Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sulsel Deflasi 0,75 Persen di Januari 2025, Tarif Listrik Jadi Penyebabnya

Kepala BPS Sulsel, Aryanto menjelaskan bahwa ada beberapa penyumbang utama deflasi Januari 2025 secara bulan ke bulan.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Ina Maharani
handover
DEFLASI SULSEL - Kepala BPS Sulsel, Aryanto (kanan) memaparkan kondisi ekonomi Sulsel yang mengalami deflasi 0,75 persen dalam Konferensi Pers Bulanan melalui YouTube BPS Sulsel, Senin (3/2/2025). Deflasi Sulsel di Januari 2025 dipengaruhi tarif listrik akibat diskon listrik 50 persen yang ditetapkan pemerintah 

Makassar, Tribun - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami deflasi month to month (mtm) atau bulan ke bulan sebesar 0,75 persen pada Januari 2025.

Sementara secara year on year (yoy) atau tahun ke tahun, Sulsel mengalami inflasi sebesar 0,10 persen persen.

Sedangkan jika dilihat dari tahun kalender atau Januari 2025 terhadap Desember 2024 tercatat Sulsel deflasi 0,75 persen.

Kepala BPS Sulsel, Aryanto menjelaskan bahwa ada beberapa penyumbang utama deflasi Januari 2025 secara bulan ke bulan.

Meliputi kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar 1,41 persen.

“Komoditas penyumbang utama deflasi adalah tarif listrik sebesar 1,45 persen,” jelas Aryanto, dalam Konferensi Pers Bulanan melalui YouTube BPS Sulsel, Senin (3/2/2025).

Aryanto menyebut bahwa tarif listrik jadi penyumbang utama deflasi dipengaruhi diskon listrik 50 persen oleh PT PLN (Persero) yang berlaku mulai 1 Januari 2025.

Diskon 50 persen ini adalah paket stimulus ekonomi bagi pelanggan daya 2.200 Volt Ampere (VA) ke bawah.

Diskon listrik 50 persen ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024 tentang Pemberian Diskon Biaya Listrik Untuk Konsumen Rumah Tangga PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Aryanto juga memaparkan penyumbang utama inflasi bulan Januari 2025 secara tahun ke tahun.

Di mana, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya memberikan andil inflasi sebesar 0,54 persen.

Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah Emas Perhiasan.

Lalu ada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil 0,47 persen.

Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Kemudian Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran dengan andil 0,24 persen.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved