Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Viral Lokal

Sosok SP Ditangkap Polisi, Rantai hingga Sebabkan 4 Anak Luka Lebam Sekujur Tubuh

Empat anak tersebut adalah SAW (14) dan IAR (11) yang merupakan kakak beradik dari Kabupaten Semarang.

|
Kolase Tribun
Anak korban eksploitasi dan SP pelaku, SP sudah ditahan usai viral. Ia dikenal keras dan jarang bersosialisasi. 

TRIBUN-TIMUR. COM - SP (65), warga Dukuh/Desa Mojo, Kecamatan Andong, Boyolali ditangkap polisi.

SP adalah sosok dibalik ekploitasi terhadap 4 anak yang menyita perhatian publik. 

Empat anak tersebut adalah SAW (14) dan IAR (11) yang merupakan kakak beradik dari Kabupaten Semarang.

Serta MAF (11) dan adiknya VMR (6) dariKabupaten Batang.

IAR (11) dan VMR (6) dirantai kakinya.

Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin sudah menggali keterangan dari keempat bocah tersebut.

IAR dan VMR dirantai kakinya karena kedapatan mengambil nasi dari dalam rumah pelaku, SP (65).

"Dirantai itu sudah hampir 1 bulan," kata Muhksin. 

Selain dirantai, kedua bocah itu juga mengalami luka akibat kekerasan.

Terdapat bekas luka yang belum pulih nampak dari sekujur tubuh keduanya.

Bagian tubuh seperti lengan tangan dan punggung terdapat luka memar.

"Kalau yang dua (bocah agak besar) juga pernah luka, cuma sudah tidak kelihatan," imbuh Muhksin. (*)

Pelaku Misterius

SP (65), warga Dukuh/Desa Mojo, Kecamatan Andong, telah diamankan polisi karena dugaan eksploitasi dan kekerasan terhadap empat anak.

‎Selain harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, dia juga diperbincangkan karena kepribadian yang mencolok di mata warga.

‎Sejumlah warga pun mendatangi rumah pelaku, untuk sekedar melihat dan memperbincangkan SP.

‎Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin mengungkapkan, SP dikenal sebagai pribadi tertutup.‎

‎SP disebut enggan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

‎“SP itu jarang bergaul dengan warga. Orangnya tertutup dan terkesan keras,” kata Muhksin kepada wartawan, Senin (13/7/2025).

‎Bahkan, sikap keras SP sudah lama menjadi buah bibir warga.

‎Menurut Bagus, ada tetangga yang berniat baik membantu SP mengangkat jemuran pakaian saat hujan turun.

‎Bukannya berterima kasih, SP justru menanggapinya secara tidak menyenangkan.

‎“Pernah warga nolongin angkat jemuran karena kehujanan. Tapi SP malah tidak senang. Baju itu malah dicuci ulang oleh dia,” tutur Muhksin.

‎Lebih jauh, Bagus juga menyoroti pola pikir SP yang dianggap tidak sejalan dengan masyarakat sekitar

Dia menyebut SP menganut keyakinan berbeda yang kerap dijadikan alat untuk memengaruhi orang lain.

‎“Kepercayaannya itu beda dari warga lainnya. Mindset-nya dia itu mendoktrin seseorang untuk ikut dalam aliran yang keras,” ujar Muhksin.

‎Pihaknya pun berharap agar SP dihukum karena perbuatannya yang telah tega memperlakukan anak.

‎"Anak dirantai. Seperti binatang saja, " pungkasnya.

‎Sebelumnya, SP dilaporkan ke polisi karena diduga mengurung, menyiksa, dan mengeksploitasi empat anak di rumahnya.

‎Keempat korban berasal dari Kabupaten Semarang dan Batang, yang disebut-sebut dikirim ke SP untuk mendapatkan "pendidikan agama".

‎Namun yang terjadi justru sebaliknya, mereka diduga dianiaya secara fisik dan psikis, bahkan ada yang dirantai.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved