RSUD Galesong Takalar
Habiskan Dana Rp150 M dari Pinjaman, RSUD Galesong Takalar Sulsel Hanya Beroperasi Setahun
Pembangunan RS Galesong ini dianggarkan melalui skema pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp150 miliar.
TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR- Ingatan warga Takalar Sulawesi Selatan menerawang ke peresmian Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Galesong mulai beroperasi saat Hari Jadi Kabupaten Takalar ke 64 tahun, Sabtu (10/2/2024) lalu.
Pembangunan RS Galesong ini dianggarkan melalui skema pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp150 miliar dan mendapat tambahan dari Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Takalar senilai Rp27 miliar.
Perencanaannya rumah sakit tipe C ini akan melayani semua warga di Kecamatan Galesong Selatan, Galesong dan Galesong Utara.
Sehingga, namanya adalah bernama RSUD Galesong.
Ketiga kecamatan ini termasuk paling besar di Takalar lebih dari 100 ribu penduduk, atau sepertiga penduduk Takalar ada di Galesong.
Pj Bupati Takalar Setiawan Aswad saat itu menyebut bahwa kehadiran fasilitas kesehatan ini bagian dari transformasi layanan yang juga harus memenuhi seluruh standar-standar layanan menuju Indonesia Emas 2045.
"Rumah sakit ini berada di poros utama Kabupaten Takalar atau berada pada posisi penyangga Kabupaten Takalar, Gowa dan Kota Makassar. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dengan tepat dan akses yang lebih dekat," urainya
Lebih dari setahun beroperasi, rumah sakit galesong pun akhir ditutup sementara.
Pemerintah Kabupaten Takalar memutuskan menutup sementara pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Galesong.
Keputusan ini diambil setelah rumah sakit tersebut dinilai membebani keuangan daerah hingga Rp500 juta per bulan akibat tingginya biaya operasional yang tidak sebanding dengan pemasukan.
Bupati Takalar Mohammad Firdaus Daeng Manye menyampaikan keputusan tersebut saat mengunjungi RSUD Galesong yang terletak di Jalan Poros Galesong, Desa Biring Kassi, Kecamatan Galesong Utara, Rabu (23/4/2205).
Dalam kunjungan itu, Firdaus Daeng Manye bertemu jajaran manajemen, dokter, dan perawat untuk menjelaskan alasan di balik penutupan pelayanan medis di RSUD Galesong Takalar.
"Pelayanan medis di RSUD Galesong Takalar akan kami tutup sementara mulai 1 Mei 2025 untuk melakukan pembenahan standar dan pelayanan, serta mempersiapkan kerja sama dengan BPJS Kesehatan," kata Firdaus Daeng Manye.
"Namun, bagian administrasi tetap akan beroperasi untuk menyelesaikan dokumen kerja sama dengan BPJS Kesehatan," imbuhnya.
Dari evaluasi pemerintah daerah, lanjutnya, rumah sakit yang dibangun menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih dari Rp100 miliar ini hanya menerima satu hingga dua pasien per hari.
Sementara pemasukan per bulan hanya berkisar antara Rp7 juta hingga Rp10 juta.
"Rumah sakit ini, dari data yang ada, satu bulan cuma satu orang yang datang, dilayani oleh 221 perawat, dokternya 29, tapi yang datang cuma satu orang, artinya apa untung atau buntung, pasti buntung," kata Firdaus Daeng Manye.
Sebagai konsekuensi dari penutupan ini, ratusan perawat yang selama ini bertugas di rumah sakit tersebut akan dirumahkan.

Firdaus Daeng Manye menegaskan bahwa penutupan ini bersifat sementara.
Ia berjanji, jika kerja sama dengan BPJS Kesehatan telah terjalin, seluruh tenaga medis yang dirumahkan akan dipanggil kembali untuk bekerja.
“Kami sangat berharap RSUD Galesong bisa kembali beroperasi dengan sistem pelayanan yang lebih efisien dan menjangkau masyarakat luas melalui kerja sama dengan BPJS,” ujarnya. (*)
Siapa Sosok Oknum Jaksa Disebut Peras Terdakwa Uang Palsu Annar Sampetoding Rp5 M? Kejati Buka Suara |
![]() |
---|
Kenalkan Brigjen Hindratno Devidanto, Alumnus Akmil 1998 Pecah Bintang |
![]() |
---|
PNUP Latih Perangkat Kelurahan di Parepare Kuasai Aplikasi Administrasi Berbasis Web |
![]() |
---|
Mendikdasmen Minta Sekolah Awasi Siswa agar Tidak Ikut Demo |
![]() |
---|
Bacaan Niat, Lengkap Tata Cara Sholat Tahajud di Sepertiga Malam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.