Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ibu Ardiansyah Tidak Nyangka Anaknya Jadi Kiper Timnas U-23, Selalu Telepon Tiap Mau Latihan

Kemenangan Garuda Muda akhirnya terjadi usai eksekusi Alfharezzi Buffon gagal dibendung Sorawat Phosaman.

|
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Kaswadi
KIPER TIMNAS - Ramlah, ibu kiper Timnas U-23 Indonesia M Ardiansyah saat ditemui di rumahnya di Jl Inspeksi PAM, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Minggu (27/7/2025). Ramlah tak menyangka Ardiansyah dipanggil ke Timnas U-23 Indonesia. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - M Ardiansyah berpeluang kembali menjadi andalan dibawah mistar gawang Timnas U-23 Indonesia di partai final ASEAN Championship U-23 atau Piala AFF U-23 2025.

Timnas U-23 Indonesia bertemu Timnas U-23 Vietnam di babak final di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (29/7/2025), pukul 20.00 WIB.

Nama M Ardiansyah sedang naik daun.

Kiper PSM Makassar itu tampil apik di Piala AFF U-23.

Dari tiga pertandingan dilakoni, ia mencatatkan dua kali clean sheet.

Bahkan, Ardiansyah menjadi pahlawan Indonesia melaju ke final setelah mengalahkan Thailand.

Enam save dibukukan.

Double save dicatatkan di menit akhir babak tambahan kedua.

Ardiansyah juga membuat satu penyelamatan penting saat adu penalti.

Dia berhasil menepis tendangan Yotsakorn Burapha.

Hal itu membuka peluang Indonesia menang adu penalti.

Kemenangan Garuda Muda akhirnya terjadi usai eksekusi Alfharezzi Buffon gagal dibendung Sorawat Phosaman.

Ardiansyah tipe kiper modern.

Tak hanya piawai menepis dan menangkap bola, tapi juga mampu build up.

Ditopang lagi dengan kemampuan positioning, pembacaan permainan dan refleks yang bagus.

Ibu Ardiansyah, Ramlah mengungkapkan, bakat kiper anaknya itu dari sang kakek.

Kakek Ardiansyah dulunya kiper tim sepak bola Pannara, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

“Ikut kakeknya bakatnya (Ardiansyah),” ungkapnya saat ditemui di rumahnya di Jl Inspeksi PAM, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Minggu (27/7/2025).

Ramlah melanjutkan, bakat Ardiansyah sebagai kiper sudah terlihat sejak duduk di kelas lima sekolah dasar.

Ardiansyah sering latihan di pekarangan rumahnya bersama sang kakak. Kakaknya bagian penendang, Ardiansyah jadi kiper.

Penjaga gawang kelahiran 28 Maret 2002 itu kemudian masuk ke Sekolah Sepak Bola (SSB) Hasanuddin, milik ayah pemain Timnas Indonesia Asnawi Mangkualam, yakni Bahar Muharram.

Awalnya, Ardiansyah dipanggil perkuat SSB Hasanuddin di Danone Nations Cup.

Kala itu SSB Hasanuddin tak memiliki penjaga gawang.

Dari situ, Ardiansyah terus mengenyam ilmu sepak bola.

Latihannya di Lapangan UPRI dan Lapangan Antang.

Selanjutnya, kiper akrab disapa Ian ini sempat masuk Akademi PSM Makassar di Mamuju, Sulawesi Barat. 

Namun, tak bertahan lama.

Ian  kemudian berlabuh ke Borneo U-16.

Dari Borneo, Ian mengikuti trial bersama skuad senior PSM Makassar untuk persiapan Liga 1 2021/2022.

Ian dipanggil oleh Bahar Muharram yang saat itu masih menjadi asisten pelatih tim berjuluk Juku Eja itu

Sampai sekarang Ian masih membela panji kapal pinisi di dada.

“Jadi saya melihat bakat dia jadi kiper. Lalu dipanggil sama Haji Bahar. Diusulkan jadi kiper dan berhasil tebakanku,” tutur Ramlah.

Tak Sangka Jadi Pilihan Utama

Ramlah tak sangka Ardiansyah menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Timnas U-23 Indonesia.

Bahkan, tak pernah terbesit dipikirannya anak keempatnya itu akan dipanggil ke Timnas Indonesia.

Pasalnya, selama ini Ardiansyah kurang mendapat kesempatan bermain di klub. 

“Saya juga tidak percaya (Ardiansyah) dipanggil ke Timnas, karena  jarang dipasang. Jadi saya tidak menyangka Ian jadi gawang utamanya Timnas,” akunya.

Ramlah membeberkan saat momen penalti di semifinal Indonesia vs Thailand, dirinya tak bisa tenang saat menyaksikan Ian.

Di saat keluarga dan tetangganya nonton bareng (Nobar) di depan rumahnya, ia keluar masuk rumah sembari mendoakan sang anak bisa menjaga gawangnya dengan baik.

“Saya berdoa, Ya Allah mudah-mudahan bisa berprestasi anakku di sini ,karena dia itu baru dipanggil ke Timnas langsung jadi gawang utama,” ucap perempuan 51 tahun ini.

Dukungan Langsung untuk Ardiansyah

Ramlah sekeluarga akan memberikan dukungan langsung ke Ardiansyah di laga final Indonesia kontra Vietnam.

Ramlah bersama suami dan empat saudara Ardiansyah bakal terbang ke Jakarta untuk menyaksikan langsung pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senin (28/7/2025).

Mereka bertolak dari Bandara Sultan Hasanuddin menuju Bandara Soekarno-Hatta pada Senin sore.

Ramlah berharap, jika menjadi starter lagi Ardiansyah bisa tampil lebih baik lagi dari sebelumnya.

Ia juga berharap, Ardiansyah bisa mempersembahkan trofi turnamen sepak bola antar negara Asia Tenggara tersebut.

“Untuk laga besok semoga bisa juara. Mudah-mudahan bisa mainnya seperti kemarin, bisa menjaga gawangnya. Mempertahankan gawangnya agar tidak kebobolan,” harapnya.

Kebiasaan Ardiansyah

Ramlah menuturkan, Ardiansyah memiliki kebiasaan rutin.

Kiper nomor punggung 1 itu selalu menghubungi sang ibunda sebelum latihan dan sesudah latihan.

Doapun selalu dikirimkan Ramlah kepada Ardiansyah.

“Dia telepon mauka pergi latihan ini, doakanka. Saya bilang iya. Saya selalu doakan selama di Timnas, sukseskan anakku di Timnas Ya Allah,” tuturnya.

Ketika Ardiansyah absen lawan Malaysia di pertandingan terakhir Grup A, Ramlah sangat khawatir.

Ia terus mendoakan sang anak agar segera dipulihkan dari cedera dialami.

“Waktu cedera itu saya berdoa pulihkan anakku Ya Allah, karena sempat cedera lawan Filipina. Saya doakan terus,” ucapnya.

Ardiansyah juga rutin menghubungi Ramlah sebelum berangkat ke pertandingan.

Ramlah selalu berpesan kepada Ardiansyah untuk berwudhu sebelum masuk lapangan dan perbanyak zikir.

“Saya anjurkan dia ambil air wudhu sebelum masuk lapangan, baru zikir-zikr masuk lapangan Ian. Berdoaki nak, itu pesanku kalau mau bermain,” ungkapnya.

Sisi Lain di Luar Lapangan

Ramlah membeberkan sisi lain Ardiansyah di luar lapangan.

Kiper berpostur 187 sentimeter itu sangat patuh pada orang tua, sabar dan suka bergaul.

Bahkan, Ardiansyah sering mengajar anak-anak mengaji di Masjid Shiratal Mustaqim yang tak jauh dari rumahnya.

“Kalau selesai latihan, dia mengajar mengaji di masjid dari maghrib sampai isya,” bebernya.

Ardiansyah juga membuatkan usaha sang ayah depot air minum isi ulang.

Kadang kalau tak ada latihan maupun pertandingan, dia sendiri yang mengantar galon ke konsumen.

“Ada usaha galon dia buatkan bapaknya supaya ada kegiatannya,” tutupnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved