Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hercules

Sehabis Om Bethel, Lelaki asal Bone Andi Ahmad Faisal Tantang Hercules Sambil Bawa 2 Parang

Seorang lelaki bernama Andi Ahmad Faisal (59) sembari menenteng dua parang menantang ketua umum GRIB Jaya, Hercules alias Rosario de Marshall. 

Editor: Muh Hasim Arfah
dok tiktok lauanriik/grib jaya
TANTANGAN HERCULES-Seorang lelaki bernama Andi Ahmad Faisal (59) sembari menenteng dua parang menantang ketua umum GRIB Jaya, Hercules alias Rosario de Marshall. Videonya viral melalui media sosial dikutip tribun-timur.com, Jumat (16/5/2025).  

TRIBUN-TIMUR.COM- Seorang lelaki bernama Andi Ahmad Faisal (59) sembari menenteng dua parang menantang ketua umum GRIB Jaya, Hercules alias Rosario de Marshall

Videonya viral melalui media sosial dikutip tribun-timur.com, Jumat (16/5/2025). 

Ia mengaku lahir di Baranti, Kabupaten Bone tahun 1966. 

Kini, dia tinggal di Batulicin Provinsi Kalimantan Selatan. 

“Duel kita satu sama satu kalau kamu mau. Saya berani bertanggung jawab, secepatnya kamu datang. Kamu ok jaya di Jakarta tapi belum tentu kamu bisa jaya di kampungku,” ujarnya.

Menurutnya, dia sudah menginjakkan kaki di tanah abang, Jakarta. 

“Jangan kamu berani sendiri. Saya tak punya pistol, cuman ini saya punya,” katanya sembari menunjukkan dua parangnya. 

Sebelumnya, mantan aktivis mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar tahun 1985, Andi Jamal Kamaruddin Daeng Masiga alias Om Bethel menjadi perbincangan di media sosial. 

Sebab, dia menantang Ketua Umum GRIB, Hercules alias Rosario de Marshall

Om Bethel menantang Hercules duel dalam sarung atau sigajang laleng lipa. 

Pertarungan dalam sarung (dalam bahasa Bugis: Sigajang Laleng Lipa atau Sitobo Lalang Lipa) adalah tradisi unik di masyarakat Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan, yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau pertikaian saat semua upaya damai telah gagal. Tradisi ini melibatkan dua pria yang bertarung di dalam sebuah sarung, menggunakan badik (senjata tradisional). 

Tradisi ini merupakan cara terakhir untuk mempertahankan kehormatan dan harga diri yang diinjak, serta menyelesaikan konflik yang tidak dapat diselesaikan secara damai. 

Dua pria yang berseteru masuk ke dalam sebuah sarung dan bertarung hingga salah satu atau keduanya meninggal. 

Pertarungan dianggap sebagai bentuk keadilan terakhir, dan pihak yang hidup dianggap benar, sedangkan pihak yang meninggal dianggap salah. 

"Saya tidak mengancam tapi saya akan buktikan dimana pun kau berada," katanya. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved