Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

SNBP 2025

Ratusan Siswa SMA 17 Makassar Mogok Belajar, Protes Gagal Ikut SNBP

Ratusan siswa SMA 17 Makassar mogok belajar, protes gagal ikut SNBP. Pihak sekolah diakui lalai dalam penginputan data.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
Faqih/TRIBUN TIMUR
GAGAL SNBP - Suasana SMA 17 Makassar pada Kamis (6/2/2025). Ratusan siswa kelas 12 SMA 17 Makassar mogok belajar sebagai protes gagal ikut SNBP. Pihak sekolah diakuinya lalai dalam penginputan data siswa. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ratusan siswa kelas 12 SMA 17 Makassar memilih mogok belajar sebagai bentuk protes atas kegagalan mereka mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

"80 persen siswa kelas 12 tidak hadir," kata Wakil Kepala Sekolah, Kartini Kurnia di SMA 17 Makassar, Kamis (12/2/2025).

Pantauan Tribun-Timur.com, suasana sekolah tampak lengang, dengan aktivitas di luar ruang belajar siswa yang sangat minim. 

Sementara itu, siswa kelas 10 dan 11 tetap melaksanakan pembelajaran seperti biasa.

Kartini Kurnia memahami sikap para siswa yang sangat kecewa. 

Pihak sekolah hanya bisa memastikan keberadaan siswa tetap aman bersama orangtua mereka.

"Itu keinginan mereka. Itu hak mereka untuk mengambil sikap. Mental anak harus kita jaga," jelas Kartini Kurnia.

"Memang ada informasi bahwa orangtua memberi ruang bagi anak untuk mengambil sikap, dan orangtua tetap bertanggung jawab terhadap keberadaan mereka di rumah," lanjutnya.

Para guru memilih untuk mengirim tugas kepada siswa, agar proses belajar tetap berjalan meski aksi protes masih berlangsung.

Sebelumnya, salah satu orangtua siswa, Azhar Gazali, mengungkapkan bahwa pihak sekolah sudah lalai dalam menjalankan tugasnya. 

Padahal masa penginputan data siswa sudah cukup lama.

"Ini menyangkut pendataan eligible. Mereka kami anggap lalai karena rentang waktu yang diberikan cukup lama, yaitu dari awal Januari hingga akhir, namun itu tidak dipenuhi," kata Azhar Gazali di Kantor Disdik Sulsel.

Dirinya menyebut kesalahan pihak sekolah sangat fatal, karena berhubungan dengan masa depan siswa yang berharap bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur SNBP.

"Saya kurang paham penyebabnya, tapi kami menganggap ini fatal. Oleh karena itu, kami melakukan langkah strategis dengan bertemu pihak sekolah, dan mereka mengakui lalai dalam menjalankan tugasnya," tambah Azhar Gazali. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved