Anak Disekap di Makassar
2 Bocah yang Disekap Orangtuanya di Makassar Diselamatkan Berkat Laporan Warga dan Kesigapan Polisi
Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto mengatakan, kasus penyekapan yang dialami kakak-beradik IS (8) dan SF (9).
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Apa yang dilakukan personel Polsek Wajo Resor Pelabuhan Makassar, patut diacungi jempol.
Berkat respon cepatnya atas informasi adanya dugaan penyekapan dalam kamar wisma, dua anak di Kota Makassar, selamat dari penyiksaan yang dialami.
Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto mengatakan, kasus penyekapan yang dialami kakak-beradik IS (8) dan SF (9), terungkap berdasarkan laporan masyarakat.
"Jadi awalnya pada tanggal 6 Februari, tadi malam. Pihak Bhabinkamtibmas dan juga informasi dari masyarakat melaporkan adanya anak yang disekap oleh orang tuanya di dalam satu wisma yang seperti kos-kosan di wilayah Kecamatan Wajo," kata Restu kepada wartawan.
Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, personel Polsek Wajo pun mendatangi lokasi.
Saat polisi tiba di lokasi, mereka menemukan kedua bocah tersebut dalam kondisi memprihatinkan.
Baca juga: 2 Anak Korban Penyekapan Orangtua di Makassar Alami Luka Bakar Serius

Mereka disekap di dalam kamar mandi wisma dengan posisi tubuh diikat dengan rantai, dan digembok.
Selain itu, korban disebut dalam kondisi luka yang cukup parah.
"Berbekal dari informasi tersebut, kita melakukan pengecekan. Ternyata benar adanya penyekapan di dalam WC," ujarnya.
Polisi langsung membawa kedua korban ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Kemudian tim opsnal dari Polres Pelabuhan dan Polsek Wajo tadi malam sudah mengamankan sekitar pukul 01.30 pagi dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara," terang Restu.
Sesampainya di rumah sakit, kondisi kedua bocah tersebut cukup memilukan.
Mereka mengalami kekurangan gizi serta luka-luka akibat kekerasan yang diterima.
"Kita langsung memberikan pertolongan pertama dan melakukan visum yang dikhawatirkan, kondisi anak cukup kritis pada saat sampai di RS Bhayangkara," ungkapnya.
Dokter menemukan beberapa luka, termasuk luka bakar dan bekas pukulan benda tumpul di leher korban.
Kulit Korban Melepuh Diduga Disiram Air Panas
Dua anak yang menjadi korban penyekapan orangtuanya di Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengalami luka bakar yang cukup serius.
Utamanya sang adik laki-laki berinisial IS (8). Korban disebut mengalami luka bakar hingga 58 persen.
Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Bedah RS Bhayangkara, dr Elvis Jeferson, saat mendampingi Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto menjenguk korban.
"Dari pemeriksaan awal dari IGD kita periksa memang untuk anak pertama ada luka bakar di perut dan di paha," kata dr Elvis.
"Terus yang anak kedua luka bakarnya lebih banyak karena luka bakarnya sekitar 58 persen anak kedua, kalau anak pertama sekitar 5 % saja," sambungnya.
Dr Elvis pun belum dapat memastikan berapa lama kedua bocah ini harus dirawat agar dapat pulih.
Pasalnya, selain luka bakar keduanya juga mengalami kondisi malnutrisi karena beberapa hari tidak diberi makan.
"Karena kondisinya yang kurang gizi sekali kemungkinan semingguan tidak makan jadi itu butuh waktu, kita belum bisa pastikan berapa lama, nanti sementara kami kerja sama juga dengan dokter anak dan dokter gizi," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, nasib memilukan dialami dua anak kakak beradik perempuan berinisial SF (9) dan laki-laki IS (8) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kedua saudara kandung ini disekap di dalam kamar wisma di Kecamatan Wajo, Kota Makassar.
Keduanya berhasil diselamatkan oleh personel Polsek Wajo yang mendapat informasi penyekapan itu.
Tidak hanya disekap, keduanya juga mengalami berbagai macam penyiksaan fisik. Mulai dirantai hingga disiram air panas.
Mirisnya, pelaku penyekapan dan penyiksaan itu bukanlah orang lain.
Melainkan kedua orang tua korban, yaitu sang ayah kandung berinisial AY (37) dan ibu tirinya NI (28).
Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto yang prihatin dengan peristiwa itu, pun menjenguk kedua korban yang dirawat di RS Bhayangkara.
Restu memboyong istri dan sejumlah personel polwan untuk menghibur korban.
"Kondisi dari dua korban sudah mulai membaik," kata Restu kepada wartawan seusai menjenguk korban di pelataran RS Bhayangkara Makassar, Jl Mappaodang, Jumat (7/2/2025).
"Sebelumnya, mereka mengalami kurang gizi karena tubuhnya sangat kurus," lanjutnya.
Selain mengalami malnutrisi, lanjut Restu, kedua kakak-beradik ini juga memiliki sejumlah luka yang mengkhawatirkan akibat dugaan penyiksaan fisik.
"Ada beberapa luka yang dikhawatirkan bisa menyebabkan infeksi, terutama pada bagian tubuh yang terluka," terangnya.
Berdasarkan penyelidikan sementara polisi, kata Restu, korban IS dan SF terakhir kali disekap pada 31 Januari.
Puncaknya, pada 3 Februari, keduanya ditemukan dalam kondisi dirantai di dalam toilet.
"Memang mengalami beberapa kekerasan fisik dari orang yang ada di rumahnya," terang Restu.
Selain dipukul dan dirantai, dugaan penyiksaan terhadap keduanya kata Restu juga diduga menggunakan air panas.
Pasalnya kondisi kulit kedua korban mengalami luka melepuh.
"Indikasinya, mereka disiram air panas, dan dari beberapa keterangan saksi, dua anak ini memang terkena siraman air panas," bebernya.
Saat ini, penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Makassar masih mendalami kasus itu.
Kedua orangtua korban yang diduga pelaku dalam kasus itu masih dalam pemeriksaan polisi.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.