Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jeneponto, Enrekang, Takalar, Maros, dan Tana Toraja Catat Angka Stunting Tertinggi di Sulsel

Berdasarkan Data SSGI 2023 menunjukkan prevalensi stunting di Sulsel mencapai 27,4 persen, sedangkan 2022 berada diangka 27,2 persen. 

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/RENALDI
STUNTING - Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi, saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Kamis (8/5/2025). Fatma sebut lima daerah tinggi stunting  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Fatmawati Rusdi sebut terdapat stunting di lima daerah dengan angka stunting tertinggi di Sulsel.

Berdasarkan Data SSGI 2023 menunjukkan prevalensi stunting di Sulsel mencapai 27,4 persen, sedangkan 2022 berada diangka 27,2 persen. 

Terbaru, SSGI 2024 turun signifikan dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen. 

Angka prevalensi stunting tergolong tinggi, berada di Kabupaten Jeneponto, Enrekang, Takalar, Maros, dan Tana Toraja

Sementara itu, terdapat tiga daerah dengan angka prevalensi stunting rendah, seperti Kabupaten Barru, Bone, dan Selayar.

Fatma mengatakan, stunting masih menjadi persoalan serius yang membutuhkan pendekatan kolaboratif lintas sektor. 

Menurutnya, upaya percepatan penurunan stunting tidak dapat dilakukan oleh satu atau dua instansi saja, melainkan harus melibatkan berbagai pihak secara terintegrasi.  

“Stunting bukan hanya soal tumbuh kembang fisik anak, tapi berdampak pada kualitas sumber daya manusia ke depan,” katanya saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Kamis (8/5/2025).

Mantan Wakil Wali Kota Makassar itu menyoroti pentingnya sinergi antar lembaga dalam menangani stunting, mengingat masih banyak daerah yang belum memahami sektor utama (leading sector) dalam upaya percepatan penurunan stunting serta peran TPPS.  

"Bukan hanya Dinas Kesehatan atau Dinas Pemberdayaan Perempuan yang terlibat, tetapi ada setidaknya 14 dinas dan lembaga, termasuk BKKBN, BPOM, dan Kemenag, yang harus berkolaborasi," ungkapnya.  

Meskipun di Kabupaten Takalar angka stunting tergolong tinggi, kata Fatmawati, namun keberhasilan Kabupaten Takalar unuk menurunkan angka stunting secara signifikan. 

Ia berharap strategi yang diterapkan Takalar dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi persoalan tersebut. 

“Terpenting adalah tidak berhenti di angka. Saya ingin, bila survei selanjutnya keluar, angka stunting di Sulsel sudah satu digit," jelasnya.

"Saya yakin dan percaya, selama semangat itu ada, kita bisa wujudkan penurunan stunting yang nyata,” tambah dia.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved