Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kadis DP3A Makassar Ingatkan Bahaya Orangtua Sekamar dengan Anak

Ada anak yang menjadi pelaku kekerasan seksual, setelah ditelusuri ternyata ia mencontoh orang tuanya saat berhubungan suami istri. 

Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Siti Aminah
PERLINDUNGAN ANAK - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Makassar Achi Soleman diwawancara di UPTD PPPA Kota Makassar Jl Nikel, Selasa (4/2/2025). Achi Soleman menyebut bahaya anak sekamar dengan orangtua. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Orangtua punya peran penting untuk membangun karakter dan perilaku anak. 

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Makassar Achi Soleman

Achi tak memungkiri bahwa kekerasan  terhadap anak dan perempuan masih kerap terjadi di Makassar

Meski terjadi penurunan kasus pada 2024 lalu dengan 520 kasus namun secara kuantitatif angka tersebut masih sangat besar. 

Dari jumlah tersebut angka kekerasan seksual pada anak juga masih cukup tinggi, baik anak sebagai korban maupun anak sebagai pelaku. 

Achi mencontohkan, ada anak yang menjadi pelaku kekerasan seksual, setelah ditelusuri ternyata ia mencontoh orang tuanya saat berhubungan suami istri. 

"Kalau lihat kronologisnya itu, dia sekamar dengan orang tuanya kapan anak sekamar dengan orang tuanya ini yang memungkinkan anak-anak berperilaku mencontoh," ungkap Achi Soleman, Selasa (4/2/2025). 

Karena itu, Achi menyarankan agar orang tua pisah kamar dengan anak sejak dini. 

Menurutnya hal ini sangat penting disadari oleh orang tua, apalagi saat komunikasi anak sudah bagus. 

"Penting untuk orang tua menyadari, bahwa anaknya itu sudah bisa berbicara, sudah bisa mencontoh, ada perilaku anak memang yang paling gampang meniru pola perilaku orang tua," ujarnya. 

Lanjut Achi, dari beberapa kasus kenapa anak kadang menjadi korban maupun menjadi pelaku kekerasan seksual karena ada contoh yang dilihat .

"Kita menemukan beberapa fakta, termasuk kasus kekerasan seksual yang anak sebagai pelaku ya itu karena ada contoh yang dilihat," ulasanya. 

Perilaku orang tua yang disaksikan langsung oleh anak berpotensi besar terekaman dalam otaknya.

Akhirnya anak pun melakukan perbuatan yang berujung kepada kekerasan seksual, apakah itu sama teman bermainnya ataupun sama lingkungannya juga ikut berpengaruh.

Ada banyak faktor yang membuat anak terjerumus dalam lingkaran tersebut. 

Selain prilaku orang tua, tontonan anak hingga permainan yang kerap dimakan anak melalui gadget juga sangat berpengaruh. 

"Permainan bernuansa kekerasan dan tontonan film juga yang membuat anak cenderung menjadi pelaku untuk kekerasan seksual," tutupnya. (*) 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved