Spanduk Provokatif Muncul di Makassar, Wija To Luwu Aksi Damai di Depan Polda Sulsel Usai Jumatan
Yandi menyorot kinerja kepolisian yang gagal mencegah masuknya kelompok di kampus Unismuh, UNM, UMI, UIM dan Undipa.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (PP IPMIL) gelar aksi damai di depan Kantor Polda Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (25/7/2025).
"InshaAllah usai Jumatan nanti, Kami gabungan Wija to Luwu akan aksi di depan Polda Sulsel," kata Ketua PP IPMIL Yandi dikonfirmasi Tribun-Timur.com lewat sambungan telepon, Jumat pagi.
"Kami menuntut agar kepolisian menangkap pelaku yang menyebar ujaran kebencian di 5 kampus di Makassar," imbuhnya.
Sebelumnya, Yandi menyorot kinerja kepolisian yang gagal mencegah masuknya kelompok di kampus Unismuh, UNM, UMI, UIM dan Undipa.
Yandi berharap polisi bisa segera bisa menemukan dalang aksi penyisiran tersebut.
“IPMIL tidak akan tunduk pada intimidasi. Organisasi ini dibangun atas dasar nilai-nilai intelektual dan perjuangan, bukan ancaman,” kata Yandi Kamis (24/7/2025) malam.
Ia juga menyesalkan tindakan sejumlah orang yang diduga memasuki lingkungan kampus dengan cara-cara yang mengintimidasi.
Menurutnya, kampus bukan tempat untuk adu kekuatan tapi ruang untuk bertukar gagasan secara damai.
“Kami menolak segala bentuk kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan pandangan. Kampus harus tetap menjadi ruang aman bagi semua,” akunya.
Ia pun meminta aparat penegak hukum agar bertindak cepat dan adil dalam menangani insiden ini.
Mereka juga mendesak pihak kampus agar tidak membiarkan praktik-praktik yang mencederai etika akademik terus terjadi.
“Pembiaran terhadap aksi kekerasan di lingkungan kampus adalah bentuk kelalaian dalam menjaga marwah pendidikan. Kami mendesak pihak kampus dan aparat untuk bertindak tegas,” kata Yandi.
Ia turut menyerukan kepada seluruh kader IPMIL di berbagai daerah agar tetap tenang, tidak terprovokasi, namun tetap waspada.
“Kami percaya bahwa kekerasan bukanlah jalan keluar. Namun kami juga tidak akan tinggal diam bila ruang intelektual terus dikotori,” ujarnya.
Dalam pernyataan resminya, PP IPMIL juga menyoroti insiden penyisiran yang terjadi di lima kampus berbeda.
Mereka menilai hal itu mencerminkan lemahnya pengawasan dan meminta seluruh pelaku intimidasi ditangkap dan diproses hukum.
Yandi juga menyoroti spanduk bernada provokatif bertuliskan ajakan kekerasan terhadap kelompok tertentu, terpasang di kawasan fly over perempatan Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Kamis (24/7/2025).
Spanduk berwarna putih dengan tulisan pilox hitam itu dibentangkan sejumlah pria berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup wajah.
Yandi menyerukan semua pihak untuk menjaga kondusivitas khususnya di lingkungan kampus.
Ia mengecam keras penyebaran spanduk bernada provokatif tersebut.
Yandi menilai tindakan itu berpotensi memecah belah dan merusak citra ruang akademik yang seharusnya menjadi tempat aman untuk berpikir dan berdiskusi.
Terpisah, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana menyayangkan tindakan tersebut.
Polisi berpangkat tiga bunga melati ittu menyatakan pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut secara serius.
“Kami sedang menyelidiki siapa pelaku yang memasang spanduk ajakan kekerasan itu,” kata Arya saat ditemui di RS UIN Alauddin, Kamis siang.
Polisi telah mengumpulkan bukti dari lokasi kejadian.
Termasuk rekaman CCTV dan keterangan saksi.
“Kami telusuri dari CCTV hingga keterangan saksi. Bila ditemukan unsur pidana, tentu kami akan proses sesuai hukum,” tegas Arya.
Ia mengaku, akan menindak tegas siapa pun yang terbukti terlibat dalam tindakan provokatif tersebut.
“Kami tidak akan mentoleransi tindakan yang bisa memicu kekerasan atau mengganggu ketertiban umum,” ujarnya.
Arya mengimbau, semua pihak untuk tidak terpancing oleh ajakan provokatif yang dapat memperkeruh suasana.
Ia menerangkan, segala bentuk kekerasan akan diproses secara hukum, terutama jika mengakibatkan korban.
“Kami juga berkoordinasi dengan pihak kampus untuk melakukan upaya preventif,” tambahnya.
Pada hari yang sama, beredar pula video sekelompok mahasiswi terlibat aksi kejar-kejaran di sebuah kampus swasta di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Beberapa hari sebelumnya, aksi serupa terjadi di dua kampus lain di Makassar, termasuk di Jalan Sultan Alauddin dan Jalan Urip Sumoharjo, serta di sebuah asrama mahasiswa.
Polisi belum mengumumkan siapa pelaku dalam rangkaian insiden tersebut. (*)
Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Sauki Maulana
Festival Budaya Banua Lemo Luwu Jadi Ruang Belajar dan Perlawanan Anak Muda |
![]() |
---|
Teror di Poros Trans Sulawesi, Bus PO Adhi Putra Jadi Korban Pelemparan Batu OTK |
![]() |
---|
Koperasi Bonelemo Luwu Pilih Modal Gotong Royong, Tolak Pinjaman Bank |
![]() |
---|
Lepas Kendali Toyota Rush Asal Luwu Utara Terjun ke Empang di Maros, 2 Penumpang Luka |
![]() |
---|
Pemkab Luwu dan Forkopimda Dukung Kepastian Hukum dan Percepatan Investasi di Luwu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.