Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosialisasi Gerakan Keluarga Maslahat di Makassar, Prof Kamaruddin: Indonesia Beruntung Memiliki NU

PBNU dan Kemenag gelar sosialisasi Gerakan Keluarga Maslahat di Makassar. Prof Kamaruddin Amin sebut Indonesia beruntung punya NU.

dok pribadi
Prof Kamaruddin Amin mengapresiasi peran NU dalam mengatasi persoalan keluarga dan stunting di Indonesia. Sosialisasi GKMNU di Makassar menekankan pentingnya keterlibatan ormas. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Prof Kamaruddin Amin, mengatakan Indonesia beruntung memiliki ormas besar bernama Nahdlatul Ulama yang kontribusinya tak diragukan lagi terhadap bangsa ini.

Hal tersebut disampaikan Kamaruddin Amin dalam sambutannya pada acara pembukaan Sosialisasi Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) Wilayah Sulawesi Selatan yang digelar di Hotel Karebosi Premier Makassar, Kamis, 5 Desember 2024.

“Seluruh lembaga dan kementerian telah berupaya mengatasi persoalan keluarga di negeri ini, namun tentu tidak pernah cukup tanpa keterlibatan civil society. Indonesia sangat beruntung memiliki ormas besar seperti Nahdlatul Ulama,” ungkapnya via rilis ke tribun-timur.com, Sabtu (7/12/2024).

Ia menambahkan, persoalan bangsa ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh tokoh formal, melainkan tokoh informal, civil society, dan ormas-ormas keagamaan memiliki peran yang sangat sentral, bahkan fundamental, dalam mengatasi masalah keluarga.

Selain itu, Kamaruddin Amin juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tingginya angka stunting di Indonesia yang mencapai 20 persen.

“Angka stunting di Indonesia masih di atas 20 persen. Ini angka yang tidak sedikit. Dengan kelahiran 3 hingga 3,5 juta anak per tahun, 20 persen di antaranya mengalami stunting, berarti ada 600 ribu anak yang stunting setiap tahun,” ujarnya.

Kamaruddin Amin memperingatkan, jika langkah signifikan tidak segera dilakukan, dalam 20 tahun mendatang jumlah anak yang stunting akan semakin besar. 

“Tentu kita tidak mungkin mencapai Indonesia Emas dengan generasi yang berkualitas jika banyak anak-anak kita mengalami stunting,” imbuhnya.

Prof Kamaruddin Amin, yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, sangat mengapresiasi keterlibatan ormas Islam dalam mengkampanyekan gerakan pencegahan stunting dan persoalan keluarga di Indonesia.

“Persoalan keluarga, termasuk stunting, merupakan hal yang fundamental bagi bangsa ini. Oleh karena itu, peran civil society sangat dibutuhkan, seperti langkah-langkah yang dilakukan oleh Satgas GKMNU melalui pelibatan masyarakat dalam program ketahanan keluarga,” pungkasnya.

Gus Yahya: Waspada Ideologi Anti Keluarga dan Ideologi Kedaulatan Reproduksi

Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, dalam arahannya menyebutkan PBNU saat ini telah berhasil membentuk Satgas GKMNU di 9 provinsi, yakni seluruh Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, NTB, dan Sulawesi Selatan.

“Alhamdulillah, setelah setahun menggulirkan program ini, kita berhasil membentuk Satgas GKMNU di 9 provinsi dan memiliki lebih dari 100 ribu kader Satgas GKMNU di seluruh Indonesia, dengan tidak kurang dari 2,5 juta keluarga yang menjadi partisipan GKMNU,” sebutnya.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, juga menyebut bahwa gerakan keluarga maslahat Nahdlatul Ulama merupakan keharusan untuk mewujudkan kembali khittah para ulama yang telah ada berabad-abad lamanya.

“NU adalah pesantren besar, dan pesantren adalah NU kecil. Maka apa yang dilakukan NU adalah perwujudan dari peran pesantren itu sendiri, yang kemudian diorkestrasi dalam skala yang lebih luas dan dikembangkan pengelolaannya agar lebih efektif di tengah masyarakat,” ujarnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved