Aswar Hasan Wafat
Aswar Hasan Berpulang, Intelektual Muslim dan Putra Terbaik Wija to Luwu
Mendiang Aswar Hasan dikenal sebagai seorang cendekiawan muslim yang bijaksana dan bersahaja.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Kabar duka menyelimuti civitas akademika Universitas Hasanuddin (Unhas), Kota Makassar dan Wija to Luwu.
Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas Dr Aswar Hasan MSi berpulang ke rahmatullah pukul 20.21 WITA di RS Primaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu malam (13/8/2025).
Mendiang Aswar Hasan dikenal sebagai seorang cendekiawan muslim yang bijaksana dan bersahaja.
Kepergian dosen asal Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu ini mengejutkan beberapa pihak.
Ucapan bela sungkawa mengalir di grup Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulawesi Selatan.
Anggota DPRD Sulsel periode 2014-2019, Buhari Kahar Mudzakkar menyampaikan duka mendalam.
Ia mengenang mendiang Aswar Hasan sebagai intelektual muslim.
Kata Buhari, ia pertama mengenal almarhum ketika semasa menjadi mahasiswa di Makassar.
Kebetulan keduanya mengenyam pendidikan tinggi di almamater yang sama, Unhas.
"Saya berkenalan saat di Makassar. Beliau almarhum masih mahasiswa waktu itu, saya sudah selesai. Saya mengenal almarhum sebagai seorang aktivis di Pelajar Islam Indonesia (PII)," akunya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Rabu (13/8/2025).
Buhari mengingat, mendiang Aswar Hasan merupakan pentolan PII yang aktif hingga tataran pengurus besar.
"Bahkan kalau saya tidak salah, almarhum kalau tidak salah adalah panglima laskar PII di Indonesia timur," bebernya.
"Hanya saja memang, beliau juga banyak bergaul di HMI dan KAHMI," tambah Buhari.
Keaktifan mendiang Aswar Hasan di PII memicu ketertarikannya pada kajian keislaman.
Kata Buhari, almarhum juga intens mempelajari sejarah mendiang bapaknya, Kahar Mudzakkar.
"Bahkan di beberapa forum besar, almarhum fasih mengangkat nilai-nilai yang diamini bapak saya, Kahar Mudzakkar. Karena dia juga banyak berkomunikasi dengan pelaku sejarah, selain referensi literatur," ujarnya.
Ia menambahkan, Wija to Luwu sangat kehilangan sosok almarhum yang terkenal dengan tulisan-tulisannya.
"Saya sering kali komuniksi, termasuk suatu saat beliau menjabat komisioner KPI Pusat. Saat itu saya bilang, segera menjadi guru besar. Dan sebenarnya dia dalam proses untuk menjadi guru besar. Namun takdir tuhan berkata lain," terangnya.
Sementara itu, Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang juga Wija to Luwu, Hamzah Jalante mengenal almarhum saat duduk di SMA.
Saat itu mendiang Aswar Hasan merupakan seniornya di SMA Negeri 1 Kota Palopo sekaligus di PII.
Sebagai seorang junior, Hamzah mengenal almarhum sebagai sosok yang tenang namun pintar.
"Almarhum senior yang baik, berperawakan tenang, sabar namun berisi, banyak membimbing adik dan juniornya untuk berkemajuan baik dari sisi ilmu pengetahuan maupun akhlakul karimah," bebernya.
Ia pun menyampaikan duka mendalam atas kepergian mendiang Aswar Hasan.
"Terakhir saya sempat foto saat almarhum wisuda doktor di Unhas. Selamat jalan Kak Aswar, Alfatihah," ujar Hamzah.
Kata Hamzah, karena kecerdasannya, mendiang Aswar Hasan pun didapuk menjadi Dewan Pakar KKLR Susel.
"Beliau sosok yang tidak semata sebagai seorang dosen tetapi dia adalah cendekiawan Unhas dari WTL," tandasnya.
Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Sauki Maulana
Podcast Diskusi Bareng Para Senior : PMII vs HMI Mana yang Terbaik? |
![]() |
---|
Dulu Bupati Pati Jawa Tengah Sudewo Bilang Pajak Sengsarakan Rakyat, Kini Justru Naikkan 250 Persen |
![]() |
---|
Bupati Takalar Mohammad Firdaus Daeng Manye 1 dari 5 Kepala Daerah di Sulsel Jabat Ketua PMI |
![]() |
---|
Inovasi K3 & Digitalisasi Pemasaran untuk Pengrajin Besi Maseppe Sidrap |
![]() |
---|
Keresahan Pak RT di Tengah Tawuran Remaja, Sumanto: Minta Orang Tua Turun Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.