Haji Muda Sulsel
Aji Lolo Jadi Titik Balik Hidup Irma
Satu jemaah haji termuda asal Kabupaten Takalar, Irma tergabung dalam kloter keberangkatan 15 Mei 2025.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM- Tak harus menunggu uban menua, tak harus menanti pensiun tiba.
Di usia 28 tahun, Irma telah lebih dulu menjejakkan kaki di Tanah Suci, Kota Makkah, Arab Saudi untuk menjalankan rukun Islam kelima, ibadah haji.
Ia jadi salah satu jemaah haji termuda asal Kabupaten Takalar yang tergabung dalam Kloter keberangkatan tahun 2025.
Masyarakat awan sering memberikan gelar Aji Lolo kepada anak muda yang naik.
Sebanyak 259 jemaah haji asal Takalar resmi diberangkatkan ke Makkah pada 15 Mei 2025, melalui Embarkasi Makassar.
Di antara ratusan wajah penuh harap dan doa itu, Irma hadir dengan semangat muda dan jiwa sudah matang secara spiritual.
“Agar bisa menunaikan rukun Islam kelima selagi masih sehat dan kuat,” ucap Irma saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Jumat (7/5/2025).
Irma merupakan warga Dusun Kampung Beru, Desa Biringkassi, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.
Ia mendaftar haji sejak 2011, di usia 14 tahun.
Setelah menanti selama 14 tahun melalui jalur reguler, namanya akhirnya masuk dalam daftar keberangkatan tahun ini.
Campur Aduk saat Keberangkatan
Gugup, haru, dan tidak percaya jadi tiga rasa yang mengiringi hari-hari menjelang keberangkatan.
Namun, begitu menjejakkan kaki di Makkah, perasaan itu segera berganti menjadi ketenangan dan rasa syukur.
“Awalnya campur aduk antara gugup dan haru. Tapi saat sudah di sana, lebih tenang dan penuh rasa syukur,” ungkap Irma.
Ibadah haji, baginya, bukan sekadar menunaikan kewajiban sebagai muslim, tapi juga perjalanan spiritual yang mengubah cara pandangnya terhadap hidup.
“Pulang itu rasanya beda. Ada semangat baru, hati lebih damai. Seperti diberi bekal untuk memperbaiki diri kedepannya,” ucap perempuan yang sehari-hari berdagang kosmetik ini.
Haji Tak Harus Tua
Irma tak pernah memusingkan pandangan orang terhadap usianya yang masih muda saat berangkat haji.
Ia justru ingin menjadi contoh bahwa berhaji tak harus menunggu usia senja.
“Keluarga sangat bangga. Teman-teman juga kagum, banyak yang jadi termotivasi. Dan alhamdulillah, tidak pernah ada penilaian negatif,” ujarnya.
Di sela pelaksanaan ibadah, Irma membagikan beberapa momen berharganya di media sosial.
Ia sadar, ada banyak mata yang memperhatikan.
Tapi lebih dari itu, ia ingin memberikan semangat positif dan rasa syukur.
“Teman-teman banyak kasih doa dan semangat. Mereka ikut bahagia, bahkan ada yang bilang jadi ikut termotivasi juga,” tutur lulusan SMAN 1 Galesong Utara itu.
Boleh Dipanggil Haji
Soal gelar ‘haji’ yang biasanya disematkan kepada jemaah sepulang dari Tanah Suci, Irma tak terlalu ambil pusing.
Dipanggil ‘haji’ atau tidak, yang penting adalah bagaimana kualitas hidupnya setelah berhaji.
“Boleh saja kalau dipanggil ‘haji’. Tapi saya lebih fokus pada perubahan diri setelah berhaji. Itu yang lebih penting,” katanya.
Nama: Irma
Usia: 28 tahun
Tempat, Tanggal Lahir: Kampung Beru, 6 Mei 1998
Alamat: Dusun Kampung Beru, Desa Biringkassi, Kecamatan Galesong, Takalar
Pendidikan:
SD Negeri 99 Kampung Beru
SMP Negeri 2 Galesong
SMA Negeri 1 Galesong Utara
Pekerjaan: Penjual Kosmetik
Orang Tua:
Ayah: H. Sangkala Nai
Ibu: Hj. Salaman Dg Puji
(tribun-timur.com/uma)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.