Peringatan 77 Tahun Nakbah di Unhas Tegaskan Solidaritas terhadap Palestina
Tameem Najeem mengutuk keras tindakan genosida yang masih berlangsung dan mendesak masyarakat internasional untuk bertindak nyata
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Pusat Penelitian Perdamaian, Konflik, dan Demokrasi (Center for Peace, Conflict and Democracy/CPCD) Universitas Hasanuddin bersama Aliansi Perdamaian, jaringan NGO perdamaian di Makassar, menggelar kegiatan peringatan 77 tahun Nakbah pada Jumat (23/5) di Aula LPPM Universitas Hasanuddin, Makassar.
Kegiatan bertema “Remembering Nakbah, Perjalanan Melawan Lupa”.
Kegiatan ini diawali dengan pemutaran film pendek mengenai eristiwa Nakbah.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan tiga narasumber dari latar belakang yang berbeda.
Diskusi dimoderatori oleh Nurjannah Abdullah, S.IP., M.Si dosen Ilmu Hubungan Internasional sekaligus peneliti di CPCD Unhas.
Narasumber yang hadir yakni Tameem Najeem, mahasiswa internasional asal Palestina yang tengah menempuh studi di Unhas; Agussalim Burhanuddin, S.IP., MIRAP, dosen HI dan peneliti CPCD; serta Therry Al-Ghifari, aktivis dari Aliansi Perdamaian dan KITA Bhinneka.
Dalam sesi diskusi, Tameem Najeem menyampaikan kesaksian pribadi yang menyentuh tentang sejarah keluarganya yang menjadi korban pengusiran pada 1948.
“Kakek saya diusir dari rumahnya pada masa awal pendudukan Israel dan sejak itu keluarga kami tinggal sebagai pengungsi di Gaza. Setelah sekian lama tinggal dan mengalamau kekerasan dan penggusuran, beberapa anggota keluarga terpaksa harus tinggalkan Gaza untuk keamanan. Saya senang bisa mendapat beasiswa sekolah di Unhas dan berharap bisa kembali membangun kembali negeri Palestina. Saya menyampaikan terima kasih atas dukungan luar biasa dari masyarakat Indonesia yang selalu berdiri bersama Palestina,” ujar Tameem Najeem penuh haru.
Tameem Najeem mengutuk keras tindakan genosida yang masih berlangsung dan mendesak masyarakat internasional untuk bertindak nyata.
Sementara itu, Therry Al-Ghifari menjelaskan bahwa gerakan solidaritas terhadap Palestina di Makassar selama ini dilakukan melalui berbagai cara, termasuk aksi simbolik menyalakan lilin di Monumen Mandala dan penyuluhan melalui dongeng bertema Nakbah di sekolah dasar.
Ia menegaskan pentingnya aksi nyata seperti boikot terhadap produk afiliasi Israel.
“Boikot adalah bentuk perlawanan sipil yang damai tapi sangat efektif. Kita juga mendesak Pemerintah Indonesia agar mengambil sikap lebih tegas dan konkret untuk menghentikan genosida yang terjadi di Palestina,” ujarnya.
Dari sisi akademik, Agussalim Burhanuddin menyoroti pentingnya peringatan Nakbah sebagai sarana membangun narasi global perlawanan terhadap pendudukan Israel. Ia juga mengkritisi kebijakan pemerintah Indonesia yang bersedia menerima pengungsi Palestina.
“Langkah ini bisa melemahkan legitimasi pemerintah Palestina dan justru menguntungkan kepentingan Israel dan sekutunya karena sangat susah mengembalikan pengungsi yang sudah keluar dari tanah Palestina,” tegasnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan aksi simbolik pembagian dan pemakaian gelang perdamaian oleh seluruh peserta dan narasumber sebagai simbol komitmen bersama untuk mengedepankan perdamaian tanpa kekerasan, serta menegaskan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Peringatan ini menjadi pengingat bahwa Nakbah bukan sekadar sejarah masa lalu, tetapi realitas yang masih terus berlangsung dan menuntut perhatian, kesadaran, serta aksi nyata dari komunitas global — termasuk dari kampus-kampus di Indonesia.
Mahasiswa Tutup Pintu 1 Unhas Malam Ini, Pengendara Terjebak di Jl Perintis |
![]() |
---|
Mahasiswa Unhas Kecam Rantis Brimob Lindas Driver Ojol Affan, Demo Tutup Jalan Perintis Kemerdekaan |
![]() |
---|
Anak Prof Basri Hasanuddin Pendaftar Keenam Calon Rektor Unhas, Pernah Jabat Warek Unsulbar |
![]() |
---|
Mantan WR UNM Daftar Rektor Unhas, Bawa Misi Internasionalisasi |
![]() |
---|
Prof Iqbal Djawad Daftar Calon Rektor Unhas Tanpa Pendamping |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.