Pembatalan Sepihak
Soft launching buku “Jokowi’s White Paper: Kajian Digital Forensik, Telematika, dan Neuropolitika atas Keabsahan Dokumen dan Perilaku Kekuasaan" mulanya dijadwalkan berlangsung di ruang Nusantara UC Hotel UGM.
Namun, pada pagi hari tanggal 18 Agustus 2025, pihaknya menerima pesan WhatsApp yang menyatakan pembatalan penggunaan ruangan.
Roy mengaku sebelumnya telah memesan ruang Nusantara UC UGM untuk acara tersebut dan bahkan sudah membayar uang muka.
“Kami sudah mendapatkan izin, sudah melakukan down payment, dan diterima resmi kemarin. Tapi pagi tadi, hanya berbekal WhatsApp, pembatalan itu disampaikan,” ungkap Roy.
Menurutnya, hal ini mengejutkan karena UC merupakan unit bisnis UGM yang biasa menyewakan fasilitas, termasuk ruang pertemuan, untuk umum.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (18/8/2025) pukul 14.00 WIB, acara dilaksanakan di sebuah coffee shop di area UC UGM.
Tampak hadir para penulis, yakni Roy Suryo, Rismon Hasiholan, dan Tifauzi Tiyassuma.
Hadir pula Refly Harun.
Refly Harun adalah ahli hukum tata negara, akademisi, dan tokoh publik Indonesia.
Ia dikenal luas sebagai pakar hukum yang kerap memberikan pandangan kritis terkait isu-isu ketatanegaraan, politik, dan demokrasi di Indonesia.
“Kami soft launching hari ini di coffee shop. Akhirnya kami hanya menggunakan coffee shop saja,” ujar Roy Suryo usai acara.
Alasan UGM Tolak Fasilitasi Roy Suryo Dkk
Diberitakan sebelumnya, UGM membatalkan acara soft launching buku "Jokowi’s White Paper" yang semula dijadwalkan berlangsung di ruang Nusantara UC Hotel UGM, Senin (18/8/2025).
Undangan acara tersebut sebelumnya beredar melalui pesan WhatsApp dengan tajuk “Konferensi Pers Tokoh Nasional Hadiah Kemerdekaan RI ke-80”, dengan jadwal pukul 14.00–16.00 WIB.
Namun, pihak UC UGM akhirnya menolak memfasilitasi kegiatan itu.
Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana, menjelaskan pembatalan dilakukan dengan dua alasan, yakni prosedural dan politis.
“UGM memahami bahwa kegiatan ini bernuansa politis yang terkait erat dengan isu yang melibatkan Bapak Joko Widodo," ujar Andi Arsana dalam keterangan tertulis, Senin.
"UGM tidak melibatkan diri dalam isu tersebut karena tidak terkait langsung dengan UGM,” imbuhnya.
Secara prosedural, menurut Andi, perencanaan acara tidak sesuai kaidah yang berlaku di unit usaha UGM.
Pihak kampus baru memperoleh informasi valid bahwa kegiatan tersebut adalah peluncuran buku Jokowi’s White Paper, berbeda dengan keterangan awal saat pemesanan tempat.
“UGM menghormati aspirasi setiap warga negara dalam menyampaikan pandangan, tetapi menolak dilibatkan dengan cara yang tidak sesuai prosedur," kata Andi.
"Bagi UGM, acara ini tidak menunjukkan keterbukaan sejak awal dan berpotensi menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu. Karena itu, UGM menolak memfasilitasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Andi menegaskan bahwa UGM berkomitmen mendukung pertukaran gagasan yang sehat dan positif, namun tetap menjaga agar masyarakat berada dalam kondisi tenang dan kohesif. (*)
Artikel ini diolah dari artikel yang telah tayang di Kompas.com dengan judul Peluncuran Buku "Jokowi’s White Paper" Karya Roy Suryo dkk Tetap Digelar di Coffee Shop UC UGM
Lagi! Jokowi Digugat Soal Ijazah, Alumnus UGM Pakai Cara Citizen Lawsuit, Apa Itu? |
![]() |
---|
Drama Peluncuran Buku Jokowi's White Paper: Tudingan Sabotase hingga Fitnah ke Jokowi |
![]() |
---|
Isi Buku Roy Suryo Soal Jokowi, Kubu Eks Presiden Kebakaran Jenggot |
![]() |
---|
Mengapa Jokowi Baru Reuni saat Ijazah Palsu Bergulir? Punya Permintaan Khusus |
![]() |
---|
Siapa Teman Baik Jokowi Tak Lulus Matematika 8 Kali? Eks Presiden Kenang Masa Kuliah di UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.