Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kader PSI Sebut Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi, Ketua Muhammadiyah Makassar: Kasihan!

KH Muhammad Said Abdul Samad bahkan menegaskan, bahwa tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
DOK PRIBADI
KADER PSI - Dedy Nur Palakka, kader PSI yang sebut Jokowi layak jadi nabi. Pernyataan itu pun dicabut dan dia meminta maaf. 

Diketahui, setelah ramai diperbincangkan, Dedy Nur Palakka pun memberikan klarifikasi.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis melalui akunnya di X, Dedy menegaskan bahwa pandangan tersebut merupakan pendapat pribadinya dan tidak mencerminkan sikap resmi PSI secara kelembagaan.

"Pernyataan tersebut sepenuhnya merupakan pandangan pribadi, dan tidak mewakili sikap resmi Partai Solidaritas Indonesia (PSI),” ujarnya.

Menanggapi reaksi publik, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Bali disebut telah memberikan teguran internal kepada Dedy sebagai bentuk tanggung jawab organisasi terhadap keberagaman dan sensitivitas masyarakat.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Dedy menyatakan telah mencabut pernyataan tersebut. Ia berharap klarifikasi ini dapat meredam kesalahpahaman yang terjadi dan menjaga ruang publik tetap sehat.

"Saya mencabut pernyataan tersebut demi menjaga ruang dialog publik yang sehat dan tidak menimbulkan salah tafsir yang berlarut-larut," katanya.

Pernyataan Klarifikasi Resmi 

Terkait polemik atas pernyataan saya beberapa waktu lalu mengenai "Pak Jokowi memenuhi syarat sebagai nabi", dengan ini saya, Dedy Nur Palakka, menyampaikan klarifikasi sebagai berikut: 

1. Pernyataan tersebut sepenuhnya merupakan pandangan pribadi, dan tidak mewakili sikap resmi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara kelembagaan. 

2. DPW PSI Bali telah memberikan teguran secara internal sebagai bentuk tanggung jawab organisasi terhadap sensitivitas publik dan keberagaman pandangan masyarakat. 

3. Dengan kesadaran penuh, saya mencabut pernyataan tersebut, demi menjaga ruang dialog publik yang sehat dan tidak menimbulkan salah tafsir yang berlarut-larut. 

4. Saya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan setulus-tulusnya kepada masyarakat, seluruh umat beragama, serta pihak-pihak yang merasa terganggu atau tersinggung oleh pernyataan tersebut. 

Saya berkomitmen untuk tetap menjaga etika publik, belajar dari dinamika ini, dan memperkuat semangat demokrasi yang sehat, jujur, dan terbuka. 

Terima kasih atas kritik, masukan, dan pengertian dari berbagai pihak. 

Hormat saya, 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved