Perjalanan Kehidupan Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda 2 Gubernur Jomblo Dijodohkan Usai Tatap Muka
Sosok Sherly Tjoanda Gubernur Maluku Utara kini dijodoh-jodohkan dengan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat.
Sherly kemudian melanjutkan studi di Universitas Petra Surabaya dengan mengambil jurusan International Business Management. Pada tahun 2004, ia menyelesaikan program double degree di Inholland University, Belanda.
Pada tahun 2005, Sherly menikah dengan Benny Laos dan dikaruniai tiga anak: Bennet Edbert Laos (lahir 11 Maret 2006), Beneisha Edelyn Laos (lahir 18 April 2007), dan Benedictus Edrick Laos (lahir 8 Juli 2009).
Sherly Tjoanda Organisasi
Sherly memiliki peran penting sebagai Direktur PT Bela Group, perusahaan yang ia jalankan bersama Benny Laos.
Selain itu, ia juga aktif di berbagai kegiatan sosial sebagai Ketua Yayasan Bela Peduli, yang fokus pada bantuan bagi anak-anak yatim dan masyarakat kurang mampu.
Di bidang organisasi, Sherly pernah menjabat sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Pulau Morotai (2017-2022). Ia juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya:
Pengurus Perwosi Pusat (2018–2022)
Ketua Umum Forikan Kabupaten Pulau Morotai (2018–2022)
Bunda PAUD Kabupaten Pulau Morotai (2017–2022)
Pembina Yayasan Bela Peduli
Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Maluku Utara (2022-2027)
Berikut rincian harta kekayaan Sherly Tjoanda berdasarkan data dari LHKPN:
I. Data Pribadi
1. Nama: SHERLY TJOANDA
2. Jabatan: CALON GUBERNUR
3. NHK: 976721
II. Data Harta
A. Tanah dan Bangunan: Rp 201.133.967.263
- Tanah dan bangunan seluas 757 m⊃2; di Kota Manado: HASIL SENDIRI Rp 410.000.000
- Tanah seluas 379 m⊃2; di Kota Manado: HASIL SENDIRI Rp 180.000.000
- Tanah seluas 371 m⊃2; di Kota Ambon: HASIL SENDIRI Rp 150.000.000
- Tanah seluas 12.000 m⊃2; di Pulau Morotai: HASIL SENDIRI Rp 120.000.000
- Tanah seluas 21.992 m⊃2; di Pulau Morotai: HASIL SENDIRI Rp 186.932.000
- Tanah seluas 6,7 m⊃2; di Pulau Morotai: HASIL SENDIRI Rp 67.000.000
B. Alat Transportasi dan Mesin:
- Mobil Land Rover tahun 2019: HASIL SENDIRI Rp 3.000.000.000
- Mobil Lexus tahun 2023: HASIL SENDIRI Rp 2.557.000.000
- Mobil Toyota Alphard: HASIL SENDIRI Rp 241.315.200
- Motor Kawasaki: Tahun 1900, HASIL SENDIRI Rp 115.000.000
- Mobil Hummer Jeep: tahun 1900, HASIL SENDIRI Rp 1.150.000.000
C. Harta Bergerak Lainnya: Rp 37.575.000.000
D. Surat Berharga: Rp 245.324.000.000
E. Kas dan Setara Kas: Rp 146.173.849.119
F. Harta Lainnya: Rp 96.968.144.090
Sub Total: Rp 734.238.275.672
III. Utang: Rp 24.478.040.078
IV. Total Harta Kekayaan (II-III): Rp 709.760.235.594
Profil Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat usai memenangkan kontestasi Pilgub Jabar dengan raihan suara 62,22 persen atau 14.130.192 suara.
Pria yang akan dilantik sebagai Gubernur Jabar 2025-2030 pada 20 Februari 2025 ini memiliki perjalanan panjang di dunia politik.
Mulai dari anggota DPRD Purwakarta, Wakil Bupati Purwakarta, Bupati Purwakarta dua periode, hingga anggota DPR RI.
Berikut profil Dedi Mulyadi:
Masa Kecil Dedi Mulyadi
Lahir dari keluarga sederhana di Subang pada 11 April 1971, Dedi kecil pernah bersusah payah hanya untuk bisa makan.
Dedi, Ahmad Suryana, adalah purnawirawan tentara dengan pangkat terakhir prajurit kader.
Sang ayah hanya bisa berkarya di kemiliteran sampai usia 28 tahun karena sakit, diduga diracun mata-mata Belanda.
Suryana kemudian bekerja di perkebunan, itu pun tak lama karena ia tak ingin bersekongkol menjual pupuk secara ilegal.
Sejak saat itu, ibu Dedi, Karsiti, yang mengambil alih tanggung jawab mencari nafkah.
Dari mulai jadi kuli tandur sampai nyangkul. Dedi kecil terbiasa makan sederhana.
Ikan asin adalah menu istimewa yang hanya bisa dinikmati pada tanggal 1-5 kalender muda.
Selebihnya ia akan kembali makan dengan garam.
“Garam dikasih bawang, terus disimpan di toples. Makanan ini yang dibagikan pada sembilan anak. Terkadang malam hari saya diajak cari belalang untuk teman nasi,” tuturnya kepada Kompas.com.
Jualan Es Mambo dan Kuli Angkut
Karena itulah untuk jajan, Dedi kecil harus bekerja keras.
Misal, jika ingin es mambo, maka ia akan jualan es mambo terlebih dulu sebanyak satu termos es.
“Dulu ke Mang Rozak, biar dapat 5 es harus jualan 50 es mambo dulu. Jualannya laku. Terus saya berpikir sayang kalau sisa 5 es saya makan. Akhirnya saya jual juga. Jadi saya tetap tidak makan es,” ucap Dedi sambil tertawa.
Begitu pun saat ia ingin bermain layang-layang, ia akan jualan layang-layang.
Namun uang hasil jualan ia serahkan kepada Ibunya.
Di luar jualan tersebut, Dedi mendapatkan uang dari penjualan kayu bakar yang dia kumpulkan sepulang sekolah.
Bahkan ia pun menjadi kuli pikul batu bata demi bisa mendapatkan baju baru untuk lebaran.
“Satu batu bata dibayar 1 perak. Saya kuat angkut 10 biji. Ngangkutnya sekitar 5 kilometer dari hutan. Uangnya ini buat beli baju,” kenang dia.
Sepanjang Ingatan Dedi, jarang dia merengek.
Rengekan yang ia ingat adalah saat dirinya ingin mendapatkan dua ekor domba untuk digembala.
Mendengar rengekan Dedi, sang ibu menjual cincin seharga Rp 7.500 untuk dapat dua ekor domba, jantan dan betina.
Setiap hari, Dedi dibantu kakak nomor duanya, Kang Ade, menggembala domba.
Sang ibu membantu menyabit rumput.
Dari 2 ekor, dombanya menjadi 40 ekor.
Domba-domba inilah yang membantu uang sekolah Dedi dan kebutuhan hidup keluarganya.
Bahkan, bila ada saudara yang akan syukuran menikah atau keperluan lain, hasil dari domba Dedi yang jadi asal bantuan.
Memasuki usia SMA, Dedi bekerja sambilan sebagai tukang ojek di kampungnya.
Dari situ dia bisa mengumpulkan Rp 2.000 per hari sebagai tambahan uang biaya sekolah.
Gagal Masuk Militer Selepas SMA, Dedi sempat menjajal kemampuan diri untuk mengikuti jejak sang ayah menjadi tentara.
Terlebih lagi dia punya sosok idola M Jusuf. Untuk itu, dia mendaftar ke AKABRI dan Secapa.
Berat badannya yang hanya 48 kilogram tak cukup, dari persyaratan minimal 55 kilogram.
Dedi lalu menjajal masuk Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.
Ia lulus, namun tidak diambilnya karena tak ada biaya.
Gagal melanjutkan sekolah, Dedi memutuskan ikut sang kakak ke Purwakarta dengan membawa lima helai pakaian.
Di Purwakarta, Dedi dan kakaknya tinggal di rumah kontrakan yang kondisinya nyaris roboh.
Di situ juga hanya ada satu kasur, sehingga Dedi tidur di lantai tanpa alas.
Saat susah tidur karena kondisi tersebut, Dedi memilih menegakkan salat malam.
“Kakak saya penjaga genset, penghasilannya Rp 100.000 per bulan sisa potongan bank. Karenanya kalau belanja sekaligus. Ikan asin, lalu gudeg pake tulang ikan asin kuat untuk dua minggu,” tuturnya.
Tak berapa lama, Dedi nekat melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Purwakarta.
Untuk biaya kuliah, ia berjualan gorengan atau bisnis apa pun yang penting halal.
“Hasil dari jualan gorengan, beras, dan lainnya, saya gunakan untuk biaya kuliah dan berorganisasi. Saya pun tinggal di sekretariat,” imbuhnya.
Untuk mengirit, ia biasanya kerap jalan kaki dengan teman-temannya yang karyawan sepulang kuliah di malam hari.
Karir Politik Di kampus, sekitar tahun 1994, Dedi Mulyadi menjadi Ketua HMI Cabang Purwakarta.
Dia juga aktif di organisasi buruh seperti Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) pada 1997 dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pada 1998.
Setahun sebelum lulus pada 1998, Dedi menikah dengan Sri Muliawati.
Dari pernikahannya ia dikaruniai anak bernama Maulana Akbar Ahmad Habibie.
Dedi mengantarkannya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta periode 1999-2004 melalui Partai Golkar.
Masa kerja itu tak selesai, karena Dedi dipinang mendampingi Lily Hambali pada Pilkada 2003 sebagai Wakil Bupati Purwakarta 2003-2008.
Di tahun yang sama, Dedi menikah dengan Anne Ratna Mustika.
Dari pernikahannya yang berakhir dengan perceraian ini, Dedi dikaruniai 2 orang anak.
Pada Pilbup 2008, Dedi mencalonkan diri menjadi Bupati Purwakarta dan menang, berpasangan dengan Dudung B Supardi.
Dedi kemudian kembali menjadi Bupati Purwakarta periode 2013-2018.
Di Golkar, Dedi Mulyadi terpilih aklamasi menjadi Ketua DPD Golkar Jawa Barat.
Setelah itu ia mencalonkan diri sebagai Wagub Jabar mendampingi Deddy Mizwar di Pilgub Jabar 2018, namun gagal.
Ayah dari tiga anak ini kemudian menjadi anggota DPR RI sebelum akhirnya kembali maju di Pilgub Jabar 2024 dari Partai Gerindra dan menang.
Harta kekayaan Dedi Mulyadi
Kekayaan Dedi Mulyadi berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 20 Agustus 2024.
Jumlah kekayaannya mencapai Rp12.815.243.199.
Berikut ini rincian harta kekayaan mantan Bupati Purwakarta tersebut:
1. Koleksi Properti: 116 Bidang Tanah dan Bangunan
Porsi terbesar dari kekayaan Dedi berasal dari sektor properti. Ia tercatat memiliki 116 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di wilayah Purwakarta dan Subang.
Jika seluruhnya dijumlahkan, nilai total aset properti tersebut mencapai Rp7,36 miliar.
Uniknya, semua aset ini diklaim didapatkan dari hasil jerih payah sendiri, bukan warisan ataupun hibah.
Tak heran jika properti menjadi pilar utama dari kekayaan pria yang juga dikenal sebagai tokoh budaya ini.
2. Koleksi Kendaraan dan Sepeda Bernilai Tinggi
Dedi Mulyadi juga memiliki portofolio kendaraan yang tak kalah mencolok. Mulai dari sepeda hingga mobil mewah, nilai keseluruhan aset otomotifnya mencapai Rp8 miliar. Berikut daftar lengkapnya:
Sepeda motor Honda (2003) – Rp24 juta
Sepeda Polygon Collosus T8 (2017) – Rp20 juta
Triumph Scrambler 1200 XE (2019) – Rp440 juta
Vespa Sei Giorni Limited Edition (2020) – Rp170 juta
Lexus LX 600 (2022) – Rp3,9 miliar
Mercedes Benz E 300 Coupe (2018) – Rp1,5 miliar
Lexus Minibus/Microbus (2023) – Rp1,95 miliar
3. Harta Bergerak Lainnya
Di luar kendaraan dan properti, Dedi juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp160 juta. Meski tidak dijelaskan secara rinci, biasanya kategori ini mencakup barang seni, koleksi pribadi, hingga perhiasan mewah.
4. Surat Berharga
Dalam laporan kekayaannya, tidak ada rincian nilai surat berharga yang dimiliki oleh Dedi. Kolom ini dibiarkan kosong, sehingga belum diketahui apakah ia berinvestasi di saham atau instrumen sejenis.
5. Aset Likuid: Uang Tunai dan Tabungan
Untuk urusan likuiditas, Dedi menyimpan Rp1,15 miliar dalam bentuk kas dan setara kas. Ini dapat berupa uang tunai, simpanan di bank, atau instrumen keuangan jangka pendek yang mudah dicairkan.
6. Harta Lain-Lain
Laporan tersebut juga tidak memuat rincian mengenai harta lainnya yang bisa saja mencakup barang berharga lain yang tidak masuk kategori spesifik di atas.
7. Kewajiban: Utang
Meski bergelimang harta, Dedi Mulyadi juga memiliki utang sebesar Rp3,83 miliar. Angka ini mengurangi total kekayaan bersihnya, namun tetap menunjukkan ia memiliki aset bersih yang cukup besar. (tribun-timur.com)
Siapa Sosok Penyebar Isu Irjen Karyoto Tolak Jabatan Kabarhakam? Kini Dicari Besan Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Sosok Penyebar Isu Irjen Karyoto Tolak Jabatan Kabarhakam Dalam Masalah, Besan KDM Turun Tangan |
![]() |
---|
Irjen Karyoto Ngamuk Tidak Dapat Posisi Kabareskrim? Besan Dedi Mulyadi Sebut Nama Kapolri |
![]() |
---|
Kapolda Metro Jaya Batu Loncatan ke Kabaharkam Polri, Terbaru Besan Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Profil Irjen Karyoto Besan Dedi Mulyadi Promosi Jenderal Bintang Tiga, Gantikan Jenderal Asal Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.