Tahun Baru Islam
Wamenag RI: Semangat Tahun Baru Islam adalah Semangat Kemanusiaan bagi Indonesia
Hal itu disampaikan Wamenag saat menghadiri kegiatan Mukernas Permabudhi IV di Hotel Aston, Jl Hasanuddin, Kota Makassar, Sabtu (28/6/2025).
Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, KH Romo H R Muhammad Syafi’i menegaskan bahwa makna Tahun Baru Islam, khususnya peringatan 1 Hijriyah, bukan hanya peristiwa sejarah keagamaan, melainkan simbol semangat kemanusiaan universal.
Diketahui, Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H jatuh pada, Jumat 27 Juni 2025 kemarin.
Hal itu disampaikan Wamenag saat menghadiri kegiatan Mukernas Permabudhi IV di Hotel Aston, Jl Hasanuddin, Kota Makassar, Sabtu (28/6/2025).
“Saya kira semangat Tahun Baru Islam itu adalah semangat kemanusiaan. Bukan ketika Rasulullah lahir, bukan saat Isra Mikraj, tapi ketika beliau hijrah dari Mekah ke Yathrib,” kata Muh Syafi'i.
Ia mengaku, hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Yathrib (yang kemudian menjadi Madinah) menjadi titik penting pembangunan peradaban Islam.
Baca juga: Ribuan Warga Maros Ikut Jalan Santai Sambut Tahun Baru Islam
Di sana, kata Muh Syafi'i, Rasulullah membangun masyarakat berbasis masjid dan menyusun Piagam Madinah, yang secara substansi merupakan bentuk awal konstitusi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keberagaman.
“Siapapun yang berada di Madinah saat itu, apapun agamanya, mendapat pelayanan dan hak yang sama," ungkapnya.
"Rasulullah memimpin dengan dasar kemanusiaan, bukan kekuasaan atau kekayaan,” tambahnya.
Menurutnya, semangat ini sangat relevan dengan jati diri bangsa Indonesia yang menganut politik luar negeri bebas aktif serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam konstitusi.
“Semangat Tahun Baru Hijriyah adalah semangat kemanusiaan, ini menjadi pijakan moral dalam sikap politik kita, termasuk dalam membela Palestina," ujarnya.
"Itu bukan soal perang agama, tapi soal membela kemanusiaan yang sedang dihabisi,” tambah dia
Lanjut dia, perjuangan tokoh bangsa dahulu lahir dari fondasi keagamaan yang kuat, namun tetap berlandaskan nilai universal dan konstitusional.
“Kita melaksanakan konstitusi sekaligus menjalankan ajaran agama. Keduanya tidak terpisahkan,” jelasnya.(*)
Bacaan Niat Puasa 1 Muharram Jumat 27 Juni 2025, Pahala Berlipat hingga Penghapus Dosa |
![]() |
---|
Jelang Tahun Baru Islam, APIH Makassar Minta Tempat Hiburan Malam Tutup Sementara |
![]() |
---|
Parade Obor Hingga Diskusi Lintas Aliran Ramaikan 1 Muharram di Masjid Al Markaz Makassar |
![]() |
---|
Masjid Al Markaz Hadirkan Duo Qariah Ibu dan Anak di Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H |
![]() |
---|
Peringati Tahun Baru Islam, Pesantren Nahdatul Ulum Maros Gelar Pawai Keliling hingga Sunat Massal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.