Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Grup Facebook Fantasi Sedarah Potret Masyarakat Sakit di Indonesia

Ada orang tua yang menyebarkan foto anaknya disertai keterangan menunggu usia anaknya hingga 4-5 tahun untuk bisa disetubuhi.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - dr Ratih Paradini Dokter umum 

Oleh: dr Ratih Paradini 

Dokter umum

TRIBUN-TIMUR.COM - GRUP Facebook fantasi sedarah membuat geger jagat maya, grup ini menyebarkan opini dan konten-konten fantasi seksual kepada anggota keluarga sendiri.

Isinya grup ini benar-benar tidak masuk akal dan  membuat mual. 

Ada orang tua yang menyebarkan foto anaknya disertai keterangan menunggu usia anaknya hingga 4-5 tahun untuk bisa dirudapaksa.

Ada pula yang membagikan pengalaman seksualnya dengan saudaranya, iparnya hingga ayahnya bahkan mereka berani mendokumentasikan perbuatan bejatnya dan saling berbagi dengan anggota lainnya.

Grup yang berisikan sekitar 32.000 anggota ini menjadi potret maraknya masyarakat di Indonesia yang telah menormalisasi inses.

Ini bukan sekadar sebuah candaan atau hanya kumpulan grup fantasi biasa.

 Ini adalah komunitas orang-orang sakit yang mencoba untuk mencari tempat aman dan berupaya agar perbuatan asusila mereka dapat diterima bahkan disebarkan.

Dari Fantasi Jadi Aksi

Buntut viral dari kasus ini akhirnya membuat enam orang ditetapkan sebagai tersangka.

Salah satu tersangka adalah DK, motifnya adalah ekonomi, ia mendapatkan keuntungan dari grup tersebut dengan menjual konten pornografi anak senilai Rp50 ribu untuk 20 konten.

Adapun kreator grup ini, MR tujuannya adalah untuk kepuasan pribadi dan berbagi dengan para anggota grup, ditemukan 402 gambar dan 7 video bermuatan pornografi pada perangkat elektroniknya.

Ada pula MJ, tersangka grup fantasi sedarah yang ditangkap ini bahkan telah melakukan kekerasan seksual terhadap 3 anggota keluarganya yakni keponakannya yang berumur 8 tahun dan 12 tahun serta adik iparnya yang berusia 21 tahun. (Nasional.kompas.com 25 Mei 2025)

Fakta ini menunjukkan bahwa dari fantasi bisa menjadi aksi. Awalnya mendapat stimulasi rangsangan bermuatan seksual dari konten-konten yang dibagikan para anggota grup, lama-lama bisa memicu aksi untuk melakukan kekerasan seksual terhadap anggota keluarga sendiri.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved