Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Sulsel Tunggu Hasil Uji Coba Vaksin Bill Gates, Kasus TBC Paling Banyak di Makassar

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengaku belum mendapat informasi pasti mengenai asal dari partisipan tersebut.

Editor: Sudirman
Ist
HEADLINE TRIBUN TIMUR - Sulsel sendiri memiliki angka kematian akibat penyakit TBC yang cukup tinggi. Kasus TBC terbanyak ditemukan di Kota Makassar pada tahun 2023 lalu, angkanya mencapai 5.444 kasus. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Indonesia menjadi satu dari lima negara yang dipilih untuk berpartisipasi dalam uji klinis fase 3 vaksin TBC M72/AS01E. Vaksini ini dikembangkan yayasan milik Bill Gates. 

Uji klinis ini menjadi langkah penting dalam upaya global mengakhiri epidemi tuberkulosis (TBC).

Vaksin ini diproyeksikan menggantikan vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) yang telah digunakan selama lebih dari satu abad. Sebanyak 2 ribu warga Indonesia menjadi partisipan uji coba vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengaku belum mendapat informasi pasti mengenai asal dari partisipan tersebut.

“Belum ada informasi dari pusat,” kata Ishaq pada Kamis (15/5) malam. Sehingga dirinya belum bisa memastikan apakah ada partisipan asal Sulsel.

Baca juga: Vaksin TBC Bill Gates Segera Diluncurkan, Sudah Masuk Tahap Uji Coba Terakhir

Terkait penerapannya di Sulsel, Ishaq masih akan melihat perkembangan pemerintah pusat.

“Nanti kita lihat perkembangannya,” jelasnya.

Sulsel sendiri memiliki angka kematian akibat penyakit TBC yang cukup tinggi. Tahun 2021 lalu, angka kematian mencapai 31.022 kasus. Setiap tahun, angka itu diperkirakan terus meningkat.

Kasus TBC terbanyak ditemukan di Kota Makassar. Pada tahun 2023 lalu, angkanya mencapai 5.444 kasus.

Negara Uji Coba Vaksin

Selain Indonesia, empat negara lainnya yang diuji coba vaksin adalah, Afrika Selatan, Kenya, Zambia dan Malawi.

Lima negara yang berpartisipasi dalam uji coba ini merupakan negara-negara dengan jumlah penyakit TBC yang besar. 

Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Taruna Ikrar menyebut kasus TBC yang ada di Indonesia belakangan ini cukup memprihatinkan.

Hampir setiap bulan pasti ada yang meninggal dunia yang diakibatkan dari virus tersebut. Sehingga dipandang perlu masuknya vaksin TBC untuk rakyat Indonesia.

“Dan ternyata ada 100.000 lebih pasien TBC meninggal setiap tahun. Berarti ada yang meninggal setiap bulan. Berapa yang meninggal setiap bulan? Jadi kesimpulannya kita membutuhkan vaksin ini,” ujarnya.

Taruna juga memastikan bakal transparan dalam seluruh tahapan proses uji klinis fase 3 vaksin tuberkulosis (TBC) M72 yang sedang dilakukan di Indonesia.

Menurut Taruna, keterbukaan informasi menjadi kunci utama untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pengembangan produk vaksin yang aman dan efektif.

Fase Ketiga

Uji coba vaksin TBC sudah akan memasuki fase ketiga atau tahap terakhir sebelum akhirnya digunakan oleh publik. 

Taruna Ikrar mengatakan, uji coba fase ketiga ini setidaknya ada sebanyak 20.000 simpatisan yang akan menjadi sampel.

“Pre klinis sudah dilakukan di laboratorium di Swiss kan, kemudian uji 1 juga sudah dilakukan disana. Terus uji 2 sudah dilakukan di 5 negara. Uji tahap 3 atau fase terakhir ini itu dilakukan untuk 20.000 sampel,” kata Taruna, Kamis(15/5).

Dari jumlah tersebut kata Taruna sebanyak 2.000 orang diantaranya merupakan warga Negara Indonesia (WNI). Sementara sisanya, berasal dari beberapa negara lain dengan jumlah kasus penderita TBC terbilang banyak di dunia.

“2.000 sampel ini didapat dari mana? Nah 2.000 karena kan harus multi center. Dilakukan di Indonesia 2.000 orang. 18.000-nya di mana? di negara lain,” ucapnya.

Taruna berharap, dengan adanya vaksin TBC ini ke depan bisa menjadikan salah satu cara untuk menekan jumlah penderita penyakit tersebut di Indonesia.

Hal itu juga yang menjadikan Indonesia memberikan izin adanya 2.000 orang yang akan menjadi sampel menerima uji coba klinis tahap tiga.

“Kenapa kita memberikan persetujuan izin uji klinis? Karena uji klinis ini kita harapkan bisa mendapat manfaat yang besar bagi rakyat kita. Nah kita tahu rakyat kita di Indonesia ini penderita tuberkulosisnya tertinggi kedua di dunia. Jumlahnya berapa? Lebih dari 1 juta,” ucap dia.

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved