Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Besok Kemenag Sidang Isbat Tentukan Hari Lebaran 2025, Pemerintah dan Muhammadiyah Beda Hari?

Pada saat terbenam matahari, posisi hilal diperkirakan masih sangat rendah, dengan posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu

Editor: Ansar
Tribunnews.com
PANTAU HILAL - Petugas mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musari'in, Kembangan Utara, Jakarta, Minggu (28/2/2025). Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan 1 Ramadan 1446 H. Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penentuan awal Syawal 1446 H pada besok (29/3/2025). 

Rencana ini disebabkan oleh adanya perayaan Hari Raya Nyepi di Bali pada tanggal tersebut, sehingga untuk menghormati tradisi setempat, rukyat tidak akan dilakukan di sana.

Tahapan Sidang Isbat
Seminar Posisi hilal awal Syawal 1446 H akan menjadi agenda pertama sidang isbat.

Seminar ini akan digelar pada pukul 16.30 WIB hingga menjelang maghrib. 

Dalam seminar ini, berbagai pihak diminta untuk hadir.

Di antaranya, perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, serta perwakilan dari lembaga-lembaga seperti LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan sejumlah instansi terkait lainnya.

Nantinya, sidang akan diselenggarakan secara tertutup mulai pukul 18.45 WIB.

Setelah sidang, Menteri Agama, Nasaruddin Umar melalui konferensi pers akan mengumumkan hasilnya.

Setelah pengumuman hasil sidang, masyarakat Indonesia akan mengetahui kapan Idul Fitri 2025 akan jatuh, berdasarkan keputusan resmi pemerintah.

Idul Fitri 2025 Versi Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1446 H/2025 M.

Menurut Muhammadiyah, 1 Syawal 2025 jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025.

Hal tersebut sesuai dengan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2025 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijjah 1446 H.

Dalam maklumat tersebut dijelaskan bahwa penetapan 1 Syawal 1446 H berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Dengan metode wujudul hilal, awal bulan ditetapkan jika hilal sudah wujud.

Artimya, setelah terjadi ijtimak sebelum matahari terbenam, bulan terbenam setelah matahari, dan piringan atas bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam.

Apabila salah satu dari beberapa tersebu terpenuhi, maka bulan akan digenapkan menjadi 30 hari.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved