Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harta Kekayaan

Harta Kekayaan Darmawan Prasodjo Dirut PLN yang Dimarahi Bahlil di DPR RI, Punya Hutang Rp 1,2 M

Bahlil menyemprot pejabat di lingkungan kementeriannya dan direksi PLN gegara ketidaksesuaian data jumlah desa yang belum mendapat akses listrik.  

Editor: Sakinah Sudin
Kompas.com
DIRUT PLN - Potret Darmawan Prasodjo Direktur Utama PT PLN (Persero). Inilah harta kekayaan Darmawan Prasodjo. 

4. MOTOR, SMOOT TEMPUR Tahun 2023, HADIAH Rp. 5.000.000

5. MOBIL, MERCEDES BENZ 450 GLS Tahun 2023, HASIL SENDIRI Rp. 2.250.000.000

C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 130.000.000

D. SURAT BERHARGA Rp. 23.588.000.000

E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 37.952.609.864

F. HARTA LAINNYA Rp. 35.000.000

Sub Total Rp. 105.674.109.864

III. HUTANG Rp. 1.251.200.420

IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 104.422.909.444

Sosok Darmawan Prasodjo

Darmawan kembali ditunjuk menjadi Dirut PLN dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Kementerian BUMN, Rabu (18/6/2025).

Ia mempertahankan posisinya sebagai pucuk pimpinan perusahaan sejak pertama kali ditunjuk menjadi Dirut PLN pada 6 Desember 2021.

Pria yang akrab disapa Darmo ini bukanlah orang baru di PLN.

Sebelum menjadi Dirut, dia pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN pada periode 2019-2021.

Ia lahir di Magelang pada 19 Oktober 1970 dari pasangan Brigadir Jenderal TNI (Purn) Sadja Moeljoredjo dan Ibu Sudarti Sadja.

Ayahnya seorang tentara dengan jabatan terakhir sebagai Kepala SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah.

Darmo meraih gelar Bachelor of Computer Science dari Texas A&M University pada 1994, serta Master of Computer Science dari Texas A&M University pada 2000.

Ia menyelesaikan gelar Doktor Ekonomi Terapan, Ekonomi Sumber Daya Alam di Texas A&M University kolaborasi dengan Duke University pada 2011.

Setelah berkarier selama 15 tahun di luar negeri, Darmo pun kembali ke Indonesia pada 2012 dan memulai karier di beberapa posisi, seperti Direktur di Indonesia Center for Green Economy dan Kepala Jurusan di Prodi Green Economy di Surya University tahun 2012-2013.

Kemudian, ia menjadi Co-chair Post 2015 Millennium Development Goals tahun 2013-2014, Presiden Komisaris Amesti Energi Nusantara tahun 2013-2014, Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan, Monitoring, dan Evaluasi Program Prioritas Kantor Staf Presiden tahun 2015-2019, serta Komisaris PLN tahun 2018-2019.

Darmo juga sempat berkiprah di partai politik.

Ia menjadi kader PDI-P dan mendaftar sebagai calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) V Jawa Tengah pada pemilu legislatif tahun 2014.

Dapil V meliputi wilayah karesidenan Solo yang mencakup Solo, Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali.

Namun, Darmo gagal lolos ke DPR karena kalah suara, salah satunya dari Puan Maharani.

Masuk ke lingkaran PDI-P, ia kemudian menjadi tim pendukung pasangan capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK).

Tugasnya adalah menjadi tim ahli pasangan Jokowi-JK yang bertugas memberikan masukan saat debat capres-cawapres pada Pilpres 2014.

Setelah menjadi penasihat pasangan Jokowi-JK di sektor ekonomi dan energi, Darmo masuk ke lingkaran Istana sebagai Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan, Monitoring, dan Evaluasi Program Prioritas Kantor Staf Presiden pada 2015-2019.

Kala itu, ia diangkat oleh Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved