Cerita Warga Gowa Sulsel Dagang Bawang dan Cabai di Pasar Tempe Wajo Jelang Idul Adha, Jarak 243 Km
Ditemui Tribun-Timur.com, ia mengaku harga bawang merah dan cabai jelang Idul Adha, mengalami kenaikan.
Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Ansar
TRIBUNTIMUR.COM, WAJO - Perjuangan Alamsyah, warga Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel), mencari nafkah sampai di Kabupaten Wajo.
Meski tinggal di Gowa, namun Alamsyah jual bawang merah dan cabai di Pasar Tempe, Sengkang.
Alasannya, karena memiliki langganan tetap di daerah berjuluk Bumi Lamaddukkelleng ini.
Tampak Distributor dengan kaos oblong berwarna biru muda itu bersantai di depan kendaraannya, sembari menunggu pedagang membeli barang dagangannya.
Ditemui Tribun-Timur.com, ia mengaku harga bawang merah dan cabai jelang Idul Adha, mengalami kenaikan.
"Saat ini cabai besar mengalami kenaikan harga. Sebelumnya saya jual Rp20 ribu per kilo, tapi sekarang saya lepas dengan harga Rp35 ribu," ujar Alang sapaanya, Rabu (4/6/2025).
Ia mengatakan bawang merah dan cabai besar dibeli dari petani asal Malakaji, Kecamatan Tompobulu, Gowa.
"Saya ambil dari petani Malakaji. Harga cabai besar itu Rp32 ribu, sedangkan bawang merah Rp10 ribu per kilo," paparnya.
Dalam sepekan, ia berdagang bawang merah dan cabai di Pasar Tempe sebanyak dua kali.
"Dua kali seminggu saya ke sini, Hari Rabu dan Minggu. Terkadang saya singgah di Kabupaten Bone juga sebelum ke sini," tuturnya.
"Rata-rata bawa 1 Ton ke sini (Wajo) tapi macam-macam ada bawang merah, cabai, kunyit dan bayam," tambahnya.
Untuk komoditi bawang merah, Alamsyah mengaku meraup untung Rp3 ribu per kilo.
"Satu karung bawang merah itu beratnya 50 kilo dan harganya Rp650 ribu. Jadi kalau laku satu karung, untungnya Rp150 ribu karena dari petani saya beli Rp10 ribu kemudian saya jual ke pedagang pasar Rp13 ribu per kilo sebutnya.
"Sama halnya kalau cabai besar, harga dari petani Rp32 ribu per kilo saya jual Rp35 ribu ke pedagang pasar," tambahnya.
Ia menuturkan, penyebab kenaikan harga cabai dan bawang merah dikarenakan sejumlah faktor.
"Harganya melonjak kalau kurang petani yang menanam. Selain itu, faktor cuaca juga menjadi penyebab karena kadang tanaman rusak. Bahkan pernah saya jual Rp20 ribu per kilo saja," tuturnya.
Selain Wajo, bawang dan cabai milik Alamsyah juga dipasarkan di Makassar.
"Kalau misalnya tidak laku di sini (Wajo) saya jual di Makassar, seperti Pasar Terong, Pabaeng-baeng dan lain sebagainya. Tergantung pesanan," urainya.
Adapun untuk operasional perjalanan, Alamsyah harus menyiapkan dana minimal Rp1 juta.
"Hitung-hitungannya harus laku semua barang karena operasional saja paling sedikit Rp1 juta sampai Rp1,5 juta, mulai bahan bakar dan biaya makan selama berdagang," tandasnya.
Jarak Kabupaten Gowa dan Wajo sendiri sekira 243,8 km, lewat Jalan Poros Maros - Soppeng.
Jarak tersebut berdasarkan Maps Google.
Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, M.Jabal Qubais
Pengoplos Gas Elpiji 3 Kg Dibongkar Polisi di Gowa, Ratusan Tabung Disita |
![]() |
---|
46 Pencuri Ditangkap di Gowa Selama 20 Hari Operasi Sikat Lipu 2025 |
![]() |
---|
Sukmawaty Guru PNS Divonis 2 Tahun dan Sattariah 18 Bulan Penjara Kasus Uang Palsu UIN Alauddin |
![]() |
---|
Annar Sampetoding Bantah Dakwaan Uang Palsu: 'Saya Dikriminalisasi' |
![]() |
---|
Sosok Jamaluddin, Penggerak Literasi Lingkungan dari Gowa Sulsel Raih ENSIA Awards 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.