Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Najwa Shihab

Sosok Ibrahim Syarif Assegaf, Suami Najwab Shihab Jago Penasihat Restrukturisasi Utang

Suami Najwa Shihab, Ibrahim Syarif Assegaf meninggal dunia di RS PON Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Editor: Muh Hasim Arfah
Handover/Dok Pribadi Najwa Shihab
SUAMI NAJWA MENINGGAL-Suami Najwa Shihab, Ibrahim Syarif Assegaf meninggal dunia di RS PON Jakarta, Selasa (20/5/2025).  Ibrahim selama ini bekerja sebagai pengacara di Assegaf Hamzah & Partner.  

TRIBUN-TIMUR.COM- Suami Najwa Shihab, Ibrahim Syarif Assegaf meninggal dunia di RS PON Jakarta, Selasa (20/5/2025). 

Ibrahim selama ini bekerja sebagai pengacara di Assegaf Hamzah & Partner. 

Selama ini, ia pengacara senior dari praktik Perbankan dan Keuangan. 

Dengan portofolio komprehensif yang mencakup sektor domestik dan internasional, ia telah mewakili lembaga keuangan terkemuka, peminjam, entitas proyek, dan sponsor dalam spektrum sindikasi perusahaan dan pemerintah yang kompleks, pembiayaan bilateral, pembiayaan proyek, dan inisiatif infrastruktur. 

Selain itu, ia memiliki rekam jejak yang terbukti dalam memberikan nasihat kepada klien tentang keuangan terstruktur yang rumit dan upaya kebangkrutan atau restrukturisasi utang.

Setelah meraih gelar LL.B. dari Universitas Indonesia yang terhormat pada tahun 1997, ia dianugerahi kehormatan beasiswa penelitian di Program Studi Hukum Asia Timur yang bergengsi di Harvard Law School dari tahun 2002 hingga 2003. 

Untuk lebih memperkaya ketajaman hukum saya, saya memperoleh gelar LL.M. dari University of Melbourne, Australia, pada tahun 2009, suatu prestasi yang difasilitasi oleh Beasiswa Pembangunan Australia yang terhormat.

Najwa dan Ibrahim Syarif Assegaf menikah tahun 1997. 

Saat itu, usia Najwa baru 20 tahun. 

Najwa Shihab, atau yang biasa dipanggil dengan Nana merupakan seorang perempuan yang hidup dalam keluarga yang sangat religius.

Masa pendidikan TK dijalaninya di TK Al-Quran Makasar. 

Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah (1984-1990), lalu SMP Al-Ikhlas, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada 1990-1993.

Dengan latar belakang keluarga yang sangat agamis, Nana dengan lima saudaranya diwajibkan untuk berada di rumah sejak magrib tiba. 

“Jadi berjamaah magrib, ngaji Al-Quran, lalu ratib Haddad bersama. Itu ritual keluarga sampai saya SMU.”

Najwa adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan tahun 1996.

Semasa SMA, dia terpilih mengikuti program American Field Service, yang di Indonesia dilaksanakan oleh Yayasan Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Amerika Serikat. 

Namun meski lulus sebagai seorang sarjana hukum, ia lebih memilih untuk terjun ke dunia jurnalistik dibanding dunia hukum seperti menjadi pengacara, jaksa, notaris dan profesi hukum lainnya.(*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved