Adu Kehebatan Komjen Fadil Imran dan 5 Jenderal Bintang 3 Akpol 1991, Calon Kuat Wakil Kapolri
Masa jabatan Ahmad Dofiri sebagai Wakapolri berakhir pada 4 Juni 2025, bersamaan dengan masa pensiunnya dari Kepolisian Republik Indonesia.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sepak terjang enam Jenderal Bintang 3 calon pengganti Komjen Ahmad Dofiri sebagai Wakil Kapolri.
Ahmad Dofiri kini jadi purnawirawan Polri.
Ahmad Dofiri jabat sebagai Wakapolri, meskipun masa tugasnya tidak berlangsung setahun.
Ahmad Dofiri dilantik sebagai Wakapolri pada tanggal 11 November 2024, menggantikan Komjen Agus Andrianto.
Masa jabatan Ahmad Dofiri sebagai Wakapolri berakhir pada 4 Juni 2025, bersamaan dengan masa pensiunnya dari Kepolisian Republik Indonesia.
Setelah lulusan Akpol 89 itu pensiun, kini nama-nama jenderal Akpol 1991 bermunculan.
Mereka adalah:
1. Komjen Fadil Imran, Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam), Akpol 1991
2. Komjen Wahyu Widada, Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim), Akpol 1991.
3. Komjen Syahar Diantono, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri (Baintelkam), Akpol 1991
4. Komjen Marthinus Hukom, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Akpol 1991
5. Komjen Raden Prabowo Argo Yuwono, Irjen Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah RI, Akpol 1991.
6. Komjen Mohammad Iqbal, Sekretaris Jenderal DPD RI, Akpol 1991.
Profil Komjen Fadil Imran
Komjen Fadil Imran diamanahkan untuk mengemban jabatan sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.
Jenderal bintang 3 ini sudah menduduki posisi sebagai Kabaharkam Polri sejak Maret 2023.
Selain itu, Fadil juga disibukkan dengan jabatannya sebagai Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2024-2028.
Sepanjang kariernya, Komjen Fadil Imran juga pernah mengisi kursi jabatan sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya.
Rekam jejak Fadil Imran di Korps Bhayangkara pun tak main-main.
Sederet kasus besar pernah ditangani Fadil, di antaranya kasus penangkapan tersangka mutilasi Ryan Jombang (2008), penangkapan tersangka mutilasi Baekuni alias Babe (2010), penangkapan Hercules & John Kei (2013), kasus pembajakan Warkop DKI Reborn (2016), menjerat 325 orang tersangka dan 85 perusahaan atas kasus kebakaran hutan seluas 7.264 hektare, membongkar Sindikat Saracen (2017), penangkapan Muslim Cyber Army (2018), peristiwa KM 50 di mana 6 orang laskar FPI tewas, dan penangkapan kasus narkoba Irjen Teddy Minahasa.
Nama Fadil Imran juga pernah menjadi sorotan saat beredar video dirinya tengah berpelukan dengan mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo di tengah proses penyelidikan kasus kematian Brigadir J.
Komjen Pol. Dr. H. Mohammad Fadil Imran, M.Si. (Tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti)
Kehidupan pribadi
Komjen Fadil Imran lahir di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada tanggal 14 Agustus 1968.
Ia memiliki istri yang bernama Ina Adiati dan menganut agama Islam.
Fadil dan Ina dikaruniai 2 orang anak yang bernama Wulan Purnamasari dan Farah Puteri Nahlia.
Fadil Imran juga merupakan besan dari Irjen Pol. Drs. H. Merdisyam, M.Si. di mana anak Fadil yakni Farah Puteri Nahlia menikah dengan anak Merdisyam yakni Iptu Ariq Arsyam.
Komjen Fadil Imran juga bukan orang sembarangan.
Fadil adalah keturunan Raja Gowa ke-IX (1510-1546) Kesultanan Gowa, Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumapa'risi' Kallonna Gallarang Loaya, yang juga dikenal sebagai tokoh pendiri Kota Makassar (Benteng Somba Opu) pada tahun 1511.
Ayah Fadil Imran yakni bernama Abdul Hamid Daeng Naba, sedangkan ibundanya bernama Sitti Siada Daeng Siang.
Pendidikan
Komjen Fadil Imran adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991.
Di Akpol, ia satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Sederet pendidikan kepolisian yang pernah ditempuhnya antara lain adalah PTIK, SESPIM, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Sespim Lemdiklat Polri.
Perjalanan karier
Karier Komjen Fadil Imran sudah malang melintang di dalam Korps Bhayangkara.
Berbagai jabatan strategis di Polri sudah pernah diembannya.
Fadil Imran tercatat pernah menjabat sebagai Kapolres KP3 Tanjung Priok (2008), Wadirreskrimum Polda Metro Jaya (2009), Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri (2011), dan Dirreskrimum Polda Kepulauan Riau (2011).
Selain itu, jenderal asal Makassar ini juga sempat menduduki posisi sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat (2013), Anjak Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri (2015), dan Dirreskrimsus Polda Metro Jaya (2016).
Karier Fadil makin moncer setelah ia didapuk menjadi Wadirtipideksus Bareskrim Polri pada tahun 2016.
Pada tahun 2017, Fadil ditunjuk untuk menjabat sebagai Dirtipidsiber Bareskrim Polri.
Satu tahun kemudian, ia dimutasi menjadi Dirtipidter Bareskrim Polri (2018).
Setelah itu, Fadil Imran diutus untuk mengisi kursi jabatan sebagai Sahlisosbud Kapolri pada tahun 2019.
Pada tahun 2020, Fadil Imran kemudian diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur.
Di tahun yang sama, Komjen Fadil lalu diamanahkan untuk menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.
Barulah di tahun 2023 Komjen Fadil Imran diangkat sebagai Kabaharkam Polri.
Profil Komjen Wahyu Widada
Komjen Wahyu Widada adalah Kepala Badan Reserse Kriminal Polri lulusan Akpol 1991.
Ia juga merupakan lulusan terbaik peraih penghargaan bintang Adhi Makayasa.
Pria kelahiran Yogyakarta, 11 September 1969 itu satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Prestasinya terbilang moncer sejak masa pendidikan.
Kiprah Wahyu di kepolisian pun terbilang cemerlang.
Ia pernah menjabat sebagai Kapolres Pekalongan pada tahun 2008.
Setahun setelahnya, Wahyu ditunjuk menjadi Sekretaris Pribadi (Sespri) Kapolri.
Tahun 2010, Wahyu kembali menjadi Kapolres, kali ini di Kota Tangerang. Tiga tahun kemudian, dia dimutasi sebagai Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Banten.
Selain itu, Wahyu juga pernah menjabat sebagai Staf Kepresidenan (2015) dan Wakapolda Riau (2018).
Kemudian, menduduki posisi sebagai Kapolda Gorontalo (2019) dan Kapolda Aceh (2020).
Karier Wahyu kian menanjak ketika tahun 2021 dia dipercaya menjabat sebagai Asisten Kapolri bidang SDM.
Dua taun setelahnya atau tepat 26 Februari 2023, Wahyu ditunjuk sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam).
Saat itu, Jenderal bintang tiga tersebut menggantikan Komjen Ahmad Dofiri dimutasi menjadi Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri.
Baru empat bulan menjabat, Wahyu dipercaya Kapolri sebagai Kabareskrim terhitung sejak 24 Juni 2023.
Wahyu merupakan anggota Polri yang pada tahun 2017 lalu ikut mengampanyekan perekrurtan anggota Polri yang bersih.
Kala itu, dia menjabat sebagai Karojianstra SSDM Polri.
Awal tahun 2021, Wahyu menjadi ketua tim naskah fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri untuk Listyo Sigit Prabowo di DPR.
Belum lama ini, perwira tinggi Polri tersebut dipercaya untuk memimpin sidang Komisi Kode Etik terhadap mantan Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) yang juga terdakwa kasus peredaran narkoba Irjen Teddy Minahasa.
Profil Komjen Syahar Diantono
Profil Irjen Syahardiantono
Syahardiantono merupakan pria kelahiran Blora, Jawa Tengah, pada 2 Februari 1970 atau kini berusia 54 tahun.
Dia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 dan satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Selama kariernya sebagai polisi, beberapa jabatan penting pernah dia emban, seperti menjadi Kapolres Pasuruan pada 2010 silam.
Setahun berselang, Syahardiantono pun naik pangkat dengan menjabat sebagai Wadirreskrimsus Polda Jawa Timur.
Pada 2012, dia ditarik ke Mabes Polri dan ditempatkan di Bareskrim Polri dengan menjabat sebagai Kasubdit VI Dittipideksus.
Lalu, pada 2018, dia sempat menjadi Kadiv Humas Polri selama setahun.
Selanjutnya, dia menjabat sebagai Kepala Biro Pengelolaan Informasi dan Data (PID) Divisi Humas Polri.
Lalu pada 2020, Syahardiantono mengemban tugas sebagai Dirtipidter Bareskrim dan naik pangkat di tahun yang sama sebagai Wakabareskrim.
Selanjutnya pada 2022, dia menjadi Kadiv Propam Polri menggantikan Ferdy Sambo yang dipecat karena menjadi tersangka kasus pembunuhan ajudannya sendiri, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Profil Komjen Marthinus Hukom
Profil dan Rekam Jejak Marthinus Hukom
Marthinus Hukom memiliki nama dan gelar lengkap Komisaris Jenderal Polisi atau Komjen Pol. Dr. Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si.
Ia merupakan Perwira Tinggi (Pati) Polri dengan pangkat Jenderal Bintang Tiga.
Komjen Martinus Hukom adalah alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991.
Marthinus Hukom merupakan satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si.
Saat ini, Komjen Martinus Hukom menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (Kepala BNN).
Ia mengemban jabatan tersebut sejak Desember 2023.
Nama Martinus Hukom pernah mengisi posisi sebagai Kepala Detasemen Khusus (Kadensus) 88 AT Polri.
Pendidikan
Komjen Marthinus Hukom pernah menempuh beberapa pendidikan.
Beberapa pendidikan yang pernah dijalaninya yaitu :
PTIK (1999-2001)
Sespimpol (2005)
Intelligence Analyst Course, Filipina (2008)
Major Case Management Course, Filipina (2008)
Lemhannas RI PPRA LIV (2016)
Kajian Strategi Intelijen Pascasarjana UI (2015-2018)
Program Doktor Filsafat Terorisme Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta (2020)
Rekam Jejak
Penangkapan Ali Imron
Dikutip dari beberapa sumber, pada pertengahan Oktober 2002 terjadi aksi teror bom Bali I yang dilakukan Ali Imron, Imam Samudra, dan Amrozi.
Dalam kasus bom Bali, Ali Imron alias Alit yang juga adik kandung Amrozi berperan membawa minibus Mitsubishi L-300 dari Lamongan ke Kuta.
Dia pula yang menyetir mobil tersebut ke titik pemboman di Paddy’s Café dan Sari Club pada 12 Oktober 2002.
Marthinus Hukom, mantan Kepala Tim atau Katim Anti Teror Bom Polda Metro Jaya periode 2002 yang ketika itu menjabat sebagai Analis Intelijen Satgas Anti Teror Polri ikut melakukan perburuan.
Ali Imron akhirnya berhasil ditangkap oleh kepolisian pada Januari 2003 di wilayah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Bersama Irjen Pol (Purn) Carlo Brix Tewu, Marthinus disebut menjadi salah satu anggota tim yang berhasil menangkap teroris tersebut.
Komjen Raden Prabowo Argo Yuwono
Argo Yuwono merupakan abituren Akpol 1991.
Artinya, Argo Yuwono juga rekan angkatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Akpol 1991.
Saat pangkat AKBP, Argo Yuwono pernah jabat Kapolres Nunukan, Kaltara pada 2010 silam.
Saat itu, Polres Nunukan masih masuk wilayah Polda Kaltim.
Setelah jabat Kapolres Nunukan, karier Argo Yuwono terus melesat.
Tercatat Argo Yuwono pernah jabat Dirtahti Polda Kaltim (2011), Kabid Humas Polda Jatim (2015),
Kabid Humas Polda Metro Jaya (2016), Karopenmas Divhumas Polri (2019), Kadiv Humas Polri (2020),
Aslog Kapolri (2021), hingga kini Pati Baharkam Polri (penugasan pada Kementerian UMKM) (2025)
Profil Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono
Irjen Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono menjabat sebagai Asisten Logistik Kapolri pada 31 Oktober 2021.
Perwira Tinggi Polri ini, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri.
Pria yang akrab dipanggil Argo Yuwono ini, merupakan lulusan Akademi Kepolisian atau Akpol 1991.
Argo Yuwono berpengalaman dalam bidang reserse.
Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono memiliki pengalaman yang malang melintang di dunia kepolisian Tanah Air.
Pria kelahiran Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada 2 April 1968 ini mengawali karier di kepolisian sejak 1992.
Kariernya terus menanjak hingga dirinya berada di posisi sebagai Asisten Logistik atau Aslog Kapolri di pada 2021.
Bahkan ia pernah bertugas di Takalar, Polda Sulsel.
Karier
Pamapta I Polres Kupang Polda Nusra (1992)
Kaur Bin Ops (KBO) Sat Serse Polres Kupang Polda Nusra (1993)
Kasat Serse Polres TTU di Polda Nusra (1994)
Kasat Serse Polres Buleleng Polda Bali (1995)
Kapuskodal Ops Polres Tabanan Polda Bali (1997)
Kapolsek Denpasar Timur Polresta Denpasar Polda Bali (1998)
Kapolsek Denpasar Barat Polresta Denpasar Polda Bali (1999)
Pama PTIK Lemdiklat Polri (2001)
Kasubag Bin Ops Bag Reserse Eks Ditserse Polda Sulsel (2001)
Wakapolres Takalar Polda Sulsel (2003)
Gadik Madya Dik Akademik Akpol Lemdiklat Polri (2005)
Pamen Polda Kaltim (2007)
Kasubdit Binops Ditpolair Polda Kaltim (2008)
Kabag Binlat Ro Ops Polda Kaltim (2009)
Kapolres Nunukan Polda Kaltim (2010)
Dirtahti Polda Kaltim (2011)
Kabid Humas Polda Jatim (2015)
Kabid Humas Polda Metro Jaya (2016)
Karopenmas Divhumas Polri (2019)
Kadiv Humas Polri (2020)
Aslog Kapolri (2021)
Pati Baharkam Polri (penugasan pada Kementerian UMKM) 2025
Komjen Mohammad Iqbal
Muhammad Iqbal resmi dilantik sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Sosok ini dikenal luas sebagai mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau yang memiliki rekam jejak gemilang.
Kini, ia tidak hanya menempati posisi strategis di lembaga legislatif tersebut, tetapi juga naik pangkat dari Inspektur Jenderal (Irjen) menjadi Komisaris Jenderal (Komjen).
Pelantikan Muhammad Iqbal sebagai Sekjen DPD RI digelar secara khidmat di Gedung DPR RI, Jakarta.
Momen penting itu berlangsung pada Senin, 19 Mei 2025.
Penunjukan tersebut bukan tanpa dasar hukum, melainkan berdasarkan Keputusan Presiden.
Sebelumnya, sejak Maret 2025, Iqbal telah bertugas sebagai Perwira Tinggi Baharkam Polri yang ditugaskan secara khusus di DPD RI.
Harta Kekayaan Iqbal
Komjen Iqbal dikenal sebagai salah satu pejabat kepolisian dengan kekayaan paling mencolok di Indonesia.
Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) mencatat nilai asetnya mencapai Rp 23,8 miliar, menjadikannya kapolda terkaya di tanah air.
Angka ini bahkan melampaui harta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kekayaan Iqbal sebagian besar berasal dari aset berupa tanah dan bangunan.
Data LHKPN menunjukkan nilai tanah dan bangunan yang dimilikinya mencapai Rp 18,8 miliar.
Beberapa properti utamanya berada di Surabaya, Sidoarjo, Jakarta Utara, dan Pekanbaru.
Sebuah tanah seluas 1.162 meter persegi di Surabaya tercatat bernilai Rp 8,2 miliar, menjadikannya aset terbesar dalam daftar.
Selain properti, Iqbal juga memiliki berbagai kendaraan bermotor.
Mobil Toyota Alphard keluaran 2019 senilai Rp 907 juta menjadi salah satu koleksinya.
Ada pula sepeda motor Honda CB 650 buatan 2018 seharga Rp 227 juta, Vespa Sprint iGet 150 ABS tahun 2020, serta Toyota Innova Venturer 2.4 A/T.
Total nilai kendaraan mencapai Rp 1,5 miliar.
Karier Kepolisian
Iqbal lahir pada 4 Juli 1970 di Tanjung Sakti, Lahat, Sumatera Selatan.
Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada 1991 dan berasal dari Korps Lalu Lintas.
Perjalan karier Komjen Muhammad Iqbal:
Berikut karier kepolisian Komjen Muhammad Iqbal Iqbal sebelum menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPD Sekretaris Jenderal DPD RI (2025)
-Kapolda Riau (2021)
-Kapolda Nusa Tenggara Barat (2020)
-Kadiv Humas Polri (2018)
-Wakapolda Jawa Timur (2018)
-Karopenmas Divhumas Polri (2017)
-Kapolrestabes Surabaya Polda Jatim (2016)
-Analis Kebijakan Madya Bidang Dalops Sops Polri (Dalam Rangka Dik Lemhanas) (2016)
-Kabid Humas Polda Metro Jaya (2015)
-Kapolres Metro Jakarta Utara Polda Metro Jaya (2013)
-Kepala SPN Lido Polda Metro Jaya (2011)
-Wakapolwiltabes Surabaya Polda Jatim (2011)
-Kapolres Sidoarjo Polda Jatim (2010)
-Kapolres Gresik Polda Jatim (2009)
-Kasat Lantas Polwiltabes Surabaya Polda Jatim (2008)
-Koorspri Kapolda Jatim (2005) Koorspri Kapolda Riau (2004)
-Wakapolresta Dumai Polda Riau (2003)
-Kasat Lantas Poltabes Pekanbaru Polda Riau (2000)
-Guru Muda I Pusdik Lantas Polri Serpong Tangerang (1996)
-Kasat Lantas Polres Kota Baru Polda Kalselteng (1994)
-Wakasat Lantas Polresta Banjarmasin Polda Kalselteng (1993)
-Pamapta Polresta Banjarmasin Polda Kalselteng (1992). (*)
calon Wakapolri
Wakapolri
Komjen Fadil Imran
Komjen Wahyu Widada
Komjen Syahar Diantono
Komjen Marthinus Hukom
Komjen Raden Prabowo Argo Yuwono
Komjen Mohammad Iqbal
Karier Moncer Jenderal Keturunan Raja Gowa Fadil Imran, Kabarhakam Promosi Jabatan Astamaops Polri |
![]() |
---|
Karier Moncer Irjen Karyoto Besan Dedi Mulyadi, Kapolda Metro Jaya Promosi Jabatan Kabaharkam Polri |
![]() |
---|
Daftar Terbaru 8 Pejabat Utama Mabes Polri, Komjen Fadil Imran Jenderal Asal Makassar Jadi Astamaops |
![]() |
---|
Sosok Dua Jenderal Asal Sulsel Gantian Jabat Astamaops Kapolri, Sama-sama Lulusan Akpol |
![]() |
---|
Tugas Baru Komjen Fadil Imran Setelah Dicopot dari Kabaharkam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.