Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosiologi Unhas

Dosen Sosiologi Unhas Sahabat OSIS, Gembleng Pelajar Sidrap Cegah Bullying di Lingkungan Sekolah

OSIS perlu didorong bukan hanya sebagai penyelenggara kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah

|
Editor: AS Kambie
dok.tribun
SAHABAT OSIS - Dosen Sosiologi Unhas Arini Enar Lestari AR SPd MSos menjelaskan bahasa bulliying di lingkungan sekolah di hadapan perwakilan OSIS SMP serta guru pendamping OSIS SMP se-Kabupaten Sidrap di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, 26 Juli 2025. Kegiatan bertema "Sahabat OSIS: Penguatan Peran OSIS SMP Se-Kabupaten Sidrap dalam Upaya Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah" ini melibatkan tim dosen dari Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SIDRAP – Dosen Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Hasanuddin, gelar pengabdian masyarakat di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), akhir  Juli 2025.

Pengabdian masyarakat itu difokuskan pada penguatan kapasitas organisasi siswa sekolah (OSIS) dalam mencegah dan menangani kasus bullying di lingkungan pendidikan menengah pertama.

Bullying adalah tindakan agresif seseorang atau kelompok yang dilakukan secara berulang terhadap orang lain yang lebih lemah secara fisik, emosional, atau sosial. Bullying bisa terjadi di mana saja, terutama di sekolah, lingkungan sosial, dan media digital.

Kegiatan Sosilog Unhas di Sidrap bertajuk "Sahabat OSIS: Penguatan Peran OSIS SMP Se-Kabupaten Sidrap dalam Upaya Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah" bertempat di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap).

Ratusan perwakilan OSIS dan guru pendamping dari berbagai SMP se-Kabupaten Sidrap jadi peserta.

Kegiatan itu dipimpin Arini Enar Lestari AR SPd MSos. Dia didampingi Muhammad Adnan Kasogi SSos, MSi, Dr Andi Ahmad Hasan Tenriliweng SST MSi, Novia Fridayanti MSi, Rezky Ariany Aras SPsi MPsi, dan Hariashari Rahim MSi. Seluruhnya akademisi aktif dari Unhas yang fokus pada isu sosial, psikologi pendidikan, dan pembangunan masyarakat.

“Kami bersyukur karena kegiatran pengabdian masyarakat ini dihadiri tim pelaksana, perwakilan OSIS SMP se-Kabupaten Sidrap, serta guru pendamping OSIS SMP se-Kabupaten Sidrap,” kata Andi Ahmad Hasan Tenriliweng, Senin (4/8/2025).

Sinergi Sekolah-Akademisi-OSIS
Sahabat OSIS: Penguatan Peran OSIS SMP Se-Kabupaten Sidrap dalam Upaya Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah dibuka Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidrap, H. Sirajuddin A SP MSi.

Dalam sambutan, dia  menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung pembentukan karakter siswa.

“Pencegahan bullying di sekolah bukan hanya tanggung jawab satu pihak. Diperlukan kolaborasi erat antara sekolah, OSIS, guru, orang tua, hingga akademisi dan pemerintah daerah. Kami di Dinas Pendidikan berkomitmen mewujudkan ruang belajar yang aman, inklusif, dan mendukung karakter positif peserta didik,” ujar Sirajuddin.

Perbuatan dianggap bullying jika dilakukan secara sengaja (intensional), berulang atau berlangsung terus-menerus, serta ada ketidakseimbangan atau pelaku lebih kuat secara fisik sosial dan mental
 
Bullying bisa hadir dalam bentuk fisik.  Seperti memukul, menendang, mendorong, mencubit, dan menjambak. Bisa juga merusak atau mengambil barang milik korban.

Bullying juga hadir dalam bentuk verbal. Seperti mengejek, menghina, memberi julukan kasar, serta mengancam atau mengintimidasi secara lisan.

Bullying juga kadang hadir dalam relasi sosial. Seperti mengucilkan, menyebar gosip, menghasut agar orang lain menjauhi korban, serta merusak hubungan sosial korban.

Bahkan bullying bisa lewat siber. Biasa disebut Cyberbullying. Wujudnya berupa menghina, mengancam, menyebarkan aib atau hoaks melalui media sosial, chat, atau platform online. Juga menyebarkan foto atau video pribadi tanpa izin.

Dampak Bullying
Meski kadang dilakukan dengan canda dan santai, dampak bullying tidak bisa dikatakan sederhana.

Bullying bisa berdampak psikologis, seperti stres, depresi, trauma, rendah diri, dan cemas.

Ia juga bisa berdampak akademik. Seperti malas sekolah, prestasi menurun, dan membolos.

Malah bisa berdampak fisik. Seperti luka-luka, dan psikosomatis (sakit akibat tekanan mental).

Dampak sosialnya juga ngeri. Korban bullying bisa menarik diri dari pergaulan, dan sulit mempercayai orang lain.
 
Perubahan Sosial Sekolah
Aneka tindakan dan perbuatan bullying itu didiskukan oleh para dosen dengan peserta.

Dalam sesi utama kegiatan, Ketua Tim Arini Enar Lestari menyampaikan materi berjudul “Sahabat OSIS: Penguatan Peran OSIS SMP Se-Kabupaten Sidrap dalam Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah.” Ia mengulas secara mendalam berbagai bentuk bullying — fisik, verbal, sosial, dan siber — yang sering terjadi di sekolah, serta dampaknya bagi kesehatan mental dan proses belajar siswa.

Arini menegaskan bahwa OSIS perlu didorong bukan hanya sebagai penyelenggara kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai agen perubahan yang berperan aktif menciptakan iklim sekolah yang sehat dan suportif.

“Peran OSIS sangat vital. Mereka adalah jembatan antara guru dan siswa. Mereka bisa menjadi teladan dalam membangun kultur sekolah yang bebas dari kekerasan dan penuh empati,” tegas Arini.

Evaluasi dan Refleksi
Sebelum materi disampaikan, seluruh peserta diminta mengikuti pre-test digital yang dilakukan dengan memindai barcode. Pre-test ini bertujuan mengukur sejauh mana pemahaman awal peserta mengenai isu bullying, baik dari sisi definisi, bentuk, dampak, maupun strategi penanggulangan.

Setelah sesi materi, peserta terlibat dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas strategi konkret pencegahan bullying di masing-masing sekolah. Setiap kelompok diminta merumuskan tantangan yang dihadapi OSIS dalam isu kekerasan antar siswa serta menyusun rencana aksi yang realistis dan kontekstual.

Kegiatan ditutup dengan post-test digital untuk menilai peningkatan pemahaman dan efektivitas metode penyampaian materi oleh para dosen. Data pre- dan post-test ini akan digunakan sebagai dasar evaluasi kegiatan serta rujukan untuk kegiatan pengabdian masyarakat lanjutan.

Respons Pelajar
Antusiasme peserta sangat tinggi. Salah satu perwakilan OSIS menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak berhenti sampai di satu pertemuan saja, tetapi dilanjutkan dalam bentuk pelatihan lanjutan, forum antarsekolah, atau kunjungan pendampingan oleh kampus.

“Kami ingin ada follow-up dari kegiatan ini. Mungkin pelatihan lanjutan atau sesi pendampingan ke sekolah-sekolah agar kami tidak hanya paham, tetapi juga mampu menerapkan strategi pencegahan bullying secara nyata,” ujarnya.

Generasi Kritis Empatik dan Tangguh
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, tim dosen dari FISIP Unhas berharap bahwa pendidikan karakter yang berbasis kolaborasi dan partisipasi siswa akan tumbuh subur di Sidrap, dan bisa menjadi model bagi kabupaten lain.

“Kami percaya bahwa mencegah bullying bukan hanya soal peraturan, tetapi soal membentuk generasi yang kritis, empatik, dan tangguh. OSIS adalah mitra strategis dalam misi ini,” tutup Dr. Andi Ahmad Hasan Tenriliweng, yang juga merupakan dosen senior Sosiologi Unhas.(*)

Ruang lingkup OSIS 

Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS mencakup berbagai aspek kehidupan dan kegiatan siswa di lingkungan sekolah. 

Ruang lingkup OSIS sangat luas, mencakup aspek pengembangan diri, tanggung jawab sosial, kreativitas, dan partisipasi siswa dalam membangun kultur sekolah yang positif. OSIS berperan sebagai jembatan antara siswa dan pihak sekolah, sekaligus sebagai motor penggerak perubahan di kalangan pelajar.

Secara umum, ruang lingkup OSIS meliputi:

1. Bidang Keorganisasian
Manajemen organisasi siswa: pengembangan kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, dan pengambilan keputusan.
Pelatihan dasar organisasi: seperti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS).
Administrasi dan tata kelola OSIS: seperti penyusunan program kerja, laporan kegiatan, dan pengelolaan arsip.

2. Bidang Kedisiplinan dan Tata Tertib Sekolah
Membantu sekolah dalam menegakkan aturan dan tata tertib siswa.
Menjadi teladan dalam hal etika, disiplin, dan sikap positif di sekolah.
Turut dalam kegiatan pembinaan karakter siswa.

3. Bidang Akademik dan Literasi
Menyelenggarakan kegiatan penunjang akademik: olimpiade, kelas belajar bersama, bimbingan belajar.
Mengembangkan minat baca, menulis, dan diskusi ilmiah.
Mempromosikan budaya literasi dan peningkatan prestasi belajar.

4. Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga
Menyelenggarakan lomba seni, pentas budaya, dan pertunjukan kreatif siswa.
Mewadahi kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni dan olahraga.
Menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan sportivitas.

5. Bidang Kepedulian Sosial dan Lingkungan
Kegiatan sosial seperti bakti sosial, donor darah, peduli bencana.
Kampanye anti-bullying, anti-narkoba, dan kesehatan mental siswa.
Aksi lingkungan seperti sekolah hijau, daur ulang, atau tanam pohon.

6. Bidang Keagamaan dan Moral
Pelaksanaan kegiatan keagamaan di sekolah (misalnya peringatan hari besar agama).
Membentuk dan membina kelompok keagamaan siswa.
Mendorong perilaku siswa yang berakhlak dan beretika.

7. Bidang Hubungan Masyarakat dan Jaringan Kerja Sama
Membangun hubungan baik dengan organisasi pelajar antar sekolah.
Menjadi perwakilan sekolah dalam forum OSIS antar sekolah, kabupaten, atau provinsi.
Menjadi media komunikasi antara siswa dengan pihak sekolah.

8. Bidang Kreativitas dan Kewirausahaan
Mewadahi ide bisnis dan kegiatan usaha siswa seperti bazar atau kantin OSIS.
Mendorong inovasi dan kemandirian siswa dalam bidang kewirausahaan.
Menyelenggarakan pelatihan keterampilan hidup (life skills) untuk siswa.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved