Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perjalanan Kehidupan Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda 2 Gubernur Jomblo Dijodohkan Usai Tatap Muka

Sosok Sherly Tjoanda Gubernur Maluku Utara kini dijodoh-jodohkan dengan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com/Kompas.com
GUBERNUR JOMBLO - Sosok Sherly Tjoanda Gubernur Maluku Utara kini dijodoh-jodohkan dengan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Perjalanan kehidupan Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda.

Meski sama-sama jabat gubernur, namun perjalanan kehidupan keduanya beda jauh.

Sosok Sherly Tjoanda Gubernur Maluku Utara kini dijodoh-jodohkan dengan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat.

Perjodohan itu muncul setelah Dedi Mulyadi, bertemu Sherly Tjoanda, pada Minggu (8/6/2025) di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat. 

Pertemuan Dedi Mulyadi dan Sherly menjadi momen langka dan penuh kehangatan.

DEDI MULYADI DAN SHERLY - Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda duduna
DEDI MULYADI DAN SHERLY - Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda duduk berdampingan di mobil, mengenakan baju putih serasi, menunjukkan keakraban hangat yang viral di media sosial.

Kedua kepala daerah kerap viral dengan konten-konten media sosial itu, terekam duduk berdampingan di dalam mobil.

Mereka mengenakan busana serasi berwarna putih, menampilkan keakraban yang menyentuh hati.

Keduanya sama-sama berstatus jomblo.

Dedi Mulyadi resmi bercerai dari Anne Ratna Mustika pada 2023 setelah 20 tahun menikah.

Sedangkan Sherly Tjoanda pernah mengalami duka, karena suaminya,

Benny Laos, calon gubernur Maluku Utara, meninggal dunia akibat ledakan speedboat saat kampanye.

Keakraban yang terekam ini pun menjadi bahan perbincangan hangat dan menjadikan netizen ramai-ramai mendoakan agar Dedi dan Sherly bisa bersatu.

Apakah keduanya akan membina rumah tangga? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Rekam jejak Sherly

Keakraban yang Terekam dalam Video

Momen tersebut diabadikan dan diunggah di akun Instagram pribadi Dedi Mulyadi @dedimulyadi71. 

Video keakraban mereka kemudian menjadi viral setelah di-posting di kanal Youtube Tribunnews.com.

Video ini langsung mendapat respons hangat dari netizen yang membanjiri kolom komentar dengan doa dan harapan akan adanya jalinan asmara antara keduanya.

Beberapa komentar yang muncul di antaranya:

“Kalau sudah seperti itu tanda tanda ada rasa,, buat apa jauh jauh ke Subang,, mudah-mudahan jodoh. KDM & Sherly. Amminnnn. YRA,” tulis @azteja7493.

“Mantaabzz pak KDM dan ibu Sherly, Cocok,” tulis @ahmadmubaer5617.

“KDM keren, bu Sherly kinclong. Indonesia banget.,” tulis @HerryRodin.

"Tombol setuju lanjut ke KUA," tulis akun @eza_hrsmann.

Percakapan Hangat di Tengah Sawah

Dalam pertemuan itu, Sherly mengungkapkan rasa betahnya melihat area persawahan yang hijau dengan langit biru membentang. 

Ia juga menyatakan bahwa cuaca di Subang terasa lebih sejuk dibandingkan di Maluku Utara yang dikenal panas.

Mendengar itu, Dedi memberi pujian sekaligus candaan, “Maluku panas tapi bisa menghasilkan gubernur yang putih kinclong,” ujar Dedi sambil tertawa.

Sherly kemudian membalas, “Pakai topi selalu Pak,” saat ditanya tentang bagaimana ia menjaga kulitnya tetap cerah di tengah teriknya matahari.

Ikatan Dekat Sejak Pelantikan

Dedi dan Sherly resmi menjabat sebagai kepala daerah periode 2025-2030 setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025.

Selain momen di Subang, keduanya juga terlihat akrab saat mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang.

Sherly Tjoanda resmi dilantik sebagai Gubernur Maluku Utara, menggantikan posisi suaminya, Benny Laos, yang meninggal dunia.

Dalam pelantikan yang berlangsung pada hari ini, Sherly menjadi sosok pertama dalam sejarah provinsi tersebut yang memegang jabatan gubernur dengan kekayaan pribadi yang luar biasa, yakni mencapai Rp 709 miliar, menjadikannya gubernur terkaya di Indonesia.

Sherly Tjoanda sebelumnya dikenal sebagai calon yang menggantikan mendiang suaminya dalam kontestasi Pilkada 2024.

Sang suami, Benny Laos, awalnya berencana untuk maju sebagai calon Gubernur Maluku Utara, namun wafat sebelum dapat menjalani proses tersebut. 

Benny Laos meninggal dunia dalam tragedi ledakan kapal Bela 72 di Kabupaten Pulau Taliabu pada Sabtu, 12 Oktober 2024 silam.

Karena kematian Benny Laos itu, Sherly Tjoanda kemudian menggantikan suaminya.

Ia maju bersama Sarbin Sehe, sebagai calon Wakil Gubernur Maluku Utara.

Keduanya diusung oleh Partai Nasdem, PKB, Demokrat, PAN, PPP, Gelora, PSI, dan Partai Buruh.

Dalam kontestasi Pilkada, mereka memperoleh 359.416 suara atau 51,68 persen.

Pasangan ini mengungguli tiga pasangan calon lainnya dalam Pilkada Maluku Utara 2024.

Berdasarkan hasil rekapitulasi resmi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku Utara menetapkan Sherly Tjoanda dan Sarbin Sehe sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih untuk periode 2025-2030.

Profil Sherly Tjoanda

Sherly Tjoanda lahir di Ambon pada 12 Agustus 1982 dari pasangan Paulus Tjoanda dan Maria Margaretha Liem.

Dikutip dari Kompas.com, pendidikannya ditempuh di berbagai kota, seperti seperti Ambon, Surabaya, dan Denpasar.

Sherly kemudian melanjutkan studi di Universitas Petra Surabaya dengan mengambil jurusan International Business Management. Pada tahun 2004, ia menyelesaikan program double degree di Inholland University, Belanda.

Pada tahun 2005, Sherly menikah dengan Benny Laos dan dikaruniai tiga anak: Bennet Edbert Laos (lahir 11 Maret 2006), Beneisha Edelyn Laos (lahir 18 April 2007), dan Benedictus Edrick Laos (lahir 8 Juli 2009).

Sherly Tjoanda Organisasi

Sherly memiliki peran penting sebagai Direktur PT Bela Group, perusahaan yang ia jalankan bersama Benny Laos.

Selain itu, ia juga aktif di berbagai kegiatan sosial sebagai Ketua Yayasan Bela Peduli, yang fokus pada bantuan bagi anak-anak yatim dan masyarakat kurang mampu.

Di bidang organisasi, Sherly pernah menjabat sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Pulau Morotai (2017-2022). Ia juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya:

Pengurus Perwosi Pusat (2018–2022)

Ketua Umum Forikan Kabupaten Pulau Morotai (2018–2022)

Bunda PAUD Kabupaten Pulau Morotai (2017–2022)

Pembina Yayasan Bela Peduli

Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Maluku Utara (2022-2027)

Berikut rincian harta kekayaan Sherly Tjoanda berdasarkan data dari LHKPN:

I. Data Pribadi

1. Nama: SHERLY TJOANDA

2. Jabatan: CALON GUBERNUR

3. NHK: 976721

II. Data Harta

A. Tanah dan Bangunan: Rp 201.133.967.263

- Tanah dan bangunan seluas 757 m⊃2; di Kota Manado: HASIL SENDIRI Rp 410.000.000

