Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dinkes Makassar Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting

Kegiatan dihadiri seluruh kepala puskesmas di Kota Makassar, petugas gizi hingga Tim Penggerak PKK Kelurahan dari 19 lokus stunting di Makassar.

|
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sakinah Sudin
Dok Dinas Kesehatan Kota Makassar
Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar mengadakan Evaluasi Intervensi Spesifikasi Stunting di Hotel Aston Makassar Jl Hasanuddin, Jumat (29/11/2024). Kegiatan dihadiri seluruh kepala puskesmas di Kota Makassar, petugas gizi hingga Tim Penggerak PKK Kelurahan dari 19 lokus (lokasi) stunting di Makassar.  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Makassar mengadakan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting di Hotel Aston Makassar Jl Hasanuddin, Kamis (28/11/2024). 

Kegiatan dihadiri seluruh kepala puskesmas di Kota Makassar, petugas gizi hingga Tim Penggerak PKK Kelurahan dari 19 lokus (lokasi) stunting di Makassar. 

"Kegiatan ini membahas terkait program-program yang telah dilaksanakan dalam upaya dan intervensi stunting serta evaluasi untuk perbaikan ke depan," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Makassar Sunarti, dalam keterangannya kepada Tribuin-Timur.com, Jumat (29/11/2024).

Hadir sebagai narasumber Kepala Dinkes Makassar Nursaidah Sirajuddin dan Andi Khadijah Iriani, perwakilan Tim Penggerak PKK Kota Makassar.

Nursaidah Sirajuddin menyampaikan, selama empat tahun terakhir, upaya percepatan penurunan stunting telah diarahkan untuk mencapai target prevalensi secara Nasional 14 persen pada tahun 2024. 

Lebih dari itu, kata wanita yang karib disapa Ida, Pemkot Makassar ingin segala bentuk masalah gizi dihapuskan pada 2030, sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

"Upaya ini bukan semata tentang penurunan angka prevalensi, melainkan juga tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia," kata Ida.

"Upaya saat ini akan menentukan mutu generasi penerus bangsa, yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan pembangunan di masa depan," jelasnya.

Ida menegaskan, penurunan angka stunting merupakan proses jangka panjang yang memerlukan komitmen bersama untuk mewujudkan generasi penerus di Kota Makassar sehat dan berkualitas.

Intervensi spesifik stunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi secara langsung penyebab stunting

Intervensi ini ditujukan kepada ibu hamil dan balita dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) serta pada remaja putri. 

Capaian intervensi spesifik bisa berkontribusi sebesar 30 persen pada penurunan stunting apabila seluruh capaian intervensi yang dilakukan sudah mencapai 90 persen. 

Beberapa program kegiatan upaya pencegahan dan penurunan stunting telah dilaksanakan dengan prioritas pada wilayah 19 kelurahan lokus stunting yang ditetapkan melalui aksi konvergensi, tanpa mengabaikan kelurahan lainnya di Kota Makassar.

"Harapannya, semoga Tahun 2024 terjadi penurunan prevalensi stunting baik melalui hasil SSGI maupun ePPGBM yang nantinya hasilnya bisa sepadan antara kedua data tersebut," kata Ida.

Data ePPGM dalam tiga bulan terakhir menunjukkan terjadi penurunan sebesar 0,31 persen dari 3,37 persen menjadi 3,06 persen di Bulan Oktober Tahun 2024.

"Hari ini dimaksudkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan intervensi spesifik di wilayah puskesmas dengan melihat sejauh mana perannya dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Makassar," ujarnya.

Di samping itu pula, diharapkan adanya peningkatan sinergi dan kolaborasi yang sangat baik dari Tim Penggerak PKK Kelurahan .

Ia berharap agar kegiatan ini menjadi pembelajaran berharga atas segala capaian yang diperoleh, dengan memperhatikan segala tantangan dan hambatannya serta memanfaatkan peluang yang ada demi percepatan penurunan stunting

Apalagi tugas besar ke depan adalah memutus mata rantai persoalan stunting di tengah masyarakat. 

"Mari kita bekerja dan maju bersama garda terdepan dalam menurunkan stunting. Tanpa aksiaksi nyata, penurunan stunting hanya ramai 
sebagai wacana dalam forum diskusi, tetapi kurang di dalam implementasi," imbaunya. (*) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved