Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilwali Makassar

Swing Voters Penentu di Pilwali Makassar, Mulia, INIMI, Sehati Bersaing Ketat

Hasil survei Lembaga Indikator periode 11-17 November menunjukkan bahwa masih ada 9,7 persen warga Makassar yang belum menentukan pilihannya. 

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
IST
Founder dan Peneliti Utama Lembaga Survei Indikator, Prof. Burhanuddin Muhtadi, memaparkan hasil survei Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pilihan Warga Makassar, Kamis (21/11/2024). Meski Indira-Ilham memimpin dengan pemilih kuat, hasil Pilwali Makassar masih bisa berubah hingga detik terakhir. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Basis suara swing voters menjadi penentu pada kontestasi Pemilihan Wali Kota Makassar

Hasil survei Lembaga Indikator periode 11-17 November menunjukkan bahwa masih ada 9,7 persen warga Makassar yang belum menentukan pilihannya. 

Selain itu, dari 90 persen masyarakat yang telah memiliki pilihan, 21 persen diantaranya masuk dalam kategori pemilih lemah. 

Dimana pemilih dengan kategori tersebut kemungkinan besar untuk mengubah pilihannya hingga menjelang pencoblosan. 

Selain ada 9,7 persen pemilih belum tentukan pilihan, ada 90 persen orang yang punya preferensi terhadap paslon, yaitu Appi-Aliyah, Seto-Rezki, Indira-Ilham, dan Amri- Rahman. Pilihannya masih bisa goyang," ungkap Founder dan Peneliti Utama Lembaga Survei Indikator, Prof Burhanuddin Muhtadi lewat rilis terkait temuan survei Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Kamis (21/11/2024). 

Karenanya, pemilih swing atau swing voters sangat mempengaruhi hasil akhir kontestasi Pilwali Makassar ini. 

Apalagi selisih elektabilitas Antara Munafri Arifuddin dengan kedua rivalnya yakni Indira dan Seto lebih kecil dari total jumlah pemilih yang kemungkinan berubah pilihan. 

"Artinya meskipun Munafri secara signifikan berada diatas Indira dan Seto, seharusnya melihat angka ini dia tidak bisa tidur nyenyak karena belum capai 50 persen," ulasnya.

Selain itu, pemilih yang dikategorikan kecil kemungkinan berubah pilihan juga tak boleh disepelekan. 

Kecil kemungkinan bukan berarti tak pindah pilihan, masih ada kemungkinan beralih ke paslon lain di sisa masa pencoblosan. 

Politik uang juga membawa pengaruh besar terhadap keberpihakan pemilih. 

Serangan politik uang menjelang pencoblosan potensi besar menentukan arah dukungan masyarakat. 

"Variabel politik uang, betul warga Makassar cukup tinggi toleransi terhadap politik uang, dan jangan-jangan toleransi politik uang potensi dengan perubahan pilihan," ungkapnya. 

Diketahui, hasil surbei Indikator terhadap empat pasangan Calon Wali Kota Makassar menempatkan pasangan Appi-Aliyah pada posisi tertinggi. 

Pasangan dengan tagline MULIA ini unggul jauh dengan persentase elektabilitas 41,9 persen. 

Disusul pasangan Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi Amir Uskara (INIMI) 25,1 persen.

Ketiga, pasangan Andi Seto Gadhista-Asapa-Rezki (Sehati) 21,1 persen

Terakhir pasangan Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN) 2,1 persen.

Adapun pemilih  yang tidak tahu atau tidak jawab 9,7 persen. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved