Cuaca Ekstrem di Parepare
Nelayan Parepare Diminta Tak Melaut, Tinggi Gelombang Capai 2,5 Meter
Polairud Sulsel imbau nelayan Parepare untuk tidak melaut. Cuaca buruk dengan gelombang mencapai 2,5 meter diperkirakan berlangsung hingga 31 Januari.
Penulis: Rachmat Ariadi | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, PAREPARE -- Cuaca buruk melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel), termasuk Kota Parepare.
Hal ini membuat Polairud Polda Sulsel melaksanakan patroli laut untuk memberikan imbauan kepada nelayan agar tidak melaut saat cuaca buruk terjadi.
"Benar, kami melakukan patroli laut untuk memberikan imbauan kepada nelayan di Parepare agar mewaspadai cuaca buruk," kata Komandan Kapal 2009 Polairud Polda Sulsel, Bripka Aris Barakasi, kepada Tribun-Timur.com, Kamis (30/1/2025).
Aris mengungkapkan, berdasarkan surat edaran BMKG, akan terjadi cuaca buruk di perairan Makassar bagian selatan dengan curah hujan lebat dan ketinggian gelombang 1,5 meter hingga 2,5 meter.
"Adanya surat edaran dari BMKG akan terjadinya cuaca buruk di perairan Makassar bagian selatan, dengan curah hujan lebat dan gelombang 1,5 meter hingga 2,5 meter. Itu mulai tanggal 29 sampai 31 Januari ini," ungkapnya.
Dia pun meminta nelayan Parepare dan sekitarnya untuk menunda keberangkatannya mencari ikan di laut.
"Ditunda dulu keberangkatannya untuk mencari ikan di laut karena kondisi sangat membahayakan para nelayan," ucapnya.
Nelayan di Pinrang Ditemukan Tewas di Tengah Laut
Sebelumnya diberitakan, seorang nelayan bernama Mail (55) ditemukan tim SAR dalam keadaan meninggal dunia di perairan Bili-bili, Pinrang, Rabu sore (29/1/2025).
Korban sebelumnya dinyatakan hilang setelah berangkat untuk memancing pada Selasa (28/1/2025) kemarin.
"Benar, tim SAR telah menemukan korban yang sempat dinyatakan hilang, dalam keadaan meninggal dunia," kata Dantim SAR Gabungan, Sufadly, saat dihubungi Tribun-Timur.com.
Sufadly mengungkapkan, korban ditemukan sekitar pukul 16.30 WITA di perairan Bili-bili, Kecamatan Suppa, Pinrang.
"Kami menemukannya sekitar 200 meter dari perahu yang digunakan korban untuk memancing. Saat ditemukan, keadaan korban terlilit tali," ungkapnya.
"Waktu ditemukan itu ada tali yang melilit," ucapnya.
Dia menduga korban terlilit tali dan terjatuh ke laut saat memancing, kemudian terseret ombak hingga meninggal dunia.
"Dugaan kami, korban terlilit kemudian jatuh dan terseret ombak sejauh 200 meter itu," ujarnya.
Sufadly menambahkan, pihaknya sudah memulangkan jasad korban ke rumah duka di Kampung Para, Bili-bili Pinrang.
"Sudah, kami sudah memulangkan jasad korban ke pihak keluarga," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.