- Tanah seluas 379 m⊃2; di Kota Manado: HASIL SENDIRI Rp 180.000.000

- Tanah seluas 371 m⊃2; di Kota Ambon: HASIL SENDIRI Rp 150.000.000

- Tanah seluas 12.000 m⊃2; di Pulau Morotai: HASIL SENDIRI Rp 120.000.000

- Tanah seluas 21.992 m⊃2; di Pulau Morotai: HASIL SENDIRI Rp 186.932.000

- Tanah seluas 6,7 m⊃2; di Pulau Morotai: HASIL SENDIRI Rp 67.000.000

B. Alat Transportasi dan Mesin:

- Mobil Land Rover tahun 2019: HASIL SENDIRI Rp 3.000.000.000

- Mobil Lexus tahun 2023: HASIL SENDIRI Rp 2.557.000.000

- Mobil Toyota Alphard: HASIL SENDIRI Rp 241.315.200

- Motor Kawasaki: Tahun 1900, HASIL SENDIRI Rp 115.000.000

- Mobil Hummer Jeep: tahun 1900, HASIL SENDIRI Rp 1.150.000.000

C. Harta Bergerak Lainnya: Rp 37.575.000.000

D. Surat Berharga: Rp 245.324.000.000

E. Kas dan Setara Kas: Rp 146.173.849.119

F. Harta Lainnya: Rp 96.968.144.090

Sub Total: Rp 734.238.275.672

III. Utang: Rp 24.478.040.078

IV. Total Harta Kekayaan (II-III): Rp 709.760.235.594

Profil Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat usai memenangkan kontestasi Pilgub Jabar dengan raihan suara 62,22 persen atau 14.130.192 suara.

Pria yang akan dilantik sebagai Gubernur Jabar 2025-2030 pada 20 Februari 2025 ini memiliki perjalanan panjang di dunia politik.

Mulai dari anggota DPRD Purwakarta, Wakil Bupati Purwakarta, Bupati Purwakarta dua periode, hingga anggota DPR RI.

Berikut profil Dedi Mulyadi:

Masa Kecil Dedi Mulyadi

Lahir dari keluarga sederhana di Subang pada 11 April 1971, Dedi kecil pernah bersusah payah hanya untuk bisa makan.

Dedi, Ahmad Suryana, adalah purnawirawan tentara dengan pangkat terakhir prajurit kader.

Sang ayah hanya bisa berkarya di kemiliteran sampai usia 28 tahun karena sakit, diduga diracun mata-mata Belanda.

Suryana kemudian bekerja di perkebunan, itu pun tak lama karena ia tak ingin bersekongkol menjual pupuk secara ilegal.

Sejak saat itu, ibu Dedi, Karsiti, yang mengambil alih tanggung jawab mencari nafkah.

Dari mulai jadi kuli tandur sampai nyangkul.  Dedi kecil terbiasa makan sederhana.

Ikan asin adalah menu istimewa yang hanya bisa dinikmati pada tanggal 1-5 kalender muda.

Selebihnya ia akan kembali makan dengan garam.

“Garam dikasih bawang, terus disimpan di toples. Makanan ini yang dibagikan pada sembilan anak. Terkadang malam hari saya diajak cari belalang untuk teman nasi,” tuturnya kepada Kompas.com.

Jualan Es Mambo dan Kuli Angkut

Karena itulah untuk jajan, Dedi kecil harus bekerja keras.

Misal, jika ingin es mambo, maka ia akan jualan es mambo terlebih dulu sebanyak satu termos es.  

“Dulu ke Mang Rozak, biar dapat 5 es harus jualan 50 es mambo dulu. Jualannya laku. Terus saya berpikir sayang kalau sisa 5 es saya makan. Akhirnya saya jual juga. Jadi saya tetap tidak makan es,” ucap Dedi sambil tertawa.

Begitu pun saat ia ingin bermain layang-layang, ia akan jualan layang-layang.

Namun uang hasil jualan ia serahkan kepada Ibunya.

Di luar jualan tersebut, Dedi mendapatkan uang dari penjualan kayu bakar yang dia kumpulkan sepulang sekolah.

Bahkan ia pun menjadi kuli pikul batu bata demi bisa mendapatkan baju baru untuk lebaran.

“Satu batu bata dibayar 1 perak. Saya kuat angkut 10 biji. Ngangkutnya sekitar 5 kilometer dari hutan. Uangnya ini buat beli baju,” kenang dia.

 Sepanjang Ingatan Dedi, jarang dia merengek.

Rengekan yang ia ingat adalah saat dirinya ingin mendapatkan dua ekor domba untuk digembala.

Mendengar rengekan Dedi, sang ibu menjual cincin seharga Rp 7.500 untuk dapat dua ekor domba, jantan dan betina.

Setiap hari, Dedi dibantu kakak nomor duanya, Kang Ade, menggembala domba.

Sang ibu membantu menyabit rumput.

Dari 2 ekor, dombanya menjadi 40 ekor.

Domba-domba inilah yang membantu uang sekolah Dedi dan kebutuhan hidup keluarganya.

Bahkan, bila ada saudara yang akan syukuran menikah atau keperluan lain, hasil dari domba Dedi yang jadi asal bantuan.

Memasuki usia SMA, Dedi bekerja sambilan sebagai tukang ojek di kampungnya.

Dari situ dia bisa mengumpulkan Rp 2.000 per hari sebagai tambahan uang biaya sekolah.

Gagal Masuk Militer Selepas SMA, Dedi sempat menjajal kemampuan diri untuk mengikuti jejak sang ayah menjadi tentara.

Terlebih lagi dia punya sosok idola M Jusuf. Untuk itu, dia mendaftar ke AKABRI dan Secapa.

Berat badannya yang hanya 48 kilogram tak cukup, dari persyaratan minimal 55 kilogram.

Dedi lalu menjajal masuk Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

Ia lulus, namun tidak diambilnya karena tak ada biaya.  

Gagal melanjutkan sekolah, Dedi memutuskan ikut sang kakak ke Purwakarta dengan membawa lima helai pakaian.

Di Purwakarta, Dedi dan kakaknya tinggal di rumah kontrakan yang kondisinya nyaris roboh.

Di situ juga hanya ada satu kasur, sehingga Dedi tidur di lantai tanpa alas.

Saat susah tidur karena kondisi tersebut, Dedi memilih menegakkan salat malam.

“Kakak saya penjaga genset, penghasilannya Rp 100.000 per bulan sisa potongan bank. Karenanya kalau belanja sekaligus. Ikan asin, lalu gudeg pake tulang ikan asin kuat untuk dua minggu,” tuturnya.

Tak berapa lama, Dedi nekat melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Purwakarta.

Untuk biaya kuliah, ia berjualan gorengan atau bisnis apa pun yang penting halal.

“Hasil dari jualan gorengan, beras, dan lainnya, saya gunakan untuk biaya kuliah dan berorganisasi. Saya pun tinggal di sekretariat,” imbuhnya.

Untuk mengirit, ia biasanya kerap jalan kaki dengan teman-temannya yang karyawan sepulang kuliah di malam hari.

Karir Politik Di kampus, sekitar tahun 1994, Dedi Mulyadi menjadi Ketua HMI Cabang Purwakarta.

Dia juga aktif di organisasi buruh seperti Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) pada 1997 dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pada 1998.

Setahun sebelum lulus pada 1998, Dedi menikah dengan Sri Muliawati.

Dari pernikahannya ia dikaruniai anak bernama Maulana Akbar Ahmad Habibie.

Dedi mengantarkannya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta periode 1999-2004 melalui Partai Golkar.

Masa kerja itu tak selesai, karena Dedi dipinang mendampingi Lily Hambali pada Pilkada 2003 sebagai Wakil Bupati Purwakarta 2003-2008.

Di tahun yang sama, Dedi menikah dengan Anne Ratna Mustika.

Dari pernikahannya yang berakhir dengan perceraian ini, Dedi dikaruniai 2 orang anak.

Pada Pilbup 2008, Dedi mencalonkan diri menjadi Bupati Purwakarta dan menang, berpasangan dengan Dudung B Supardi.

Dedi kemudian kembali menjadi Bupati Purwakarta periode 2013-2018.

Di Golkar, Dedi Mulyadi terpilih aklamasi menjadi Ketua DPD Golkar Jawa Barat.

Setelah itu ia mencalonkan diri sebagai Wagub Jabar mendampingi Deddy Mizwar di Pilgub Jabar 2018, namun gagal.

Ayah dari tiga anak ini kemudian menjadi anggota DPR RI sebelum akhirnya kembali maju di Pilgub Jabar 2024 dari Partai Gerindra dan menang.

Harta kekayaan Dedi Mulyadi

Kekayaan Dedi Mulyadi berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 20 Agustus 2024.

Jumlah kekayaannya mencapai Rp12.815.243.199.

Berikut ini rincian harta kekayaan mantan Bupati Purwakarta tersebut:

1. Koleksi Properti: 116 Bidang Tanah dan Bangunan

Porsi terbesar dari kekayaan Dedi berasal dari sektor properti. Ia tercatat memiliki 116 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di wilayah Purwakarta dan Subang.

Jika seluruhnya dijumlahkan, nilai total aset properti tersebut mencapai Rp7,36 miliar.

Uniknya, semua aset ini diklaim didapatkan dari hasil jerih payah sendiri, bukan warisan ataupun hibah. 

Tak heran jika properti menjadi pilar utama dari kekayaan pria yang juga dikenal sebagai tokoh budaya ini.

2. Koleksi Kendaraan dan Sepeda Bernilai Tinggi

Dedi Mulyadi juga memiliki portofolio kendaraan yang tak kalah mencolok. Mulai dari sepeda hingga mobil mewah, nilai keseluruhan aset otomotifnya mencapai Rp8 miliar. Berikut daftar lengkapnya:

Sepeda motor Honda (2003) – Rp24 juta

Sepeda Polygon Collosus T8 (2017) – Rp20 juta

Triumph Scrambler 1200 XE (2019) – Rp440 juta

Vespa Sei Giorni Limited Edition (2020) – Rp170 juta

Lexus LX 600 (2022) – Rp3,9 miliar

Mercedes Benz E 300 Coupe (2018) – Rp1,5 miliar

Lexus Minibus/Microbus (2023) – Rp1,95 miliar

3. Harta Bergerak Lainnya

Di luar kendaraan dan properti, Dedi juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp160 juta. Meski tidak dijelaskan secara rinci, biasanya kategori ini mencakup barang seni, koleksi pribadi, hingga perhiasan mewah.

4. Surat Berharga

Dalam laporan kekayaannya, tidak ada rincian nilai surat berharga yang dimiliki oleh Dedi. Kolom ini dibiarkan kosong, sehingga belum diketahui apakah ia berinvestasi di saham atau instrumen sejenis.

5. Aset Likuid: Uang Tunai dan Tabungan

Untuk urusan likuiditas, Dedi menyimpan Rp1,15 miliar dalam bentuk kas dan setara kas. Ini dapat berupa uang tunai, simpanan di bank, atau instrumen keuangan jangka pendek yang mudah dicairkan.

6. Harta Lain-Lain

Laporan tersebut juga tidak memuat rincian mengenai harta lainnya yang bisa saja mencakup barang berharga lain yang tidak masuk kategori spesifik di atas.

7. Kewajiban: Utang

Meski bergelimang harta, Dedi Mulyadi juga memiliki utang sebesar Rp3,83 miliar. Angka ini mengurangi total kekayaan bersihnya, namun tetap menunjukkan ia memiliki aset bersih yang cukup besar. (tribun-timur.com)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved