'Sekarang yang Paling Penting Itu Adalah Apakah ijazah yang Dipegang Pak Jokowi Itu Sah apa Tidak?'
Susno Duadji mengatakan, untuk mengetahui sah apa tidak itu adalah institusi yang mengeluarkan, yang paling berwenang memberikan penilaian.
TRIBUN-TIMUR.COM - Susno Duadji mantan Kepala Bareskrim (Kabareskrim Polri) turut menanggapi hasil labfor Bareskrim Polri yang mengatakan bahwa ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) identik asli.
"Ini berbicara kadang-kadang mencari asli atau palsu. Asli atau palsu berarti yang ini asli, yang ini palsu. Maka kita bandingkan," kata Susno Duadji saat berbicara dalam program Dua Arah KompasTV, Jumat (23/5/2025).
Turut hadir dalam mantan Menpora Roy Suryo, Kuasa Hukum Jokowi Yakup Hasibuan, dan Guru Besar Hukum Universitas Al-Azhar Suparji Ahmad.
Susno Duadji tidak mempertanyakan soal Ijazah Jokowi asli atau palsu, tetapi ijazahnya sah atau tidak.
Susno Duadji mengatakan, untuk mengetahui sah apa tidak itu adalah institusi yang mengeluarkan, yang paling berwenang memberikan penilaian.
"Tetapi tidak cukup itu saja kalau institusinya mengatakan ya betul itu produk kami terdaftar, ya kami yang mengeluarkan," kata Susno Duadji.
"Maka Polri selaku penyelidik tidak cukup itu. Dibuktikan prosesnya itu benar apa tidak," jelasnya.
Salah satu prosesnya dari pendaftaran.
Dari situ bisa dicek apakah Jokowi betul mahasiswa UGM apa tidak pada tahun 1980.
Ada 10 universitas yang terkenal misalnya UGM, UI, Undip dan sebagainya.
"Dilihat saja di Koran Daerah karena dulu belum ada HP ya. Di Koran Daerah itu namanya Kedaulatan Rakyat. Karena saya pernah di Jogja juga ya," kata Susno Duadji.
"Ada gak nama Pak Jokowi diumumkan di Koran Daerah lulus diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan Tahun 1980?," imbuhnya.
Setelah itu, lanjut Susno Duadji, baru dilihat di buku Induk dan sebagainya, dan sebagaiknya.
"Nah kembali kepada apa yang kita perdebatkan malam ini. Mestinya yang diumumkan itu, dan saya yakin ya, Saya yakin Bareskrim sudah on the track," ujar Susno Duadji.
"Dia (Bareskrim) sudah memeriksa, saksi, memeriksa segala macam. Baru pada kesimpulan ijazah ini sah. Jadi?," jelas Susno Duadji sambil merentangkan kedua tangannya.
"Belum sampai kesimpulan sah, sah kan ni. Baru identik," timpal Guru Besar Hukum Universitas Al-Azhar Suparji Ahmad.
Susno Duadji Temukan 'Celah'
Sebelumnya, Susno Duadji menanggapi pernyataan Roy Suryo yang menyebut keputusan Bareskrim berdasarkan hasil perasaan, bukan hasil uji laboratorium.
Mulanya Roy Suryo mempertanyakan proses uji laboratorium yang dilakukan Bareskrim Polri terkait keidentikan Ijazah Jokowi.
Menanggapi ini, Susno Duadji menjelaskan bahwa meskinya Bareskrim bisa juga menjelaskan proses uji laboratorium yang dilakukan terkait Ijazah Jokowi.
Lebih lanjut, Roy Suryo mengatakan menghormati keputusan Bareskrim Polri.
"Tapi akan lebih baik lagi kalau ke depan Mabes Polri lebih transparan. Salah satu contoh saja. Misalnya menyelidiki satu lembar gitu ya. Entah itu dikatakan lembar deskripsi atau apa ijazah," kata Roy Suryo, dikutip Tribun-Timur.com.
"Kemudian katanya diraba, kemudian diraba, tintanya dari mesin cetak tekan gitu ya, hand press gitu. Terus kemudian dirasakan. Jadi ini hasilnya bukan hasil laboratorium tapi hasil perasaan. Jadi hanya dirasakan, sayang gitu loh. Udah punya alat-alat canggih, harusnya pakai itu," jelasnya.
Susno Duadji menanggapi pernyataan Roy Suryo tersebut.
"Iya bisa saja Pak Roy katakan begitu. Karena mungkin tidak dijelaskan (Dirtipidum) bagaimana dia menyimpulkan seperti itu," kata Susno Duadji.
'Nah mestinya kalau orang laborat (Pusat Laboratorium Forensik Polri) yang hadir di situ dia akan menjelaskan sehingga pada kesimpulan itu apa? Apa karena diraba, dielus, apakah apa, atau karena dengan teknologi yang ada?," kata Kabareskrim Polri periode 2008-2009.
Pasalnya, lanjut Susno Duadji, Bareskrim Polri sudah mempunyai Pusat Laboratorium Forensik yang sangat bagus tidak kalah dengan Amerika.
"Tapi dijelaskan. Dijelaskan bahwa ini bukan karena dicium, bukan karena diedus, bukan karena ini, tapi kita menggunakan teknologi tingkat tinggi," jelasnya.
Polisi Pastikan Ijazah Jokowi Identik Asli
Dilansir Tribun-Timur.com dari Kompas.com, polisi memastikan keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), setelah melalui serangkaian pengujian forensik oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
“Penyelidik mendapatkan dokumen asli ijazah sarjana kehutanan atas nama Joko Widodo.
Ijazah ini telah diuji secara laboratoris dan hasilnya identik dengan ijazah milik tiga rekannya satu angkatan, baik dari sisi bahan kertas, pengaman, teknik cetak, tinta, cap stempel, hingga tanda tangan,” kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, dalam konferensi pers di Bareskrim, Kamis (22/5/2025).
Dokumen ini menjadi salah satu temuan penting dalam penyelidikan laporan dugaan pemalsuan ijazah yang belakangan ramai dibicarakan.
Hasil uji laboratorium memperlihatkan bahwa ijazah Jokowi dicetak menggunakan bahan kertas dan teknik cetak yang sama dengan ijazah rekan-rekannya di tahun yang sama.
Tinta tulisan tangan dan stempel yang tertera juga dipastikan berasal dari alat dan bahan yang sama.
Tanda tangan pejabat fakultas, seperti dekan dan rektor, yang tercantum di ijazah Jokowi juga telah diuji secara forensik. “Maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama,” ungkap Djuhandhani.
Selain ijazah, Bareskrim juga menelusuri skripsi Jokowi yang berjudul “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta.
” Skripsi tersebut diketik menggunakan mesin tik tipe pica, sesuai dengan jenis umum yang digunakan pada era 1980-an.
Bukti Jokowi Mahasiswa UGM
Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro mengungkapkan, bukti Jokowi masuk di Fakultas Kehutanan UGM yakni adanya blangko daftar ulang yang telah diuji secara labfor dan memang identik dengan arsip milik UGM.
Tak cuma itu, lanjut Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, Jokowi juga menjalani perkuliahan di Fakultas Kehutanan UGM dengan bukti adanya Kartu Hasil Studi (KHS) miliknya dengan nomor induk mahasiswa (NIM) 1681/KT.
Selain itu, adapula bukti pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) semester 2 tahun ajaran 1981/1982 atas nama Jokowi.
"Adanya surat permohonan izin atau heregistrasi semester dua tahun ajaran 81/82 atas nama Joko Widodo pada tanggal 12 Januari 1982 yang telah diuji secara laboratoris oleh Puslabfor dan dinyatakan stempel adalah identik atau produk yang sama dengan pembanding," tutur Djuhandhani.
Bukti lainnya yang didapat adalah terkait surat keterangan ujian praktek milik Jokowi pada tahun 1984 yang telah diarsipkan oleh UGM.
Djuhandhani juga mengungkapkan adanya dokumen atas nama Jokowi yang menjelaskan sudah dilaksanakan ujian praktek tingkat satu hingga skripsi.
"Meliputi, kuliah lapangan satu selama 1 hari di Banjarejo, Ngawi, pada tahun 1980. Kedua, kuliah lapangan lama tiga hari di Baturaden dan Cilacap pada tahun 1982."
"Ketiga, inventarisasi hutan lama enam hari tahun 1982. Keempat, praktek umum selama dua bulan di Madiun, Cepu, dan Rembang pada tahun 1983. KKN lama tiga bulan di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, pada tahun 1983."
"Keenam, problema kehutanan selama 3,5 bulan di Kotamadya Surakarta pada 1984-1985. Kemudian, adanya daftar nilai sarjana atas nama Joko Widodo nomor mahasiswa 1681/KT," jelasnya.
Dengan deretan masa kuliah yang ditempuh tersebut, Djuhandhani mengatakan Jokowi dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan di Fakultas Kehutanan UGM.
Hal tersebut berdasarkan bukti berupa adanya berita acara ujian atas nama Jokowi dan ditandatangani oleh dosen penguji yaitu Dr. Ir. Achmad Sumitro, Ir. Sofyan, Ir. P Burhanuddin.
Selanjutnya, adanya surat keterangan dari pinjaman buku, uang, atau alat tulis atas nama Jokowi sebagai syarat agar bisa mengikuti wisuda.
Djuhandhani juga menuturkan skripsi Jokowi berjudul 'Studi Tentang Konsumsi Kayu Lapis di Kotamadya Surakarta' dan dinyatakan asli setelah dibandingkan dengan skripsi senior dan junior Jokowi.
"Bahwa terdapat banyak mesin ketik yang beredar namun dapat diklasifikasikan dalam dua tipe yaitu tipe pika dan elit," katanya.
"Dalam hal skripsi milik Bapak Jokowi setelah dilakukan penelitian dari bab satu sampai dengan terakhir oleh Puslabfor, mesin ketik yang digunakan adalah tipe pika," sambung Djuhandhani.
Sementara terkait lembar pengesahan skripsi Jokowi, Djuhandhani mengatakan dibuat dengan hand press dan letter press sehingga ketika diraba tidak rata atau cekung.
Dari segala penyelidikan yang telah dilakukan Bareskrim dan dibantu oleh Puslabfor, Djuhandhani menyatakan bahwa ijazah Jokowi adalah asli.
"Terhadap hasil penyelidikan ini telah dilaksanakan gelar perkara untuk memberikan kepastian hukum dengan hasil tidak ditemukan tindak pidana," katanya. (*) (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin) (Kompas.com/ Nicholas Ryan Aditya, Danu Damarjati)
Seandainya |
![]() |
---|
Mengapa Jokowi Baru Reuni saat Ijazah Palsu Bergulir? Punya Permintaan Khusus |
![]() |
---|
Siapa Teman Baik Jokowi Tak Lulus Matematika 8 Kali? Eks Presiden Kenang Masa Kuliah di UGM |
![]() |
---|
Mengapa Jokowi Tak Pakai Seragam Biru saat Reuni Fakultas Kehutanan UGM? Dibela Ketua Angkatan |
![]() |
---|
Jokowi ke Reuni Alumni UGM, Hasyim Muhammad Sindir Roy Suryo cs: Yang Nuduh, Kenapa Nggak Datang? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.