Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Iduladha

Ustaz Das'ad Latif Jelaskan Makna 8 Dzulhijjah Jelang Iduladha Depan Prajurit Lantamal VI Makassar

Ceramah yang mengangkat nilai-nilai spiritual itu diinisiasi Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Makassar, Brigjen TNI (Mar) Dr, Wahyudi. 

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com/Muslimin Emba
LANTAMAL MAKASSAR - Suasana ceramah Ustaz Das'ad Latif di depan ratusan prajurit TNI AL di aula Hasanuddin Lantamal VI Makassar, Jl Yos Sudarso, Rabu (4/6/2025).  

Tak hanya itu, Ustad Das’ad juga menyinggung makna praktis dari hari Tarwiyah dalam konteks pelaksanaan haji. 

Pada masa dahulu, umat Islam menggunakan hari ini untuk mengumpulkan air sebagai bekal dalam perjalanan ke Makkah.

Hal itu menunjukkan kesiapan lahir dan batin menuju rahmat Allah.

Mereka yang bersiap dengan sepenuh hati akan mendapatkan balasan berupa ampunan dosa.

"Ini sekarang disebut hari tarwiyah 8 Zulhijjah. Kenapa disebut hari tarwiyah, karena Nabi Ibrahim bersama istrinya sudah lama tidak punya anak, berapa tahun tidak ada anaknya," ucap Ustad Das’ad.

Ia kemudian melanjutkan kisah spiritual Nabi Ibrahim yang menolak saran untuk menikah lagi setelah bertahun-tahun belum dikaruniai keturunan.

"Awalnya di ke Madinah, banyak yang menyuruh Ibrahim menikah, namun tidak mau. Tidak lama ditunjuklah Hajar, beberapa tahun kemudian menikah, setelah lama menikah lahirlah anaknya bernama Ismail AS," tuturnya.

Kisah tersebut menjadi pengantar menuju momen penuh hikmah, saat Ismail AS mulai beranjak besar dan datanglah perintah Allah melalui mimpi.

"Berlanjut, sampai Ismail beranjak mulai besar. Nabi Ibrahim kemudian mimpi," kata Ustad Das’ad.

Ia menjelaskan, mimpi tersebut mengingatkan Ibrahim pada nazar yang pernah ia ucapkan kepada Allah SWT.

"Kemudian, dia ditagih. Kamu pernah bernazar, kalau ada anakmu kamu potong. Sekarang, bangunlah Ibrahim," pungkas Ustad Das’ad.

Ketika Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail, setan datang untuk menggoda. Ia mencoba menggoyahkan keyakinan Ibrahim agar mengurungkan niatnya.

Namun, Nabi Ibrahim tidak goyah. Ia justru melempari setan dengan batu sebanyak tiga kali.

Tindakan ini menjadi asal muasal ritual lempar jumrah dalam ibadah haji.

Setan kemudian mendatangi Siti Hajar, istri Ibrahim dan ibu Ismail, dengan tujuan menggoyahkan keimanannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved