Makassar Mulia
Disdik Makassar Bakal Evaluasi Proses Pembagian 1.000 Seragam Sekolah Gratis
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar akan mengevaluasi penyedia seragam sekolah gratis.
Evaluasi berjalan jika ada penyedia dideteksi memproduksi seragam tidak sesuai spesifikasi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Achi Soleman mengatakan, sekarang ini Dinas Pendidikan masih melakukan kualiti kontrol terhadap penyedia.
Dinas Pendidikan berhak menerima dan menolak seragam jika tak sesuai harapan.
"Kalaupun tidak sesuai kita temukan, berarti kita akan adakan evaluasi dong. Saya rasa hal itu memang harus dilakukan ya, dan itu menjadi kewajibannya kami untuk melakukan penerimaan atau penolakan," ucap Achi d Balaikota Makassar Jl Jenderal Ahmad Yani, Selasa (29/7/2025).
Achi tak menampik, ada laporan bahwa penyedia mengambil barang (seragam) dari Pasar Butung.
Baca juga: Usaha Jahit Kadir dan Istri di Jl Mannuruki Makassar Ramai Pesanan Seragam Sekolah
Katanya, hal itu tidak jadi masalah selagi spesifikasinya tetap sesuai.
Pada dasarnya, selain meringankan beban orang tua, pengadaan seragam sekolah gratis ini juga untuk memberdayakan UMKM penjahit.
Harapannya, kesejahteraan UMKM meningkat, peredaran uang juga semakin menggeliat.
Di sisi lain, Disdik juga tidak mempermasalahkan jika penyedia mendistribusikan produknya ke toko-toko, pasar atau ke pihak lain.
"Boleh saja penyedia ini menyalurkan barangnya di pasar butung, barangnya ada di toko lain, barangnya ada di toko seragam, itu boleh-boleh saja. Tidak masalah, tidak melanggar," katanya.
Sejauh ini, sudah ada 1000 seragam yang disalurkan kepada peserta didik di beberapa sekolah.
Penyaluran dilakukan secara bertahap, target rampung pada akhir September 2025.
Sebanyak 31 penyedia seragam gratis telah teken kontrak dengan Pemkot Makassar.
Penyedia tersebut didominasi UMKM lokal Makassar, namun ada juga penyedia asal Kabupaten Maros, Yogyakarta hingga Bandung.
Kata Achi, dalam sistem e-purchasing atau pengadaan, semua perusahaan berhak mendaftar.
Penyediaan seragam gratis ini dibuka untuk umum, sehingga tidak menutup kemungkinan penyedia luar daerah bisa tersaring.
"Kalau e-purchasing itu bebas, apapun bisa masuk, ada Jogja, ada Bandung, ada dari Maros, itu berhak, siapapun bisa masuk, yang berkontrak itu memang ada juga dari luar daerah," katanya.
Terpisah, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin juga tak mempermasalahkan soal seragam yang diduga diambil dari Pasar Butung.
"Pasar Butung itu UMKM juga bukan? memungkinkan," kata Munafri Singkat.
Ia menegaskan seragam sekolah gratis ini bentuk kepedulian pemerintah terhadap pendidikan.
Munafri berharap, program ini bisa diperbaiki dari tahun ke tahun.
Munafri menegaskan, ia tidak mau lagi mendengar ada bisnis jual beli seragam di lingkungan sekolah.
Biaya-biaya pendidikan diharapkan bisa terminimalisir dengan adanya bantuan seragam gratis ini.
Pemkot Makassar akan hadir untuk memberikan pendidikan berkualitas untuk masyarakat.
"Kami berharap seminimal mungkin, kalau bisa tidak ada lagi pengeluaran-pengeluaran tambahan yang dikeluarkan orang tua dalam memberikan pendidikan terhadap anak-anaknya," tegas Munafri.(*)