Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kader PSI Sebut Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi, Ketua Muhammadiyah Makassar: Kasihan!

KH Muhammad Said Abdul Samad bahkan menegaskan, bahwa tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
DOK PRIBADI
KADER PSI - Dedy Nur Palakka, kader PSI yang sebut Jokowi layak jadi nabi. Pernyataan itu pun dicabut dan dia meminta maaf. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kader Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, Dedy Nur Palakka ramai diperbincangkan warganet lantaran menyebut mantan Presiden RI, Jokowi layak menjadi nabi.

Kicauan Dedy Nur Palakka ditulis ketika membalas komentar miring warganet yang menyindir kedekatan Jokowi dengan rakyat. 

Komentar miring itu menuai perdebatan panjang hingga akhirnya Dedy Nur Palakka menyebut Jokowi layak menjadi nabi.

"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat. Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna," demikian kicauan Dedy melalui akunnya di X (Twitter) @DedynurPalakka, beberapa hari lalu.

Ketua Muhammadiyah Makassar, KH Muhammad Said Abdil Samad, menyayangkan pernyataan dari kader PSI tersebut.

"Saya sebagai Ketua Muhammadiyah Makassar, sangat menyesalkan pernyataan itu," kata KH Muhammad Said Samad kepada tribun, Sabtu (14/6/2025) sore.

Baca juga: Sosok Dedy Nur Palakka Penyebut Jokowi Layak Jadi Nabi Ternyata Anak Makassar, Kuliah di Jepang

Baca juga: Muhammadiyah Berbenah Pasca SDIT Bermunculan, Didik Suhardi: Sudah Waktunya Kita Naik Kelas

"Karena itu menunjukkan bahwa kadernya, Nur Palakka, berarti kurang pengetahuannya tentang agama," lanjutnya.

KH Muhammad Said Abdul Samad bahkan menegaskan, bahwa tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

"Kan nabi Muhammad SAW dikatakan penutup segala nabi-nabi. Berarti sesudah nabi Muhammad SAW tidak ada lagi yang bisa jadi nabi," tegasnya.

Olehnya itu, lanjut Said, tidak adalagi sosok manusia yang didapat ditunjuk sebagai nabi.

"Bagaimana bisa ada orang baru mau ditunjuk-tunjuk jadi nabi. Ini namanya kasihan, artinya kurang pengetahuannya tentang agama dan dia bicara agama, tentunya tidak nyambung," sebut KH Said Samad.

Sebagai tokoh pembuka agama di Kota Makassar, Said Samad pun menyesalkan pernyataan Dedy Nur Palakka itu.

Terlebih kata dia, sosok Jokowi saat ini tengah menuai banyak sorotan.

"Jadi kami sangat menyesalkan, apalagi kita sama-sama tahu siapa itu pak Jokowi. Sekarang ini yang banyak masalahnya, ijazah menjadi masalah, janji-janjinya kepada rakyat Indonesia," terang Said.

"Dan sepertinya banyaklah yang kita soroti sebagai rakyat. Ini adalah satu hal yang sangat disesalkan, sekali lagi ini menunjukkan kader itu tidak paham agama lalu ingin bicara tentang agama, sehingga bisa sesat dan menyesatkan," tuturnya.

Diketahui, setelah ramai diperbincangkan, Dedy Nur Palakka pun memberikan klarifikasi.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis melalui akunnya di X, Dedy menegaskan bahwa pandangan tersebut merupakan pendapat pribadinya dan tidak mencerminkan sikap resmi PSI secara kelembagaan.

"Pernyataan tersebut sepenuhnya merupakan pandangan pribadi, dan tidak mewakili sikap resmi Partai Solidaritas Indonesia (PSI),” ujarnya.

Menanggapi reaksi publik, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Bali disebut telah memberikan teguran internal kepada Dedy sebagai bentuk tanggung jawab organisasi terhadap keberagaman dan sensitivitas masyarakat.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Dedy menyatakan telah mencabut pernyataan tersebut. Ia berharap klarifikasi ini dapat meredam kesalahpahaman yang terjadi dan menjaga ruang publik tetap sehat.

"Saya mencabut pernyataan tersebut demi menjaga ruang dialog publik yang sehat dan tidak menimbulkan salah tafsir yang berlarut-larut," katanya.

Pernyataan Klarifikasi Resmi 

Terkait polemik atas pernyataan saya beberapa waktu lalu mengenai "Pak Jokowi memenuhi syarat sebagai nabi", dengan ini saya, Dedy Nur Palakka, menyampaikan klarifikasi sebagai berikut: 

1. Pernyataan tersebut sepenuhnya merupakan pandangan pribadi, dan tidak mewakili sikap resmi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara kelembagaan. 

2. DPW PSI Bali telah memberikan teguran secara internal sebagai bentuk tanggung jawab organisasi terhadap sensitivitas publik dan keberagaman pandangan masyarakat. 

3. Dengan kesadaran penuh, saya mencabut pernyataan tersebut, demi menjaga ruang dialog publik yang sehat dan tidak menimbulkan salah tafsir yang berlarut-larut. 

4. Saya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan setulus-tulusnya kepada masyarakat, seluruh umat beragama, serta pihak-pihak yang merasa terganggu atau tersinggung oleh pernyataan tersebut. 

Saya berkomitmen untuk tetap menjaga etika publik, belajar dari dinamika ini, dan memperkuat semangat demokrasi yang sehat, jujur, dan terbuka. 

Terima kasih atas kritik, masukan, dan pengertian dari berbagai pihak. 

Hormat saya, 

Dedy Nur Palakka."

Sementara, Jokowi menanggapi santai pernyataan Dedy yang menuai kegaduhan.

Dia meminta agar berpikir rasional dan mengimani Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT.

"Nabi terakhir itu Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam. Kalau ada pemikiran seperti itu (ada nabi setelah Muhammad SAW), mikir yang rasional sajalah," kata Jokowi, Jumat (13/6/2025).

Kendati telah membuat klarifikasi dan memohon maaf, namun hingga pada Sabtu (14/6/2025) hari ini, Dedy masih di-bully di media sosial.

Dia masih disebut sebagai penjilat mantan Presiden RI.

Siapa Dedy?

Ternyata dia kelahiran Makassar, 23 Agustus 1981.

Punya blog dedynur.com.

Dia disebut alumnus Hiroshima University, Jepang, meraih gelar master dan doktor di bidang teknik.

Di PSI, partai yang dipimpin Kaesang Pangarep putra bungsu Jokowi, Dedy menjabat Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Provinsi Bali.

Dia pernahmencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil Bali pada Pemilu 2019 dan 2024, namun gagal terpilih.

Sebelum menjadi kader PSI, dia chef profesional, pernah bekerja sebagai Head Chef di restoran China Ching Tung Restaurant di Chicago, Amerika Serikat selama 6 tahun (2009-2015).(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved